Kesalahan Tak di Sengaja

3 0 0
                                    


Hari berlalu sudah dua minggu aku tak bertemu Darma kembali karna kesibukan kuliah ku, aku di rudung tugas yang sangat membludak. Membuatku kewelahan.

Dan Darma juga mungkin merasa aku tak mempedulikan dirinya lagi, Darma sering ngambek dan marah karna aku tak punya waktu untuk nya padahal di sisi lain diriku, aku sangat ingin meluangkan waktu untuk nya, aku butuh ketenangan dan kebahagiaan ku, semua itu ada pada Darma.

Namun mau bagaimana lagi namanya tugas kuliah, aku harus mengerjakan nya terlbih dahulu agar nilai ku bisa stabil tapi hal itu membuat Darma semakin merasa aku tak menghargainya.

Sering sekali cekcok hanya karna aku membicarakan jadwal hari kuliah ku.

Dan sekarang hari Rabu di minggu kedua tanpa bertemu Darma, aku sangat merindukan nya. Aku ingin segera ke rumah nya.

Aku bersiap untuk ke Kampus ada 2 jam kelas di hari Rabu ini, setelah jam itu selesai aku akan langsung bertemu Darma. Aku butuh pelukan dari nya.

Aku menaiki motor vario ku dengan normal menuju kampus, namun di tengah jalan aku merasa perut ku mulas sangat sangat mulas, rasanya sakit sekali. Bahkan tangan ku yang masih memegang setir motor bergetar.

Ku hiraukan rasa sakit itu, dan di situ aku menyadari wajah ku tiba tiba memucat dan badan ku juga memanas, aku masih melanjutkan motor ku dengan hati hati, sampai di kampus.

Aku berjalan dari parkiran menuju ruang kelas, sial sekali hari ini aku di ruang 4f di lantai empat gedung fakultas. Kenapa aku bilang sial? Karna "kampus Elit lift sulit" di kampus ini hanya ada tangga! Ku ulangi sekali lagi TANGGA! dan kalian bayangin woi gw perjalanan setengah jam lebih terus naik tangga lantai 4 apa nggak menyala itu sendi kaki ku.

Setelah itu aku mulai menuju ruang kelas ku tentu saja menggunakan TANGGA! karna hal itu kondisiku semakin memburuk, aku masih positif thingking bahwa aku akan baik baik saja jika sampai di kelas nanti, namun saat aku sampai di ruang kelas dadaku sangat sesak, dan perut ku mulai bergejolak lagi sakit sangat sakit, seketika badan ku melemas berkeringat dingin.

Okta selaku teman perkuliahan ku dia menyadari ada keanehan padaku, langsung menyuruhku untuk duduk.

Aku duduk di kursi sebelah Okta.

"Riz muka mu pucet banget, badan mu juga anget? Mau ke klinik kampus aja kah?"

Aku menggeleng padanya dengan senyum kesakitan aku menahan perutku dengan kencang.

"Kamu mens kah?"

"M-mungkin, udah tanggal nya"

Balas ku, okta buru buru keluar kelas menuju kantin di lantai 2 mencari obat untuk ku.

Aku mulai merasa berkunang pengelihatan ku buram. Teman sekelas yang lain juga menanyakan kondisiku.

Tapi jujur aku tak tau kenapa tiba tiba seperti ini, padahal pikirku aku tak sakit kepala, tapi kenapa ini aku tiba-tiba demam sakit perut dan sakit kepala menjadi satu.

"Riz kamu demam tinggi gini tetep kamu paksa masuk kuliah"

Teman teman sekelas ku mulai ribut dan mengkhawatirkan kondisiku, aku juga merasa menjadi beban mereka, ketua kelas mengajak ku untuk ke klinik bersamaan dengan okta yang baru kembali membawa minuman pereda nyeri di tangan nya, mereka berdua menuntunku untuk ke klinik kampus.

Dan akhirnya aku mengangguk mengiyakan mereka, aku menurut dan di tuntun untuk turun ke klinik kampus.

Sampai di klinik tubuhku di baringkan karna aku merasa sedikit lelah aku pun tertidur. Dan okta menungguku di samping tempat tidurku.

Penjaga klinik memeriksaku dan mengatakan bahwa aku hanya mengalami nyeri haid dan kelelahan, dan meminta okta untuk menjagaku saat aku tertidur.

6 jam aku tertidur dan hari semakin sore penjaga klinik menyuruh okta untuk membangunkan ku dan aku terbangun terkejut, Okta masih menungguku sampai melebihi batas jam pulang.

Alur Absurd GADISKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang