Caramela • Part 22

127 40 2
                                    

halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!

⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIR

happy reading!
•••

Suara tepuk tangan meriah memenuhi ruang kelas saat presentasi kelompok Caramela selesai.

Meskipun sempat ada drama karena flashdisk ketinggalan, mereka berhasil menyampaikan materi dengan baik.

Bahkan beberapa teman sekelas mereka tampak kagum dengan cara mereka membawakan presentasi.

Caramela menghembuskan napas lega. Awalnya, ia sempat gagal fokus karena pikirannya masih dipenuhi oleh laki-laki yang tadi ia lihat di rumah Laura. Tapi ia mencoba lebih keras untuk tetap tenang dan berhasil melewati presentasi tanpa kesalahan besar.

Begitu mereka kembali ke bangku masing-masing, Laura langsung menjatuhkan diri ke kursinya dengan ekspresi puas.

"Kita berhasil!" katanya dengan nada lega.

Laras mengangguk sambil tersenyum. "Padahal tadi gue sempet panik banget, apalagi pas drama flashdisk ketinggalan."

Sherly tertawa kecil. "Untung kalian sempet ambil. Kalau gak, bisa berantakan. Sia-sia kita kerja kelompok kemarin,"

Vinia menoleh ke Caramela. "Lo tadi keliatan ngelamun, Mel. Tapi tetep keren bisa fokus lagi."

Caramela hanya tersenyum tipis. Ia tidak ingin membahas apa yang mengganggunya sekarang. Yang terpenting, mereka sudah menyelesaikan presentasi dengan baik.

Setelah duduk beberapa saat, tiba-tiba Caramela merasakan kram di perutnya lagi.

Rasa sakit itu semakin terasa, membuatnya secara refleks meremas pelan perutnya sambil menunduk.

Laura, yang duduk di sampingnya, langsung menyadari perubahan ekspresi Caramela.

"Mel, lo kenapa?" bisik Laura dengan nada khawatir.

Caramela menggeleng pelan, berusaha menormalkan napasnya. "Gue gak apa-apa. Cuma... perut gue keram,"

Tapi jawaban itu tidak membuat Laura tenang. Justru, kepanikannya semakin bertambah. Ia baru ingat satu hal penting - Caramela sedang hamil!

Tanpa berpikir panjang, Laura langsung berdiri. "Bu permisi, Caramela sakit. Saya anter dia ke UKS dulu, ya."

Guru mereka menoleh dan mengangguk. "Silakan, bawa aja. Jangan lupa lapor ke petugas UKS."

Laura dengan sigap membantu Caramela berdiri dan membawanya keluar kelas.

Beberapa teman mereka melihat dengan wajah penasaran, tetapi Laura cepat-cepat berkata, "Magh-nya Caramela kambuh."

Alasan itu cukup masuk akal, jadi mereka tidak bertanya lebih lanjut.

Begitu keluar dari kelas, Laura menatap Caramela dengan ekspresi serius. "Tahan ya, Mel. Sebentar lagi kita sampe,"

Caramela hanya bisa mengangguk pelan, mencoba mengatur napasnya di tengah rasa kram yang semakin terasa. Ia hanya bisa berharap semuanya baik-baik saja.

Sesampainya di UKS, Laura langsung membantu Caramela berbaring di salah satu ranjang.

Petugas UKS, seorang perempuan paruh baya bernama Andin, segera mendekat dengan ekspresi khawatir.

"Apa yang sakit, Nak?" tanyanya lembut.

Laura buru-buru menjawab, "Magh-nya kambuh Bu,"

Saat tangan Andin ingin menyentuhnya, Caramela langsung menegang.

Jika Andin memeriksa perutnya, rahasianya bisa terbongkar. Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Namun, sebelum ia sempat berpikir untuk menolak, tiba-tiba Laura mengerang pelan dan memegangi kepalanya.

"Aduh... kepala saya pusing banget," keluhnya dramatis.

Andin langsung mengalihkan perhatian ke Laura. "Kamu sakit juga?"

Laura mengangguk lemah, berusaha meyakinkan aktingnya. "Iya, Bu... saya boleh tiduran sebentar?"

Andin menghela napas, terlihat khawatir. "Ya udah, kamu juga istirahat di sini." Ia membantu Laura berbaring di ranjang sebelah Caramela, lalu pergi untuk mengambil air putih.

Begitu Andin menjauh, Caramela menoleh ke Laura dengan tatapan penuh rasa terima kasih.

•••
don't forget to vote n comment ‼️

Caramela (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang