We Are ...?

512 86 19
                                    

Karena ini chapter ending, kalian harus banyak vote dan komen! Follow juga!
DILARANG MENJADI SIDERS!!

Siapkan hati kalian semua.

Menemani malming yang jones:)))

Jangan lupa baca pengumuman penting di bawah agar tidak ketinggalan informasi!
Balas juga pesan author, karena ingin mengetahui sudut pandang kalian:))

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)⁠➜60 vote!

Happy 10K pembaca, sayangnya banyak yang jadi siders:'

Ini chapter terpanjang. 😔👊🏻
Ayo, kerja samanya 🥺😇

°


♪♪♪


===Happy reading===

"Wah, dia mungil sekali!" Gemasnya melihat sosok kecil yang berkulit merah di dalam inkubator.

Tiga orang yang tidak kalah masih kecil pun menatap penuh antusias suatu gumpalan imut di sana. Satunya harus menjinjit untuk bisa sampai.

"Kiyowookk!" teriak Jaemin sambil mengetuk-ngetuk kaca inkubator.

"Nana, adiknya aku kaget!" Renjun melepaskan tangan Jaemin yang mengetuk-ngetuk kaca inkubator.

"Hi-hi-hi, maaf, Injuni. Adiknya Injun lucu sekali."

"Namanya siapa?" tanya Jeno

Renjun menatap sang adik yang tidur dengan nyaman, lalu tersenyum. "Namanya Lele!" bisiknya pelan agar tidak membangunkan adik bayi.

"Lele? Mirip dengan nama ikannya Uncle Mingyu, loh!" Jeno ikut melihat Lele yang sedang tidur nyaman dibalik selimut.

"Kenapa namanya Lele?" Jaemin jadi penasaran.

Renjun sejenak berpikir, mengerutkan dahi. "Karena Lele lucu sekali!"

Jaemin membuka mulut lebar. "Oh ... bukan karena kepalanya besar dan punya kumis, ya?" Jaemin ingat betul bentuk ikan lele yang sering dilihat, di rumah tetangga.

Bibir Renjun mengerucut. "Lele bulan ikan lele, huh! Injun malah!" bela Renjun atas nama Lele.

"Eh ... Renjun jangan marah, dong. Nono dan Nana kan ndak tahu, loh!" bujuk Jeno, melihat Renjun bersungut-sungut marah.

Iya, setelah sekian lama. Akhirnya, Renjun memiliki adik manis dan lucu. Nakamoto Chenle. Bayi yang baru lahir beberapa jam lalu, kulitnya masih merah, dan membutuhkan perawatan khusus di inkubator. Renjun begitu antusias memamerkan adik barunya yang bernama Lele itu.

Omong-omong, si kembar sudah fasih melafalkan huruf 'R' dengan jelas. Apalagi usia mereka akan menginjak angka enam. Tentu, banyak perkembangan. Sedangkan Renjun, dia masih sedikit kesusahan, terkadang bisa melafalkan huruf 'R', tetapi terkadang masih cadel dalam beberapa kata.

"Kenapa Injun punya adik?" pertanyaan tak terduga terlontar begitu saja dari Jeno.

"Biar Jeno dan Jaemin tidak berebut Renjun lagi, dong!" balas ayah yang datang dari belakang.

"Ugh! Tapi kan Injun memang pacar Jaemin, Ayah!" Sungut Jaemin.

"Mana boleh, Pacarnya Jeno tahu!"

"Tuh, kan. Makannya Mama Win bikin adik lagi, biar kalian tidak berebut Renjun!"

Kunti Bogel ||• NoRenMin (S¹)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang