"Ada yang ditanyakan anak anak." Tak lama setelah bu April menyelesaikan perkataannya bell pulang sekolah pun berbunyi.
"Okey. Karena sudah bell saya akhiri pelajaran bahasa indonesia ini dan silahkan pulang."
"Terimakasih bu April dan selamat sore." Ucap kita serempak
"Selamat sore."
Aku sudah merapikan alat tulisku sejak tadi. Karena aku ingin bertemu dengan Zein. Tapi saat aku ingin keluar dari ruang kelas tangan ku ditahan oleh seseorang.
"Eh. Ren jaket mu ketinggalan." Ucap Arjuna sambil memberikan jaketnya. Huh aku sampai lupa jika aku membawa jaket. Aku adalah orang yang cukup pelupa.
"Terimakasih jun. Aku duluan ya." Ucapku dan meninggal kan juna.
"Eh. Ren--." Ucapan juna terpotong karena aku sudah menjauh.
Akhirnya aku sudah di gerbang sekolah, banyak siswa dan siswi yang sudah pulang jadi gerbang nampak sepi. Itu tak jadi masalah ku karena semakin sedikit orang maka aku semakin mudah menemukan dia.
Aku menyebarkan pandangan ku ke penjuru sekolah untuk mencari orang yang membuat ku pusing. Tak ada tanda tanda dia disini. Kemana perginya orang itu.
"Ren belum pulang?."
"Eh. Jun ngagetin aja, belum baru nunggu orang." Yap benar dia adalah juna.
"Oh. Mau pulang bareng?."
"Endak usah. Nanti km kelamaan nungguin aku."
"Ga apa apa kok."
"Endak usah aku nanti pulang bareng mas Bentala kok."
"Yaudah aku pulang."
Setelah kepergian Arjuna aku pun pergi ke taman dekat sekolahku. Entah ada apa diriku tiba tiba kaki ini melangkah ke arah taman. Aku melihat ke arah taman banyak anak anak seumuran pelita yang sedang bermain bersama temannya. Aku jadi kangen pelita.
Hingga pandangan ku terpaku kerena segerombolan anak anak yang sedang bersama badut beruang disana. anak anak itu nampak bahagia dan tersenyum bebas karena badut itu. Aku pun tersenyum teringat Zein yang selalu berusaha untuk aku tersenyum. Dimana orang itu, aku merindukan nya, kau menyebalkan zein.
Karena penasaran aku pun mendekat kearah badut itu. Disana aku bisa mendengar kalau badut itu sedang bercerita atau mendongeng. Banyak anak anak yang mendengarkan secara seksama. Aku kira sudah langka anak anak yang menyukai cerita dongeng.
"Dan akhirnya kelinci dan singa hidup bersama. tamat." Ucap badut itu.
"Kenapa singa endak memakan kelinci." Ucap seorang anak kecil berbaju merah
"Karena kelinci sudah menolong singa ketika singa diterkena perangkap pemburu. Singa membalas budi sang kelinci dengan cara melindungi kelinci dari pemburu dan janji tidak akan memakan kelinci. Itu pentingnya persahabatan. Jika ada teman kita yang butuh pertolongan kita jangan sungkan sungkan untuk menolongnya." Ujar badut itu dengan sabar dan lemah lembut sama seperti Zein ketika mengobrol dengan ku.
"Cukup sekian untuk dongeng hari ini. Dan sampai jumpa dihari esok." Pamit badut itu.
Saat aku ingin menyusul badut itu. Kaki ku terhenti karena ada panggilan masuk di hp ku.
"Iya hallo."
"..."
"Iya iya ini baru ke toilet bentar lagi keluar."
"..."
"Iya iya tunggu Ren."
Tut
Rupanya telepon itu dari mas Bentala yang sudah didepan gerbang sekolah. Dan menyuruh ku pulang. Maaf mas Bentala Ren bohong sebenarnya Ren ke taman bukan ketoilet. Jangan hukum Ren ya mas.
Koreksi jika ada typo.
Terimakasih untuk yang sudah membaca.
Jangan lupa vote dan komenn.
Jangan lupa aku bikin book baruuuu jangan lupa dikepoin

KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Kasih Dikota Bengawan
Novela Juvenil"sebenarnya kamu siapa zein" renjana yang penasaran dengan kehidupan kakak kelasnya yang diasingkan semua murid disekolah. bagaimana kelanjutannya.... langsung aja membaca Terispirasi dari kisah nyata. Tapi ada yang ku buat non fiktif. Asli dari ot...