Seberkas cahaya menyelusup masuk melalui celah jendela. Menerpa lembut wajah seorang perempuan yang masih terlelap. Begitu pantulan cahaya itu menimpa kedua matanya, reaksi kecil mulai terlihat. Dengan perlahan, Agnes, membuka kedua matanya. Ia menguap. Ditengoknya sang suami yang masih tertidur pulas sedang menghadap ke arahnya. Agnes tersenyum sambil mengusap lembut bibir Julio. Agnes bermaksud untuk bangun, namun kontan ia merasa ada yang aneh dalam perutnya. Mual. Dan tiba-tiba saja kepalanya terasa berputar. Ada sesuatu yang harus ia keluarkan.
"Yailah..." ucap Agnes saat ia menyibakkan selimutnya. Ia baru menyadari dirinya masih dalam keadaan tanpa busana. Setelah semalam melakukan "bed-party" bersama Julio. Masa bodo! Dengan telanjang Agnes berlari menuju kamar mandinya karna perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.
Agnes memuntahkan isi perutnya. Badannya terasa lemas, sampai ia harus bertumpu pada wastafel agar tidak terjatuh. Kepalanya makin berputar. Ia menyalakan kran dan bermaksud untuk membasuh wajah dan mulutnya, sampai perutnya melakukan perlawanan untuk kedua kalinya. Agnes kepayahan. Julio yang mendengar suara Agnes akhirnya bangun. Setelah mengumpulkan nyawanya yang masih terdampar di alam bawah sadar ia pun menyadari satu hal, istrinya tidak ada di sebelahnya dan samar-samar ia melihat ada seseorang sedang berdiri sambil memegangi wastafel.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Julio mendapati Agnes dengan wajah pucat. Sama halnya dengan Agnes, Julio berlari ke kamar mandi tanpa sempat menutup badannya
"Perut aku mual banget, kepala aku pusing..." jawab Agnes dengan suara lemas
"Kamu salah makan? Atau kenapa? Duh, atau masuk angin..atau kamu ada sakit maag?" cerocos Julio membuat Agnes semakin pusing
"Bukaaann, sayang.. Aku juga nggak tau kenapa bisa jadi gini"
"Kita ke dokter sekarang ya.. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu" Julio menggendong Agnes dan bermaksud untuk keluar kamar.
"Sayanggg..."
"Apa? Kenapa lagi? Mau muntah lagi?"
"Bukaaannn...."
"Trus kenapa? Ayo bilang dong, sayang.. Kita harus buru-buru ke dokter nih, kamu mau minta apa?"
"Kita mau telanjang pergi ke dokternya?" tanya Agnes membuat Julio berhenti. Ucapan Agnes membuatnya berfikir, dan sesaat kemudian tawa aneh keluar.
"Oiya...lupaaaa" Julio lalu menurunkan Agnes dan mendudukkannya di tepi ranjang. Ia bergegas mengambilkan baju untuk istrinya itu dan memakaikannya. Dengan telaten Julio menutupi badan Agnes, dan setelah beres ia pun juga berpakaian
"Masih mau muntah nggak?" tanya Julio dan Agnes hanya menggeleng. Julio meraih kembali badan Agnes dengan sekali gerakan dan membawanya ke dokter.
Sedari turun dari mobil hingga masuk ke dalam ruangan dokter, Julio selalu menggendong Agnes. Ia tidak membiarkan istrinya untuk berjalan karna takut akan makin lemas dan malah pingsan. Julio menanti dokter yang sedang melakukan pemeriksaan pada Agnes. Ia memainkan jarinya diatas meja menandakan kepanikannya yang luar biasa. Hampir sepuluh menit, akhirnya dokter menyibakkan tirai dan Julio segera memapah Agnes untuk turun dari ranjang.
"Istri saya kenapa, Dok? Tidak ada masalah serius kan?" Dokter yang mengamati reaksi berlebihan Julio malah menanggapinya dengan senyuman. "Kok Dokter malah senyum sih? Apanya yang lucu, Dok?"
"Bapak yang lucu.." jawab wanita yang ditaksir sekitar berusia empat puluh tahunan yang memiliki wajah bersahaja khas seorang ibu, ia melepaskan kacamatanya plusnya. Julio yang mendapati jawaban aneh dari sang Dokter, makin bingung
"Kok saya lucu sih? Saya serius, Dok, istri saya kenapa?"
"Kalian ini pasti pengantin baru ya?"
YOU ARE READING
FOREVER ✔
Romance[Romance Story] Sequel dari kisah cinta Julio dan Agnes di cerita Promise