Chapter 11

84 6 0
                                    

Chimon berjalan menuruni anak tangga agar bisa sampai ke bawah dan ia tidak lupa mengunci gerbang rumah nya. Chimon duduk di kursi depan sambil memainkan handphonenya, tak berselang lama nanon sampai dengan setelan baju yang masih sama.

Ia keluar dari mobil dan menghampiri chimon yang masi terduduk di atas kursi.

"Ayo" ajak nya, kemudian chimon beranjak dari kursi itu dan masuk ke dalam mobil nanon.

Di dalam mobil suasana terasa hening, hanya lagu saja yang terdengar di dalamnya, nanon fokus untuk menyetir dan chimon sibuk melihat melihat jalanan sepi yang ada di luar jendela mobil.

Keheningan itu berlangsung cukup lama, dari awal mereka berangkat dan kini mereka yang sudah sampai di depan rumah makan.

Nanon mematikan mesin mobilnya dan melepas sabuk pengaman.

Mereka berdua keluar dari dalam mobil dan jalan beriringan menuju ke rumah makan.

*di dalam rumah makan.

Mereka berdua memilih untuk duduk di kursi sebelah kanan kasir yang sedang tidak ramai orang.

"Lo mau pesen apa?" ucap nanon sambil membuka setiap lembar di buku menu.

"Gue mau nasi goreng yang pedes" jawab chimon.

"Nggak, gak boleh, lo ga boleh makan yang pedes" nanon meletakkan buku menu itu di atas meja dan kemudian ia memanggil pelayan.

"Saya pesen ayam bakar 2, yang 1 pedes yang satu nggak, minum nya saya mau 2 jeruk hangat, oh ya sama air putih 1" chimon hanya diam sambil terus memperhatikan nanon.

"Baik, apakah ada tambahan lagi?" ucap pelayan itu.

"Tidak"

"Baik, silahkan di tunggu sebentar ya" nanon mengangguk sebagian jawabannya.

Pelayan itu pergi dan nanon kembali memutar pandangannya ke arah chimon, ia melihat wajah chimon yang sedang badmood, bahkan saat ini chimon tidak melirik sedikit pun ke arahnya.

"Kenapa chi?" tidak ada jawaban dari chimon, nanon hanya tersenyum kecil kemudian ia memegang dagu sahabatnya itu agar beradu tatap dengannya.

"Kenapa, hm?" tanya nanon dengan deep voice nya.

Chimon langsung menepis tangan nanon yang masih ada di dagunya kemudian ia cepat-cepat membuang pandangannya ke sembarang arah.

Kini pipi nya memerah dan itu menambahkan kesan lucu di wajahnya.

"Cailah, salting lo ya? pipi nya merah banget" goda nanon sambil menyentuh pipi chimon.

"Apaan sih, gada salting saltingan" chimon bingung harus menyimpan wajahnya di mana lagi?

"Hahaha gemes banget sih"

Selama menunggu makanan itu sampai nanon terus menggoda chimon sampai sampai chimon di bikin naik darah dengannya, bagaimana tidak, dari tadi nanon terus membahas pipi nya yang semakin memerah seperti tomat.

Tak lama dari itu makanan mereka sampai, sesuai dengan pesanan dan ada 1 dessert gratis yang di berikan untuk mereka berdua.

*skip sudah selesai makan

"Minum obatnya" ucap nanon sambil membuka botol air minum untuk chimon.

"Nanti aja di rumah" sangkal chimon dengan wajah imut, berharap nanon akan menuruti kemauan nya itu, tapi tidak.

"Nggak boleh, lo udah telat makan malah telat minum obat, minum sekarang" nanon meletakkan sebotol air mineral di depan chimon.

Chimon hanya bisa memutar bola matanya dengan malas. Ia merogoh tas untuk mencari obat yang harus di minum oleh nya.

Kembali bertemu tapi tidak untuk bersatu (perthchimon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang