part 17

91 9 12
                                    

"Kau tunggulah di bawah. Aku akan memanggil Luke."

Aku mengangguk. Benar juga lebih baik aku tunggu dibawah daripada saat aku masuk Luke hanya memakai boxer, handuk atau lebih parahnya... naked.
Astaga pikiranku jorok sekali. Ew.

Aku melangkahkan kakiku turun ke bawah lalu duduk diruang tamu. Pandanganku menyusuri pigura-pigura foto berisikan foto keluarga hemmings. Aku iri dengan mereka.

"WHAT THE FUCK LUKE?!" Suara Ashton terdengar dari atas membuatku terlonjak kaget. Apa yang terjadi?

Aku berlari menaiki tangga lalu menuju kamar Luke. Kulihat Ashton dan Luke disana. Ashton memberikan tatapan tajam kepada Luke. Kenapa mereka?

"Apa yang terjadi?" Tanyaku penasaran.

"Kita pulang, Clair." Ashton menarik tanganku lalu aku melepaskannya. Aku masih penasaran dengan semua pertanyaanku.

"Apa yang terjadi disini, Luke?" Aku kembali bertanya. Luke menundukkan kepalanya. Kurasa ada yang berbeda dari Luke. Aku mengamati penampilannya. Mataku terpaku pada bekas merah di lehernya. Apakah itu..

"Luke? um- itu? um-" Tanyaku sambil menunjuk bekas merahnya. Luke masih menunduk. Tidak menjawab. Ia diam mematung didepanku. Apakah dia? Astaga.

"What happen, babe?" Suara perempuan terdengar dari kamar Luke. Tiba-tiba saja mataku berair. Tidak. Aku tidak boleh menangis.

Tak lama seorang wanita keluar dari kamar Luke. Rambutnya blonde sepertiku. Yang membuat mataku terpaku adalah, ia memakai kaos nirvana Luke.

Perempuan itu memeluk Luke dari belakang lalu mencium bibir Luke dengan cepat. "Kau siapa?" tanya nya.

"Ak-aku aku-"

Belum sempat aku berbicara Ashton menarikku pergi. Air mataku jatuh begitu saja. Ini sakit. Ashton benar. Aku masih sedikit mencintai Luke.

Ashton membukakan pintu mobil untukku. Aku menutup wajahku menggunakan tanganku. Air mataku mengalir semakin deras saat aku mendengar Luke memanggil namaku.

"Clairine wait!" Ia mengejarku. Ashton menutup pintu mobilku lalu berdiri menahan Luke. "Clairine, aku bisa menjelaskan semuanya!" Teriak Luke dari balik kaca mobil sambil menatapku nanar.

"Clairine, please."

Air mataku semakin deras membasahi pipiku. Lagi-lagi dia mengecewakanku. Apakah dia tidak puas membuatku mencintainya diam-diam dalam waktu lama?

Kulihat Ashton menarik Luke menjauhi mobil. Entah apa yang mereka bicarakan atau apa pelajaran yang diberikan Ashton pada Luke aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Ini sakit.

Beberapa detik kemudian Ashton menaiki mobil lalu langsung menginjakkan gasnya menjauh dari rumah Luke. Aku menghapus air mataku ingin bertanya apa yang terjadi. "Apa yang kau katakan padanya?"

Tatapan Ashton masih lurus kedepan. Raut wajahnya sangat marah dan uratnya menegang. Aku tidak menyangka dia bisa semarah ini. "Aku menyuruhnya menjauh darimu."

****

Aku masih tak percaya dengan semua ini. Disaat aku melupakannya, dia kembali. Disaat aku kembali mengharapkannya, dia menjatuhkanku. Apakah dia berfikir aku sebuah boneka?

Aku masih dikamar sambil memeluk gulingku. Tidak, aku tidak menangis. Untuk apa aku menangisi nya yang jelas-jelas menyakitiku? Aku memang bukan siapa-siapa tapi tidakkah dia berfikir bahwa dia baru saja ingin menyatakan perasaannya padaku lalu tiba-tiba dia sudah tidur dengan gadis lain? Aku tak menyangka dia bisa sejahat itu.

"Clair?" Aku menoleh ke arah pintu. Wajah Calum disana. "Apakah kau mau pizza? aku membawakanmu pizza karna kata Ashton kau sedang galau karena um- Luke. Dan kudengar pizza adalah makanan favoritmu." Lanjutnya. Aku mengangguk.

Ia tersenyum lalu memghampiriku dengan sekotak pizza ditangannya. "Kau bersama Ashley?" tanyaku. Entah mengapa aku bertanya seperti itu. Itu keluar begitu saja.

Calum diam lalu menggeleng. Oke kurasa aku salah bicara. "Clair?" Aku mendongak. "Aku ingin minta maaf padamu. Um- waktu itu aku dan Ashley.."

"Berciuman?" Sela ku cepat. Aku tak ingin Calum melanjutkannya karna itu akan lebih sakit didengar.

Calum memberikan tampang kagetnya kepadaku. "Bagaimana kau tau?"

Aku membuang pandanganku darinya. "Ia memperlihatkan foto itu padaku."

"Fuck." kudengar Calum bergumam kecil tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku masih enggan menatapnya karna itu membuatku terbayang-bayang foto sialan itu. "Maafkan aku, Clair." Ucapnya.

Aku melahap pizza ku lalu sedikit menatapnya agar ia berfikir aku biasa saja. "Tak apa. Kau tidak perlu minta maaf. Aku bukan siapa-siapamu."

"Tidak-tidak. Dengarkan aku dulu. Sebenarnya bukan aku yang menciumnya. Tapi dia yang menciumku. Dan percayalah aku tidak membalasnya." What? Ashley yang menciumnya? wow ia agresif sekali.

"Dia yang menciummu?" Calum mengangguk. "Wow ternyata dia agresif juga ya." Lanjutku.

Calum tertawa mendengar ucapanku. Mendengar tawa nya membuatku tersenyum. Menggemaskan sekali rasanya aku ingin mengigit pipinya. Tapi tidak. Itu tidak akan kulakukan karna aku tidak se agresif Ashley.

Aku dan Calum memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat rumahku. Disini cukup ramai dengan anak kecil. Ada juga beberapa mainan anak kecil dan tak lupa, rumah pohon tempat ku dan Ashley. "Cal, aku ingin es cream." Pintaku kepada Calum. Percayalah aku hanya mengetes kesabarannya saja. Sebenarnya aku bisa membeli sendiri dan tidak manja seperti itu.

"Ay Ay, Princess. Wait here." Ucapnya berlari menjauh dariku.

Aku duduk lalu memperhatikan sekeliling. Aku suka tempat ini. Belum lagi banyak anak kecil. Aku sangat suka anak kecil. Mereka menggemaskan.

"Kau memperhatikan apa?" Tanya Calum yang duduk disampingku sambil meyodorkan es cream. Aku hanya diam sambil menjilat es cream vanila di tanganku. "Kau suka anak kecil?"

Aku mengangguk. "Aku sangat menyukai mereka. Mereka selalu bisa membuatku tertawa hanya dengan memerhatikan saja. Lihatlah tingkah mereka, menggemaskan." Ujarku menunjuk 2 anak kecil yang sedang bercanda berdua dengan es cream ditangan mereka.

"Aku juga sering membuatmu tertawa. Apakah kau tidak menyukaiku?" Ucapan Calum membuatku menoleh ke arahnya yang sedang menatap es cream dengan wajah polosnya. Aku tertawa melihat ekspresi wajahnya yang seperti anak kecil.

"Lihat? aku membuatmu tertawa padahal aku tidak melakukan apa-apa. Kau seharusnya juga menyukaiku."

Aku terkekeh. "Mengapa kau begitu ingin aku menyukaimu?"

Calum terlihat berfikir mencari jawaban. Kira-kira apa yang dijawabnya? "Karna aku hanya menyukaimu dan aku ingin kau jujur padaku kalau sebenarnya kau juga menyukaiku dan berhenti berbohong seolah-olah kau tidak."

****

Hayoooo lebih ship Calrine (Calum and Clairine) / Cluke (Clairine and Luke) ?

Broken Trust  • chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang