Ngembaliin Reza jd kayak dulu? Aku bahkan baru kenal beberapa hari aja, nggak tau Reza dlu kayak gimana. Tapi aku penasaran, Reza dulu itu kayak gimana sampai dia nggak bisa move on sama mantannya, Agnes.
Aku mengambil smartphone dari tas. Aku membuka facebook dan mencari Reza. Untung saja kemarin Reza sudah meng-add aku di facebooknya, jadi tidak susah mencari.
Aku.melihat-lihat foto yang di albumnya dua tahun uang lalu. Reza yang dulu berbeda dengan yang sekarang. Dia jauh lebih ceria, banyak fotonya bersama dengan teman-temannya. Hampir di semua fotonya terdapat satu wanita yang selalu ada.
Berkulit putih, langsing, tinggi, dan sangat cantik. Asetnya pun bisa membuat iri wanita lain. Wanita itu adalah Agnes. Bahkan di salah satu foto saat Agnes berulang tahun, Reza mencium pipi Agnes dan diikuti oleh tatapan mesra Agnes.
Mereka sangat mesra, intim.
Setelah melihat foto mereka, aku merasa ada perasaan aneh. Perasaan yang seharusnya tidak layak aku rasakan.
####
"Nadya.."
Reza berlarian ke arahku. Wajahnya tersenyum melihat aku sedang menunggu di sebelah ruang kelasnya.
"Kamu ngapain disini?"
"Nungguin kamu lah.. Mau bareng ke kosannya?"
"Ayo.. tapi makan dulu.. Aku lapar.. Bubur kenyangnya cuma setengah jam, abis itu lapar lagi."
Kami turun ke bawah, menuju foodcourt yang menjual berbagai macam makanan. Reza dan aku membeli nasi gudeg yang cukup terkenal.
Kami tidak mengobrol saat makan. Reza langsung memakan nasi gudegnya begitu sudah datang. Aku hanya menghabiskan setengah nasi gudeg dan sisanya dimakan Reza. Aku senang melihat Reza makan begitu lahap.
Kami langsung pulang ketika selesai makan, Reza masih butuh istirahat. Dia bisa saja sakit lagi kalau kecapekan. Saat kami menyebrang jalan, Reza menggenggam tanganku. Entah apa yang aku rasakan, yang pasti aku sangat senang.
Saat sampai kosan, aku tidak langsung masuk ke dalam kamarku. Aku masuk ke dalam kamar Reza, untuk memastikan kalau dia minum obatnya.
"Nad, makasih ya udah rawat aku." Ucap Reza tiba-tiba.
"Nggak apa-apa Za, kamu juga sakit gara-gara aku.. masa aku ngga rawat kamu?"
Kami terdiam. Kami duduk bersebelahan, tapi kami menatap satu sama lain. Wajah kami berdekatan, bahkan aku bisa merasakan nafas Reza yang memburu. Entah siapa yang memulai, wajah kami semakin mendekat, lalu..
Bibir kami bersentuhan..
Hangat dan lembut. Itu yang aku rasakan. Bibirnya melumat bibirku dan aku membalasnya. Aku memejamkan mataku untuk menikmatinya. Yang ingin aku rasakan hanyalah mendekapnya semakin erat dan tak ingin melepasnya.
Tanganku bergelayut mesra di kepalanya. Bibirnya melumat bibirku. Lidahnya membelit di dalam mulutku. Harus kuakui dia tipe cowok good kisser. Dia membuatku lemas dan tak berdaya.
Ciuman Reza bergeser. Dia menciumi pipiku dan akhirnya sampai di belakang kupingku. Dia mencium dengan panas dan sangat bergairah.
Damn..
Dia sangat hebat. Aku tidak bisa menolak perlakuannya. Necking membuatku sangat bergairah. Selangkanganku sudah basah. Putingku sudah menonjol dibalik bra. Tangan Reza sudah bergerilya di dadaku.
Sangat nikmat.
Tak sadar aku mengerang dan membuka mataku.
"Zaa... Rezaa..." Tanganku berusaha menjauhkan tubuh Reza. Serangan Reza pun melunak hingga akhirnya dia menarik kepalanya dari leherku.
Reza menatap wajahku. "Nad.. sorry.. aku ngga...."
"Sstt..." aku menempelkan telunjukku di bibir Reza. "Tutup dulu pintunya.. Nanti ada yang liat.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl, Bad Girl
RomanceDear my lovely readers, Cerita ini adalah fiksi, bukan realitas. Nama-nama, karakter, tempat, dan kejadian adalah imajinasi penulis. Cerita 'Good Girl, Bad Girl' adalah cerita dewasa. Sudah sepantasnya yang pembaca berusia 18+. Cerita ini juga dipub...