bab 28

4 1 0
                                    






Sudah satu minggu lama nya Zein menyuruh ku untuk menjauhinya. Dia benar benar menghindari ku, aku kira dia hanya bercanda tapi dia benar benar menjauhi ku. Aku sudah berusaha untuk menghubungi nya tapi hasil nya dia menolak ku mentah mentah. Ada apa dengan dia?. Pertanyaan itu seolah olah berputar memenuhi ruang otak ku.

Kepala ku pening ketika memikirkan dia. Di tambah akhir akhir ini arjuna semakin berani mendekati ku. Dia yang terang terangan meminta izin langsung ke kakak ku untuk pulang bersama dengan dia. Dan entah kenapa dengan mudah nya mas bentala menyetujui  itu. Aku semakin curiga kepada mereka. Aku yakin ada hubungan antar mereka berdua. Entah hubungan apa tapi aku yakin itu.

Hampir setiap hari aku pulang bersama arjuna. Bisa dibilang aku terpaksa melakukannya. Setiap jalanan kota solo kita lewati dengan hening. Tak ada yang memulai obrolan. Arjuna pun tampak fokus mengenderai motornya.

"Nah udah sampe." Ucap arjuna yang berhenti didepan gerbang rumah ku.

"Okey makasih ya tumpangannya."

"Uwes ora usah makasih segala karo sopo wae." Oh ya akhir akhir ini arjuna ketika berbicara dengan ku mulai menggunakan bahasa jawanya yang medok.

"Mau mampir?." Tawar ku

"Endhak usah. Titip salam aja sama mas Bentala. "

"Okey."

"Yowes, duluan ya." Ucapnya dan berlalu pergi.

Aku pun masuk kedalam rumah. Saat selangkah memasuki rumah aku disuguhi pemandangan mas bentala yang sedang duduk anteng sambil melihat kearah pintu.

"Ada apa mas." Tanya ku

"Arjuna mana. kok engga disuruh masuk." Baru saja masuk kedalam rumah tapi pertanya keramat kembali muncuk. Bukan ditanya gimana kabar adiknya malah yang ditanya si arjuna.

"Dia udah pulang. Kenapa mas tanyain dia." Ucapku kesal

"Oh udah pulang. Kok engga pamit mas."

"Ohya tadi mas dapet salam dari dia. Dia engga sempet buat pamit sama mas."

"Gimana arjuna?."

"Maksud?."

"Ya dia baik endhak kamu cocok endhak sama dia." Sudah cukup pertanyaan mas bentala membuat kepala ku tampah pening.

"Udah lah mas, aku cape mau istirahat endhak usah tanya yang aneh aneh." Selesai berucap itu aku pergi meninggalkan mas bentala sendiri.

Kalau boleh jujur aku risih dengan arjuna. Dia adalah orang pemaksa. Jika aku tidak menurutinya aku akan diancam akan dilaporkan mas bentala. Entah apalah orang itu. Pernah sekali dulu ketika pertama kali dia mengatarkan ku pulang dia memaksaku untuk diajak disalah satu mall disolo untuk mengatarkannya membeli sepatu sudah ku tolah dengan cara halus tapi dia memaksaku dengan mengacam akan memberitahu mas bentala, alasan ku tak mau menemaninya karena besok ada ujian harian kimia dan aku belum belajar dan ada beberapa tugas yang aku belum selesaikan.

Mas bentala juga kenapa dia memaksa ku dengan orang itu yang notabene orang asing. Setau ku mas bentala tak dia bukan siapa siapanya mas bentala. Tapi sudahlah kepala ku pusing untuk memikirkannya.

Aku berjalan dengan lunglai kearah kamarku. Tas yang berat semakin melorot ke tangan.

Tak berselang lama aku sudah berada di kamar dan sudah membersihkan badan dan bersiap untuk makan malam. Saat ini aku sedang duduk dipinggiran kasur dan memainkan hpku. Aku buka roomchat ku dengan zein terakhir kali kita berhubungan 2minggu yang lalu.

Jujur aku merindukan senyuman manis itu. Aku rindu suara lemah lembut yang membangunkan semangat hidupku. Aku rindu kulit seputih susu yang selalu cerah.
Aku rindu kamu zein.

Aku mencoba menghubungi dia tapi hasilnya nihil.

ZEIN.

Haii kak.
Gimana kabarnya?.
Aku punya salah ya kak maaf.
Maafin aku kak aku janji engga bakal ngulangin lagi.
Asal kita kayak dulu lagi.


Tak ada balasan dari zein. Aku berpikir positif mungkin dia sibuk, atau baru mengerjakan tugas.

Tak lama suara cempreng pelita menganggetkan ku.

"KAK REN AYO MAKAN." Aku membuka pintu nampak lah pelita dengan raut muka kesal.

"Ayo kak makan udah ditunggu ibu sama ayah."

"Iya iya. Jangan teriak teriak lain kali cukup ketuk pintu."

"Apaan tadi aku udah ketuk pintu berulang kali tapi kak ren engga keluar."

"Yaudah maafin kakak ya, ayo makan katanya tadi ditungguin ayah sama ibu."

"Yaudah karena aku baik, lucu, imut,manis nan cantik jadi aku maafin kak ren." Sudah tak tertahan gelak tawa ku.

"Ihh kak ren nyebelin." Marahnya dengan menyilangkan tangannya.

"Yaudah sekali lagi kak ren minta maaf."

"Yaudah jangan diulangi lagi kalo ngulangin lagu aku laporin ke ibu biar kak ren dimarahin ibu."

"Iya iya, ayo makan." Ucap ku

"Gendong." Dengan merentangkan kedua tangannya dia meminta gendong. Terpaksa aku gendong dia. Padahal sudah kelas 4 sd masih berani minta gendong haduuuhh.






Jangan lupa vote dan komen makasih banyak

Koreksi jika ada yang salah dan typo

Sebener e ini cerita setengah kisah nyata setengah e enggak.

Aku cameback lagi nichh apa kabar semua

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Belenggu Kasih Dikota BengawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang