halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!
⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIRhappy reading!
•••Malam ini, restaurant cukup ramai. Suara orang-orang yang mengobrol, anak-anak kecil yang tertawa, dan dentingan alat masak dari dapur bercampur menjadi satu.
Caramela, Laura, Laras, Sherly, dan Vinia duduk di salah satu meja dekat jendela, menunggu pesanan mereka datang setelah selesai menonton film di bioskop.
"Gue masih gak nyangka ending-nya bakal kayak gitu," Sherly membuka pembicaraan sambil menyesap minumannya yang sudah datang lebih dulu. "Siapa sangka ternyata sahabatnya sendiri yang jadi dalang di balik semua kekacauan itu?"
Laras mengangguk setuju. "Iya! Gie kira si cewek bakal bahagia sama si cowok, tapi malah dikhianatin abis-abisan,"
"Tapi gue udah curiga dari awal sih," kata Laura, menyandarkan punggungnya di kursi. "Soalnya karakter sahabatnya itu terlalu baik. Biasanya kalau terlalu baik di awal, ada sesuatu yang disembunyiin,"
Vinia tertawa kecil. "Iya. Tapi gue tetep kasian sama pemeran utamanya. Perjuangan dia sepanjang film sia-sia banget,"
Caramela yang dari tadi lebih banyak diam akhirnya ikut bersuara. "Justru itu yang bikin filmnya bagus. Bukan sekedar happy ending, tapi lebih realistis. Kayak di dunia nyata, gak semua perjuangan berakhir bahagia,"
Mereka semua terdiam sebentar, lalu Laras mengangguk setuju. "Bener juga sih. Tapi tetep aja, gue gak rela! Kalau gue jadi dia, pasti udah ngamuk-ngamuk,"
Sherly mendecak. "Duh, Ras, lo itu gampang banget emosi,"
Mereka tertawa bersama. Suasana menjadi lebih ringan, setidaknya untuk beberapa saat Caramela bisa melupakan semua kekacauan yang terjadi dalam hidupnya.
Tapi di dalam hatinya, ia bertanya-tanya… apakah hidupnya juga akan berakhir seperti film tadi? Penuh perjuangan, tapi berakhir sia-sia?
Tak lama setelah mereka asyik mengobrol, seorang pegawai restoran datang membawa nampan berisi pesanan mereka.
Aroma ayam goreng yang renyah, kentang goreng hangat, serta burger yang masih mengepul langsung menggugah selera.
"Yey, akhirnya datang juga!" kata Vinia bersemangat sambil meraih ayam gorengnya.
Mereka mulai menikmati makanan masing-masing, suasana menjadi lebih santai.
Sesekali terdengar suara renyah dari gigitan ayam goreng atau sedotan yang dihirup dari minuman mereka.
"Sumpah, gue udah laper banget," kata Sherly sambil memasukkan potongan besar ayam ke mulutnya.
Laura tertawa kecil. "Keliatan sih dari muka lo Sher,"
Caramela yang duduk di ujung meja hanya tersenyum tipis. Ia menggigit burgernya pelan, menikmati rasa yang sebenarnya lezat, tetapi pikirannya masih penuh dengan banyak hal.
"Eh, itu Angkasa bukan sih?" bisiknya sambil menyikut Laura yang duduk di sebelahnya.
Refleks, semua kepala di meja ikut menoleh ke arah yang dimaksud.
Dan benar saja, di dekat pintu berdiri sosok Angkasa - dengan tubuh tinggi dan gaya santainya seperti biasa.
Tapi yang menarik perhatian bukan hanya kehadiran Angkasa, melainkan laki-laki yang berdiri di sampingnya.
Laki-laki itu terlihat lebih dewasa dari mereka, mungkin beberapa tahun lebih tua.
Cara berpakaiannya rapi dan berkelas, berbeda dari anak-anak SMA kebanyakan.
Dan Aura pria itu juga terasa lebih tenang dan matang, membuat suasana di sekitarnya terasa sedikit berbeda.
Tanpa pikir panjang, Laras langsung melambaikan tangan. "Angkasa! Sini, deh!"
Angkasa yang sedang berbicara dengan laki-laki itu menoleh.
Sekilas, ekspresinya tampak sedikit terkejut, tapi hanya sesaat sebelum ia kembali bersikap santai seperti biasa. Ia lalu mengatakan sesuatu kepada laki-laki di sebelahnya sebelum berjalan mendekati meja mereka.
"Eh, kalian juga di sini?" katanya dengan nada ringan.
"Ya iyalah," jawab Sherly sambil tersenyum. "Baru selesai nonton. Lo sendiri gimana?"
Angkasa menoleh ke pria di belakangnya. "Oh, ini kakak sepupu gue," katanya sambil mengenalkan pria tersebut. "Namanya Biantara. Panggil aja Bang Bian,"
Laki-laki bernama Biantara itu mengangguk sopan. "Halo, saya Biantara," sapanya dengan suara yang tenang dan dalam.
Deg!
Tangan Caramela yang sedang menggenggam gelas minumannya langsung menegang. Matanya melebar, napasnya tercekat di tenggorokan. Suara itu…
Suara laki-laki bernama Biantara itu…
Mirip.
Terlalu mirip dengan suara yang selama ini menghantuinya dalam mimpi buruk.
"Maaf… gue harus ke toilet sebentar," katanya buru-buru, langsung berdiri tanpa menunggu respons dari yang lain.
Dengan langkah tergesa, Caramela berjalan keluar restoran, mencari udara. Tangannya gemetar saat ia menggenggam ponselnya erat-erat.
"Apa mungkin dia orangnya?"
•••
don't forget to vote n comment ‼️

KAMU SEDANG MEMBACA
Caramela (SELESAI)
RandomCaramela Start : 1/1/25 Finish : 18/2/25 ••• Deskripsi : Caramela selalu percaya bahwa hidupnya akan semanis namanya. Namun, dalam satu malam, segalanya hancur. Ia dipaksa menanggung luka yang tak terlihat, meninggalkan bekas yang tak akan pernah h...