halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!
⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIRhappy reading!
•••Caramela berjalan menuju dapur dengan langkah hati-hati. Tubuhnya terasa sedikit lelah setelah belajar seharian, dan ia berpikir untuk mengambil camilan dari dalam kulkas. Tangannya baru saja meraih pegangan kulkas ketika tiba-tiba -
Bruk!
Seseorang menariknya dengan cepat, membalik tubuhnya hingga punggungnya menabrak tembok. Caramela meringis pelan, tubuhnya menegang karena terkejut.
Begitu ia mengangkat wajahnya, matanya langsung melotot saat mengenali sosok yang berdiri di depannya.
Biantara.
Laki-laki itu menatapnya tajam, sorot matanya penuh tekanan. Jarak mereka terlalu dekat, membuat Caramela otomatis merapatkan kedua tangannya di depan perut - sebuah gerakan refleks untuk melindungi bayinya.
Perutnya memang mulai membuncit, tetapi tertutupi oleh baju oversize yang ia kenakan.
Meski begitu, Biantara bukan orang bodoh. Tatapannya turun ke tangan Caramela yang masih bertumpu di perutnya, lalu kembali menatap wajahnya dengan penuh selidik.
"Kamu hamil?"
Suara Biantara rendah, tetapi cukup tajam untuk membuat jantung Caramela berdegup lebih kencang.
Caramela menggigit bibirnya, mencoba mengatur napasnya yang sempat tersendat. Ia tidak bisa membiarkan Biantara mengetahui kenyataan ini. Tidak sekarang.
"Apa urusan Bang Biantara kalau aku hamil atau gak?" jawabnya pelan, berusaha mengendalikan suaranya yang sedikit bergetar.
Biantara menyipitkan mata, seolah menimbang jawaban itu. "Jadi, bener?"
Ketegangan masih menggantung di udara, lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat..
Biantara menoleh cepat ke arah sumber suara. Dengan sigap, ia langsung menjauh dari Caramela, memberi jarak yang cukup agar situasi tidak terlihat aneh.
Caramela, yang sejak tadi menahan napas, akhirnya bisa bernapas lega. Ia menurunkan tangannya perlahan dari perutnya dan berusaha menormalkan ekspresinya.
Tak lama kemudian, sosok Elvio muncul dari balik pintu dapur, menatap mereka berdua dengan alis sedikit terangkat. "Kalian lagi ngapain?" tanyanya, suaranya terdengar santai tapi penuh selidik.
Caramela buru-buru berbalik, kembali membuka kulkas dan berpura-pura mencari camilan. "Aku cuma mau ambil cemilan Om," jawabnya cepat.
Biantara, yang kini memasang wajah lebih tenang, hanya menyandarkan tubuhnya ke meja dapur. "Saya haus, mau minum air dingin," katanya, berusaha terdengar santai.
"Aku permisi ya Om,"
Setelah mengatakan itu, Caramela langsung pergi meninggalkan Elvio dan Biantara yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang cukup penting.
Namun, Caramela tidak peduli. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah satu hal - dugaannya semakin kuat.
Biantara.
Dialah pelakunya.
Jari-jarinya mengepal tanpa sadar.
Caramela merasakan dadanya sesak oleh kemarahan dan ketakutan. Jika benar Biantara pelakunya... apakah Biantara akan menyuruhnya untuk mengugurkan kandungannya?
Ia buru-buru menggeleng, menolak membiarkan pikirannya berkelana lebih jauh.
Tidak. Itu tidak boleh terjadi.
Caramela menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia harus mencari cara agar Biantara tidak semakin dekat dengannya.
•••
don't forget to vote n comment ‼️

KAMU SEDANG MEMBACA
Caramela (SELESAI)
RandomCaramela Start : 1/1/25 Finish : 18/2/25 ••• Deskripsi : Caramela selalu percaya bahwa hidupnya akan semanis namanya. Namun, dalam satu malam, segalanya hancur. Ia dipaksa menanggung luka yang tak terlihat, meninggalkan bekas yang tak akan pernah h...