cklek
"sayang.."
Agha menghela nafas lega setelah melihat gundukan selimut itu, suara isakan si cantik masih mengalun ditelinganya
Agha menutup pelan pintu kamar dan berjalan ke arah sang istri dengan hati hati
ia duduk disebelah Abel yang masih terus menangis, tangannya terulur mengelus surai halus itu, sungguh perasaannya sudah sangat kalut dan khawatir
"hiks--- pergi!"
"cup cup cup kasian istri kecilnya kakak" bisiknya pelan
"ish go away hiks!"
"hey.. adek nangis dulu gapapa tapi kakak tetep disini ya? ya sayang?"
"gamau! kakak pergi aja!" suaranya bergetar
Agha tak menjawabnya, ia tetap memandang Abel dengan sendu, tangannya pun tetap bergerak terus untuk mengelus surai si cantik tersebut
sampai beberapa waktu berlalu, tangisan itu mulai mereda
Agha yang mengira Abel sudah tenang segera mengajaknya berbicara
"sayang? udah okay?"
"hiks.. pergi.."
"nanti sesek nafasnya adek.. buka ya?"
"enggak!"
Agha memutuskan untuk menarik selimut yang menutupi Abel, namun dengan segera tangan mungil itu menarik kembali untuk menutupi tubuhnya, tetapi Agha memaksa kali ini, karna takut si manis itu merasa kepanasan didalam selimut, Abel berusaha melawan namun tetap saja tenaganya tak sebanding dengan Agha
si kecil itu menutup wajahnya dengan telapak tangannya dan kembali tersedu sedu
"j--jahat! hiks.. aku bilang enggak ya enggak!"
Agha menarik Abel agar duduk dipangkuannya, dengan lembut ia memeluk sang istri dan terus menenangkan dengan cara ditepuknya pelan punggung itu dan mengelus rambut halusnya, diiringi bisikan bisikan sayang ditelinganya
"sayang.. maaf, kakak minta maaf ya? adek cantik? cantiknya kakak.."
"hiks, huhuu hiks-- a-aku.. hiks-" ujarnya berusaha ingin menjawab namun tangisannya semakin tidak terbendung
"no... it's okay sshh shhh take your time" Agha semakin mengeratkan pelukannya saat menyadari tangisan itu semakin keras, si cantiknya ini masih sangat sensitif
beberapa menit berlalu, tangisannya sudah reda hanya diselingi isakan isakan kecil dan sesekali si kecil itu cegukan
"sayang, bobo aja ya? adek capek kan? hm?"
Abel mulai mengangkat kepalanya, menunjukan wajahnya yang sudah memerah, hati Agha semakin terenyuh melihat wajah yang sudah dipenuhi peluh dan air mata itu, bibir cantiknya sudah sangat pucat, Abel menduselkan hidungnya dibahu yang lebih tua, walaupun Agha masih memakai kemeja kantornya Agha hanya tersenyum melihat itu dan membiarkannya
"adek.." panggilnya dengan nada khawatir dan memandang wajah mungil itu
"bobo yuk? kakak gendong ya? kasian mata cantiknya merah gini cup cup cup udah udah" jarinya terulur mengusap sudut mata Abel yang masih meneteskan air mata
"uhuk-- aku gasuka kakak.. kakak jahat! kakak udah ga sayang aku! kakak pergi aja sama si Tian itu, kakak nyuekin aku selama ini.. hiks.. kakak tinggalin aja aku sekarang! aku mau pulang ke rumah Ayah Bunda! hueee bundaa" ujarnya keras dan memukul mukul dada bidang sang suami

KAMU SEDANG MEMBACA
between us [NIKSUN/SUNKI] 🔞
Teen Fiction"cengeng." "hiks.. jahat!" story about Baskara agha Vesper & Sabelia raiylen. Perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua Baskara dan Sabel karna keinginan para ibunda mereka masing-masing tanpa memikirkan sifat keduanya yang saling bertolak bela...