Caramela • Part 41

66 16 0
                                    

halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!

⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIR

happy reading!
•••

Hari-hari berlalu dalam keheningan bagi Caramela. Sejak kejadian rahasianya terungkap, ia lebih banyak mengurung diri di kamar, tenggelam dalam rasa bersalah yang menggerogoti pikirannya. Ia merasa telah mengecewakan kedua orangtuanya, membuat mereka harus menanggung aib dan rasa sakit yang seharusnya bukan mereka rasakan.

Namun, yang mengejutkan Caramela adalah bagaimana Liliana dan Williams tetap memperlakukannya dengan penuh kasih sayang, seolah tidak ada yang berubah. Justru mereka yang meminta maaf padanya.

"Mamah dan Papah minta maaf, sayang," ucap Liliana sambil menggenggam tangan Caramela erat. "Kami terlalu sibuk sama kerjaan, dan jarang ada di rumah sampe gak sadar kalau kamu ngalamin hal buruk yang buat kamu trauma,"

Sedangkan Williams, mengusap kepala Caramela dengan lembut. "Kamu gak perlu salahin diri sendiri, princess. Yang salah bukan kamu. Kami tetap sayang sama kamu, dan kami bakal selalu ada buat kamu,"

Tangis Caramela pecah. Ia membenamkan wajahnya di dada Liliana, menangis sesegukan seperti anak kecil yang akhirnya menemukan perlindungan.

Tak hanya kedua orangtuanya, Jonathan dan Raphael pun datang dari luar kota bersama istri dan anak-anak mereka. Kedua abangnya itu langsung memeluk Caramela erat, seakan ingin menyalurkan semua dukungan dan kasih sayang mereka.

"Kami gak bakal biarin kamu sendirian," kata Jonathan, suaranya penuh ketegasan. "Kita adalah keluarga, Dek. Apapun yang terjadi, kita tetep bareng-bareng,"

Raphael menatap Caramela dengan penuh kelembutan. "Kamu harus kuat, bukan cuma buat diri sendiri, tapi juga buat bayi yang kamu kandung. Kamu gak boleh drop lagi kayak sekarang. Karena kami semua ada di sini buat kamu,"

Melihat keluarganya berkumpul, memberi dukungan tanpa syarat, membuat hati Caramela sedikit lebih hangat.

Lalu Sesilia, salah satu keponakannya yang berusia lima tahun, anak pertama Raphael, berjalan mendekati Caramela dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

Rambut hitamnya dikuncir dua, dan senyum lebar terpampang di wajahnya, memperlihatkan celah di bagian depan karena dua giginya yang hilang.

"Tante Mel..." panggilnya dengan nada manis.

Caramela menoleh dan tersenyum. "Ya, Sesil?"

Sesilia menaikkan kedua tangannya ke sofa, memanjat pelan sebelum duduk di samping Caramela.

Matanya berbinar saat menatap perut tantenya. "Kata Papah, di dalem perut Tante ada adek bayi. Emang bener?" tanyanya dengan polos.

Caramela mengangguk kecil sambil mengusap lembut puncak kepala ponakannya. "Iya, Sesil. Ada dua adek bayi di dalem perut Tante,"

Sesilia mengerjapkan mata, tampak semakin penasaran. Ia menyandarkan kepalanya ke perut Caramela, seolah ingin mendengar sesuatu. "Tapi... kok bisa sih, adek bayinya masuk ke dalem perut Tante? Gimana caranya?" tanyanya tanpa beban.

Caramela sempat terdiam sejenak, menahan tawa. Matanya melirik ke arah keluarganya yang ada di sekelilingnya, memerhatikan dengan ekspresi menahan tawa karena pertanyaan polos Sesilia.

"Hm... adek bayi tumbuh di dalam perut Tante karena titipan dari Tuhan,"

Sesilia memiringkan kepalanya, tampak berpikir keras. "Oh... jadi Tuhan yang taruh adek bayi di dalem perut Tante Mel?"

Caramela mengangguk. "Iya. Nanti kalau udah waktunya, mereka bakal lahir dan bisa diajak main bareng,"

Sesilia kembali menyentuhkan pipinya ke perut Caramela. "Halo, adek bayi... Aku Sesilia, panggil aja kakak Sesil! Nanti kita main bareng, ya!" katanya ceria.

•••
don't forget to vote n comment ‼️

Caramela (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang