Sesuai janjiku, aku bakalan upload empat part sekaligus.
Banyak typo bertebaran. Harap maklum.
Happy reading.....
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hari itu tenggorokan prilly terasa sakit, akibat terlalu banyak melakukan adegan teriak sehibgga tenggorojannya pun menjadi sakit. Hari itu atas saran dokter, prilly memutuskan untuk tidak berbicara banyak dilokasi syuting karena akan menambah sakit tenggorokannya. Prilly sudah bilang kepada sang sutradara kalau hari ini dia tidak bisa melakukab adegan teriak dan prilly juga memberitahu semua pemain dan kru kecuali ali yang saat itu belum datang, kalau dia sedang sakit tenggorokan sehingga dia tiidak bisa banyak bicara dan meminta semua para pemain dan kru untuk memakluminya kalau dia lebih banyak diam. Setelah melakukan pemberitahuan dengan sisa suara yang ada, prilly kemudian kembali duduk ke tempat duduknya. Tak berapa lama kemudian, ali pun datang. Seperti biasanya, setiap ali datang selalu menyapa semua pemain dan kru dengan semangat. Melihat ali yang baru datang, prilly hendak memberitahu ali kalau dia sekarang sedang sakit tenggorokan jadi mungkin hari ini ia tidak bisa banyak bicara dengan ali, tapi hal itu dia urungkan karena dia harus mengumpulkan suaranya untuk melakukan adegan yang sebentar lagi take dan menurutnya nggak penting ali tahu, nanti juga dia tahu sendiri tanpa dibetitahu. Prilly kemudian kembali membaca skenario yang ada ditangannya dan menghapalnya tanpa menghiraukan ali yang masih asyik menyapa para pemain dan kru. Setiap hari kalau ali baru datang ke lokasi syuting ia selalu menyempatkan diri untuk menyapa semua pemain dan kru, dan prilly selalu kebagian giliran terakhir karena ali akan menyapanya ketika dia selesai menyapa dengan yang lain dan hendak duduk dikursinya karena kursinya dan kursi prilly bersebelahan. Prilly tidak mengerti kenapa dia selalu jadi oranh yang terakhir disapa, tapi pernah suatu hari prilly bertanya kenapa dia disapa yang terakhir dan jawaban ali adalah karena dia ingin ngobrol lama dengan prilly. Saat itu ketika ali mengatakan itu, prilly belum mengerti dan sekarang ia mengerti dengan jawaban ali itu karena sebenarnya dia senang juga kalau ali mau ngobrol lama dengannya.
"Pagi prill.."sapa ali ramah sambil tersenyum dan menyandarkan tubuhnya dikursinya. Prilly yng mendengar sapaan ali hanya memandang dan tersenyum sebentar ke ali, kemudian kembali matanya tertuju ke skenario yang sedari tadi dihapalnya.
"Lo kenapa pril? Kok diem?Lagi ngambek?Sama siapa?Beritahu sama gue..biar gue beresin."tanya ali bertubi tubi ketika melihat prilly hanya diam saja tanpa membalas sapaannya. Padahal biasanya prilly selalu membalas sapaannya. Mendengar pertanyaan ali yng bertubi tubi, prilly hanya bisa melambaikan tangannnya kekiri dan ke kanan sebagai isyarat untuk mengatakan "Nggak apa apa" dan kembli membac skenarionya tanpa memperhatikan wajah ali yang mengerti atu tidk dengan isyarat yang diberikannya.
"Prill..Lo kenapa?"tanya ali lagi yang ternyata tidak mengerti dengan isyarat prilly barusan. Prilly tidak mendengarkan ucapan ali, ia hanya asyik menghapal skenarionya.
"Kita latihaan diatas yuk.."ajak ali. Prilly yang mendengar ajakan ali hanya menggelengkan kepala saja sebagai tanda ia menolak ajakan ali.
"Kenapa sih lo daritadi gue tanyain diem aja?"tanya ali mulai kesal.
"Lo ngambek sama gue?"tanya ali lagi setelah tidak mendapat jawaban dari prilly.
"Hey.."ucap ali gemas dan hendak mencubit pipi prilly. Dan dengan refleks tangan prilly lansung menepis tangan ali yang belum sempat mencubit pipinya.
"Ya udah kalau diem aja...mending gue keatas sendirian"tandas ali ngambek sambil beranjak hendak berjalan keluar. Prilly hendak mencegah ali meninggalkannya tapi dia tidak mungkin bisa teriak karena tenggorokannya yang masih sakit dan stok suaranya yang hanya bisa digunakan untuk take saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
U & I (Aliando-Prilly)
RomanceIni adalah cerita karangan belaka, saking sukanya sama ne couple (Aliando-Prilly). Jadi jangan dianggap nyata ataupun serius ya....