Pesta Pertunangan 2

3.8K 147 10
                                    

"Ya gak la, ini itu pesta tunangannya adik aku, aku sama Kevin cuma pihak keluarga aja, kebetulan kan Kevin termasuk sepupu jauh tunangan adik aku" Mila terlihat sedang diwawancarai beberapa media tentang pesta pertunangan yang dilaksanakan di ballroom hotel tersebut. Menurut desas-desus yang beredar beberapa hari ini, pesta itu adalah pesta pertunangan Kevin dan Mila sehingga banyak wartawan yang berdatangan menyebabkan keadaan diluar hotel cukup ramai . Petugas keamanan yang tidak menyiapkan pengaman ekstra pun menjadi kewalahan mengatasinya dan memutuskan untuk memanggil Kevin dan Mila untuk klarifikasi.
"Mas Kevin apakah itu benar?" salah satu wartawan yang tidak percaya pada jawaban Mila kembali bertanya pada Kevin untuk meyakinkan jawaban Mila.
Sebelum Kevin menjawab, dia sempat melirik Mila untuk meyakinkan sesuatu yang dibalas dengan senyuman dan anggukan pasti sang bidadarinya.
"Ya, ini memang bukan pesta tunangan kami, ini pesta tunangan sepupu aku dan adiknya, kalian tentu kenal Aliando Syarief putra pemilik Syarief Enterprise kan? Dia itu sepupuku sekaligus tunangannya adik Mila...lagipula," Kevin terlihat tersenyum sebelum melanjutkan perkataannya membuat para wartawan semakin penasaran.
"Lagipula, aku dan Mila sudah bertunangan lebih dulu, aku sudah melamarnya menjadi istriku semenjak sebulan yang lalu," ucapnya kemudian membuat wartawan menjadi semakin heboh dan mencerca mereka dengan beberapa pertanyaan.

Saat meladeni pertanyaan2 para wartawan dengan wajah sumringah, Mila tiba2 memperhatikan sesosok pria yang keluar dari private roon dengan wajah marah.
"Ali, ngapain dia diruangan itu," batinnya.
Selang beberapa lama Ali pergi dan kembali ke ballroom hotel, sesosok wanita kembali muncul dari dalam ruangan dengan wajah sendu seperti habis menangis membuat Mila terkejut dan sangat khawatir.
"Vin, Prilly," bisik Mila pelan membuat Kevin menoleh kearah ekor mata Mila memandang kemudian menghela napas dan berbicara pada wartawan.
"Baiklah sepertinya wawancara ini berakhir disini dulu, kami sepertinya harus kembali kedalam dan kami berjanji untuk mengadakan konfrensi pers dalam waktu dekat ini untuk menjawab beberapa pertanyaan lanjutan dari kalian. Terimakasih."
Setelah mengatakan itu, Kevin dan Mila melangkah cepat kearah Prilly dan memanggilnya.
"Prilly!!!" teriak mereka membuat Prilly menoleh pada mereka. Prilly yang menyadari bahwa yang memanggilnya adalah kakaknya berlari kearahnya kemudian memeluknya dan menangis.
"Kak, aku harus gimana? Aku gak bisa menang dari dia...dia mau jadiin aku miliknya..dia mau nyakitin aku lagi...aku takut kak...hiks..."

--------
"Kamu udah tenang dek?" Mila akhirnya bertanya melihat keadaan Prilly yang sedikit lebih tenang. Setelah Prilly memeluknya tadi, dia memutuskan membawa Prilly kembali kembali ke private room sambil menenangkannya, Sedangkan Kevin masuk kembali ke ballroom hotel.
Prilly yang mendengar pertanyaan kakaknya hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan sang kakak.
"Kamu bertengkar kenapa lagi sama Ali dek? Masih masalah yang sama?," Mila kembali bertanya dan kembali Prilly menjawabnya dengan anggukan.
"Kak, aku harus gimana? Saat aku yakin kalau aku bakalan lepas dari dia, ternyata dia udah nyiapin rencana lain buat dapetin aku...................aku takut kak, aku takut aku bakalan kalah dan dia balik nyakitin aku kayak dulu," ucapnya lirih.
Mila yang melihat kesedihan diwajah adiknya kemudian menggenggam tangan Prilly.
"Dek, apakah kamu masih cinta sama Ali?" tanyanya kemudian secara perlahan membuat Prilly menatapnya kemudian kembali menundukkan kepala dan menangis.
"Iya kak...iya aku memang masih cinta sama dia, dari dulu aku gak pernah berhenti cinta sama dia bahkan saat aku tahu taruhan itu aku pun gak bisa berhenti cinta sama dia.."
"Setelah kembali dari Singapura pun aku masih mikirin dia, aku gak pernah bisa lupa sama dia kak...aku harus gimana kak? Aku takut kak, aku takut terjebak cinta palsunya lagi, aku takut kak, dia itu pembohong kak, dia cuma mau aku jadi miliknya buat dijadiin mainan dan dibuang saat dia bosan kak...aku gak mau...tolong aku kak..aku takut...hiks..hiks..." Prilly kembali menangis dipelukan kakaknya.
Mila yang mendengar curahan hati Prilly pun hanya bisa diam menenangkan adiknya. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Satu sisi dia termasuk senang karena Ali bersikap gentle dengan bertanggung jawab terhadap keperawanan Prilly namun satu sisi dia juga takut kalau Ali benar2 hanya mempermainkan adiknya, dia takut Ali hanya merasa terobsesi memiliki Prilly untuk menyakiti adiknya kembali, dia gak mau melihat Prilly mengalami kesedihan karena dipermainkan Ali kedua kalinya.
"Kamu tenang ya dek, kita sama2 cari cara buat misahin Ali dari kamu, kakak yakin pasti ada cara koq, sekarang kita kembali ke dalam ya.....mama sama papa pasti udah nyariin kita" Mila melepas pelukan mereka sambil menghapus air mata Prilly dan menarik garis senyum di wajah Prilly.
"Senyum donk dek, jelek tau kalau nangis...lagian nikmatin aja dulu pertunangan ini..kita ikutin aja kemauan Ali dulu....lumayan kan di buatin dress bagus gini sama tante Resi, makanan di dalam juga enak2 tau dek..kamu udah nyobain lum...ayok gih masuk..itung2 nyiapin tenaga buat ngalahin Ali" ucapnya lagi berusaha menghibur Prilly membuatnya mengerutkan dahi memikirkan sesuatu.
"Iya ya kak, kenapa gue gak mikir itu daritadi ya, ada bagusnya juga gue jadi tunangan Ali, dikasih dress mahal, dibuatin pesta, makanannya enak2 lagi trus yang paling untung, otomatis gue kan jadi calon mantunya tante Resi yang sah donk, berarti gue bisa dekat sama tante Resi dan belajar banyak soal desain pakaian kan kak? ," ucapnya tiba-tiba dengan cepat kemudian mengembangkan senyum senang.
"Lagian gue kan belum jadi bininya si Ali kan? Berarti masih ada cara buat pernikahan kami batal...OMG Heloowwww..thanks kak..thanks banget..loe uda buka pikiran gue yang tumpul tau gak...kak Mila..I Luph U Full" tambahnya lagi sambil sedikit berteriak senang membuat Mila ikut tertawa melihat mood adiknya yang cepat sekali berubah.
"Dasar labil loe,"
_____
Di dalam ballroom, Ali terlihat gelisah memandang pintu dan melirik jam ditangannya. Sudah 20 menit berlalu setelah Kevin masuk dan berkata bahwa Prilly sedang menemani Mila ke toilet namun kedua gadis itu belum juga menampakkan dirinya membuatnya khawatir dengan keadaan Prilly.
"Apa gue terlalu keras sama dia ya?" ucapnya pelan namun tak sengaja terdengar oleh Kevin.
"Kenapa? Loe khawatir sama Prilly?" Ali yang masih fokus pada pintu mengalihkan pandangannya ke arah Kevin sambil menyipitkan matanya bingung.
"Gak usa pura2 gak tau deh li..gue tau daritadi loe nengok ke arah pintu terus, lor nungguin dia muncul kan?" tanya Kevin lagi membuat Ali memalingkan wajah gugup.
"Gak..gue cuma takut kalo dia kelamaan kayak gini,orangtua gue curiga dan tau kalau kami beneran berantem,"

"Gue uda bilang koq kalo mereka agak lama karena sekalian mau cariin handphone Mila yang ketinggalan," Ali tidak berniat merespon ucapan Kevin dan berniat pergi namun langkahnya terhenti karena pertanyaan Kevin.

"Li, apa loe benar-benar berniat mainin Prilly?"

"Apa maksud loe? Gue gak pernah berniat buat mainin dia,"

"Kalau bukan buat mainin Prilly, terus apa arti semua tindakan loe ini?"

"Gue cuma mau jadiin dia milik gue, gue gak mau kehilangan dia, gue menderita tanpa dia" jawab Ali lantang penuh

"Apa loe cinta sama dia?"

Ali membelalak kaget dengan pertanyaan terakhir sahabatnya tersebut kemudian tampak berpikir dan menunduk.

"Gue gak tau vin, gue gak tau apa itu cinta, karena gak pernah ada yang ngajarin ke gue," ucapnya kemudian.

Kevin menepuk bahu sobatnya yang terlihat tegar namun rapuh tersebut. Dia yakin dari awal kalau sebenarnya Ali sangat mencintai Prilly. Apalagi ketika Aron menceritakan bagaimana Ali dulu saat kehilangan gadis itu dan perubahan Ali agar Aron mau mencarikan gadis itu kembali padanya.

"Tanya kata hati loe, li, kalau gak ada yang bisa ngajarin loe tentang itu, loe bisa tanya hati loe sendiri,"

Tbc

_____
Selesai juga satu part lagi hehehehe...

Oh iya aku mau nanya ne all, aku kan mau revisi part-part aku sebelumnya nih..biar lebih rapi n enak dibaca..terus aku ngerasa ada part2 yang kurg nyambung sama part2 selanjutnya jadi mau aku perbaiki...tapi entah kenapa dari semalam aku gak bisa ngetik ulang di part2 sebelumnya...itu kenapa ya all? Ada yang punya solusi gak?
Ntar gak ku revisi kalian bilang cerita aku gak nyambung lagi trus kalian comment gak enak di ceritaku...
Help me donk all :(

Vote + Comment


Ketika Cinta BerbicaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang