"Aku penasaran, soal pelayan di resto tadi apakah dia kenalan lama mu?"
Arion menatap Zhan yang duduk di kursi samping pengemudi lalu bergumam mengiyakan dengan ekspresi wajah datar.
"Oh, pantas! Kamu dan dia tampak begitu dekat," tambah Zhan. "Apakah kalian dulu teman lama dan baru bertemu sekarang setelah sekian lama?"
Arion mengernyitkan dahi. "Bukan urusanmu! Jangan tanya apapun."
Zhan hanya diam dengan bibir yang terkatup rapat.
"Memang bukan urusanku, aku juga tidak sudi untuk mengurusi urusanmu! Aku hanya penasaran saja dan bertanya."
"Tidak ada yang menyuruhmu untuk penasaran!"
"Cih!"
Arion melirik Zhan yang mencebikkan bibirnya dengan mata menyipit penuh peringatan. "Aku peringatkan kamu, jangan macam-macam di belakangku, omega itu urusanku jika kamu berani mencari tahu tentangnya dan mengusiknya jangan salahkan aku jika kekasaranku akan menghancurkanmu!"
"Kamu mengancamku?" tanya Zhan tidak percaya.
"Aku hanya memperingatkanmu."
Zhan mendengus sinis. "Tidak perlu menjadi sensitif seperti itu, aku tidak pernah tertarik dengan masalalumu, dasar bujang lapuk sialan!"
Arion tidak perduli. Dia hanya menganggap ejekan Zhan sebagai angin lalu. Yang terpenting dia sudah memperingatkan omega itu untuk tidak berbuat macam-macam dengan Rune di masa depan.
"Daddy, Cirrus ingin eskrim!"
Cirrus yang sedari tadi diam menatap keluar jendela mobil yang ditumpanginya, berbalik memeluk Arion dengan manja dan mata cerah.
Arion menunduk menatap Cirrus. "Tapi di dekat sini sepertinya tidak ada kedai eskrim," katanya dengan lembut tetapi langsung membuat Cirrus cemberut.
"Tidak masalah jika tidak beli di kedai, kita bisa beli di minimarket dekat!"
"Oh aku juga ingin membeli sesuatu, kita bisa mampir sebentar di minimarket depan."
"Bos nya disini adalah aku, kamu hanya budak penumpang!"
Arion menatap tajam Zhan yang memasang wajah tidak perduli.
"Apa perduliku? Aku tidak perduli!"
Zhan menjulurkan lidahnya keluar sengaja mengejek Arion yang mendengus jijik padanya.
"Daddy ayo beli eskrim?"
Arion menghela nafas perlahan dan mengangguk tidak berdaya dengan permohonan anaknya. Yah apa boleh buat, itu hanya akan berhenti sebentar.
"Kita mampir di minimarket depan," suruh Arion kepada supir yang langsung mengangguk patuh.
-
"Kamu tidak turun?"
"Panas, malas."
Zhan mengambil alih Cirrus dari pangkuan Arion, menggendong bocah laki-laki itu keluar dari mobil.
"Apakah kamu bos yang manja? Menjijikkan sekali bajingan sepertimu takut dengan panas!"
Arion tidak bereaksi. Dia tetap diam di dalam mobil. Dia bersikap seperti orang merana dan putus asa.
Sejak dia berpisah dari Rune di resto tadi rasa kesal terus menerus hadir menggerogoti hatinya.
Bukan kesal karena pertemuan tidak terduganya dengan omega itu, melainkan rasa kesal mengapa Arion tidak memutuskan untuk menculiknya saja?
Jika Arion mau, ia bisa membuat omega itu pingsan, membawanya paksa ke rumah dan menahannya selamanya disisinya.
Tapi karena Arion berpikir pasti bahwa tindakannya hanya akan menjadi kekonyolan yang membuat Rune semakin benci padanya.
Yang semakin membuat kecewa, mereka berpisah seperti itu, sama seperti enam tahun yang lalu. Saling membelakangi tanpa menoleh ke belakang lagi seolah tidak memiliki rasa berat hati sama sekali.
Arion jelas masih memiliki perasaan kepada Rune. Meski mereka berpisah cukup lama, tapi perasaan itu tidak pernah memudar.
Hari demi hari rasa rindunya kian membesar. Tak terkendali hampir membuatnya gila. Dan hari ini, rasa rindunya yang telah terobati sejenak malah terganti dengan rasa obsesi ingin menguasai.
Arion tahu bahwa dirinya benar-benar serakah. Tapi siapa perduli?
"Apakah daddy sakit?"
Cirrus menatap Arion dengan tatapan kasihan.
"Paman, apakah daddy baik-baik saja?"
Zhan melembutkan ekspresinya ketika ia menatap Cirrus di pelukannya.
"Ah, tentu saja, daddy adalah pria besar dan kuat bagaimana dia menjadi tidak baik?"
"Uhm."
Zhan mengelus kepala Cirrus. "Kita beli eskrim berdua saja ya, kita tinggalkan daddy mu di sini, oke?"
Cirrus cemberut. "Tidak mau! Cirrus ingin pergi bersama paman dan daddy!"
Zhan meringis. Anak kecil benar-benar tidak tahu dengan permasalahan orang dewasa.
"Daddy, ayo pergi!"
Arion menatap Cirrus dengan tatapan rumit.
"Daddy...,"
Arion ingin menolak. Tetapi kata-katanya tergantung di tengah ketika ia menatap mata besar Cirrus yang berkaca-kaca.
Hah, pada akhirnya Arion tetap tidak berdaya.
"Oke, daddy akan ikut."
Arion melangkah turun dari mobil. Cirrus menatapnya dengan gembira dan langsung mengulurkan tangannya kepada Arion, meminta gendong.
"Cirrus sangat senang kita semua bisa pergi bersama!"
Arion menatap Cirrus dengan lembut lalu beralih menatap Zhan dengan tatapan jijik.
"Menjauh dariku!"
"Siapa yang ingin dekat denganmu, aku juga tidak—wow!"
Zhan secara reflek bergerak mendekati Arion ketika sebuah kendaraan melaju begitu cepat dari arah belakang.
Zhan sangat terkejut sehingga tidak menyadari posisinya yang sangat dengan Arion yang sedang memeluk Cirrus.
Zhan yang baru saja ingin bergerak menjauh tiba-tiba tertegun dan berhenti setelah mendengar sebuah suara sinis dari arah lain.
Zhan menoleh. Dia menatap seorang laki-laki yang terlihat tampan sekaligus cantik sedang menyeringai sinis ke arahnya.
"Aku kira aku salah lihat, tapi ternyata tidak, hey bajingan kamu rupanya sangat bahagia ya?"
Siapa lagi ini?
Zhan jelas tidak mengenalnya. Tapi, sepertinya Arion yang tampak membeku setelah melihat kehadiran laki-laki itu jelas mengenalnya.
---
TbcMantap kali lah pertemuan beruntun 😋🔥

KAMU SEDANG MEMBACA
(Hiatus) [ABO] Happy Family!
RomansaArion telah lama kehilangan mereka. Mereka yang seharusnya menjadi keluarganya telah memilih pergi karena keegoisannya. Lama mencari namun Arion tidak menemukan sedikitpun jejak pergi yang tersisa. Tapi hingga suatu hari, ketika Arion sudah lelah...