Keesokan paginya, istana dipenuhi keributan yang terdengar jelas dari luar kamar. Aku tidak bisa mengabaikannya, dan segera keluar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Oliver yang sudah berada di aula, tampak terlibat dalam percakapan sengit dengan Paman Hazel. Suara keduanya terdengar tegang, meskipun aku tidak bisa langsung mendengar seluruh percakapan.
Aku berjalan mendekat, mendengarkan setiap kata yang keluar. "Paman Hazel, mengapa begitu tiba-tiba?" tanya Oliver dengan nada sedikit curiga, wajahnya serius. Aku bisa melihat betapa Oliver berusaha menahan ketegangan dalam dirinya.
Paman Hazel, dengan wajah yang sedikit tersenyum, menjelaskan dengan lancar, "Aku ingin ada penambahan Prajurit untuk membawa mereka ke perbatasan dan ikut berkontribusi pada kerajaan tetangga lain untuk meningkatkan kerja sama dan persahabatan. Jadi aku berniat mengajukan penurunan dana agar semua pria di kerajaan mengikuti seleksi."
Pernyataan ini jelas mengundang perhatian semua orang yang mendengarnya, terutama Oliver. "Bukankah kita sudah melakukan seleksi besar-besaran beberapa waktu lalu? Seharusnya kita bisa memanfaatkan prajurit yang sudah ada. Kenapa harus mengajukan anggaran tambahan?" Oliver bertanya dengan nada lebih tegas, mengungkapkan kecurigaan yang mulai tumbuh dalam dirinya.
Paman Hazel tampak tidak terpengaruh, tetap santai. "Tentu saja, kita telah melakukan seleksi sebelumnya, tetapi tidak ada salahnya melakukan evaluasi ulang dan memperbarui daftar prajurit, bukan? Kita perlu memastikan mereka siap menghadapi ancaman yang mungkin datang, dan ini bisa membuka peluang bagi banyak orang untuk lebih berkontribusi."
Tapi aku bisa melihat dari wajah Oliver bahwa penjelasan itu semakin meragukan. "Paman, kita baru saja mengeluarkan dana besar untuk pelatihan prajurit, dan sekarang kau ingin menurunkan dana lagi untuk seleksi yang sepertinya tidak terlalu diperlukan? Itu malah akan membebani keuangan kerajaan dan menguras lebih banyak sumber daya."
Perdebatan itu mulai memanas. Aku bisa melihat Oliver semakin tegas. "Paman Hazel, jika ini tentang mempersiapkan pasukan untuk keamanan kerajaan, mengapa tidak memanfaatkan prajurit yang sudah terlatih dan terpilih? Penambahan anggaran ini hanya akan mengarah pada pemborosan. Seperti yang kamu tahu, kerajaan sedang menghadapi beberapa tantangan ekonomi."
Tiba-tiba, ada ketegangan lain di ruangan itu. Paman Hazel terdiam sejenak, mencoba menyembunyikan ekspresi yang tidak bisa disembunyikan lagi. Wajahnya tiba-tiba menunjukkan gelagat yang kurang meyakinkan.
"Apakah ada alasan tersembunyi di balik rencanamu, Paman?" tanya Oliver tajam, suaranya yang dingin menyusup ke udara. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Paman Hazel, dan Oliver mulai menangkapnya.
Paman Hazel terdiam sejenak, seakan mempertimbangkan jawabannya. "Tentu saja tidak," jawabnya akhirnya, meskipun kata-katanya terdengar ragu. "Ini semua demi kebaikan kerajaan."
Namun, ada yang aneh dengan cara Paman Hazel berbicara, seolah-olah dia mencoba menutupi sesuatu yang lebih besar. Aku bisa melihat Oliver menatapnya dengan tajam, seolah-olah dia sudah tahu bahwa Paman Hazel sedang mencoba untuk membenarkan rencananya yang meragukan.
Oliver pun melangkah maju, tatapannya penuh kewaspadaan. "Paman Hazel, jika ini tentang persahabatan dengan kerajaan tetangga, mengapa tidak mengajukan permohonan secara transparan seperti biasanya? Mengapa kita harus menciptakan pengeluaran yang tidak jelas dan membebani rakyat?"
Aku bisa merasakan ketegangan semakin meningkat. Paman Hazel akhirnya tidak bisa lagi menyembunyikan kebimbangannya. "Aku hanya... hanya berpikir ini adalah langkah terbaik untuk mempersiapkan diri," ucapnya tergagap.
Oliver tidak berkata lagi, tetapi ekspresi di wajahnya mengatakan semuanya. Aku bisa melihat jelas bahwa Paman Hazel mulai terpojok oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan. Keberanian yang ditunjukkan Oliver semakin mengungkap kebusukan yang coba disembunyikan Paman Hazel.
"Aku ingin kau berhenti membicarakan tentang pengurangan dana dan seleksi ini. Aku akan menyelidiki lebih lanjut," kata Oliver dengan tegas, yang semakin memperjelas kecurigaannya terhadap Paman Hazel.
Paman Hazel tersenyum tipis, tetapi senyum itu terasa dipaksakan. Sepertinya dia menyadari bahwa langkah-langkah yang selama ini diambil mulai terungkap.
Pikiran ku berputar cepat, setiap kata yang keluar dari mulut Paman Hazel tadi seperti duri yang menancap dalam. Aku tak bisa menahan gejolak yang muncul di dadaku. Percakapan tadi—tiba-tiba tentang penambahan prajurit, alasan yang terdengar begitu muluk tentang kerja sama dengan kerajaan tetangga—semuanya hanya topeng. Semua ini seperti satu permainan yang sudah lama disusun, dan aku baru saja melihat gambaran kecilnya.
Frans... kata-kata Frans masih terngiang jelas di kepalaku, penuh ancaman, namun juga seperti petunjuk yang kini mulai bersatu. "Proses seleksi prajurit itu penuh kecurangan, Lydia. Banyak yang lolos hanya karena pengaruh dan kekuasaan, sementara yang tak beruntung—mereka yang dianggap 'tak berguna'—akan dipaksa mati dalam pelatihan yang keras. Mereka bahkan dikirim ke perbatasan, langsung ditempatkan dalam kondisi berbahaya. Itu bukan pelatihan, itu pembunuhan."
Frans tidak pernah memberi petunjuk j elas siapa yang di balik semua itu, namun sekarang aku tahu. Paman Hazel, dengan posisinya yang sangat berkuasa di militer kerajaan, adalah orang yang dapat mengatur semuanya. Keinginannya untuk menambah lebih banyak prajurit, bahkan mengadakan seleksi ulang dengan alasan kerjasama kerajaan tetangga—itu semua tak lebih dari alasan semu. Ada sesuatu yang jauh lebih gelap di baliknya, dan aku bisa merasakannya.
Paman Hazel mungkin saja sengaja mengirimkan prajurit yang tak berguna atau yang dianggapnya tak cukup kuat untuk bertahan dalam pelatihan, lalu mengirim mereka ke perbatasan—dalam kondisi yang hampir tak mungkin untuk bertahan hidup. Pelatihan itu bukan untuk mencetak prajurit yang tangguh, tapi untuk membuang mereka. Itu hanya cara untuk menyisihkan mereka yang tak bisa memberi keuntungan atau yang dianggap lemah. Semua ini adalah permainan yang dibangun di atas nyawa orang lain.
Aku merasa cemas, marah, dan bahkan sedikit takut. Tapi satu hal yang jelas—aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut. Semua ini harus dihentikan. Aku tidak bisa lagi hanya diam. Aku harus melawan, meskipun aku tahu ini bukanlah hal mudah. Frans mungkin benar, dan Paman Hazel terlibat langsung dalam semua ini.
Aku melangkah keluar dari aula tempat Oliver dan Paman Hazel berdiri, pikiranku masih penuh dengan pertanyaan dan kebingungan. Apa yang bisa kulakukan untuk membongkar semua ini? Bagaimana aku bisa mengungkapkan semuanya tanpa menempatkan diriku dalam bahaya lebih besar? Semua jawaban itu berputar-putar dalam pikiranku, namun satu hal yang pasti—aku tidak bisa terus berdiam diri.
Aku melihat Oliver, wajahnya tampak lebih serius dari biasanya. Aku tahu dia bukan orang yang mudah dibohongi, dan aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk memberi tahu dia tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ini bukan hanya tentangku lagi, ini tentang keadilan. Tentang orang-orang yang telah dibuang begitu saja, yang mati tanpa pernah diberi kesempatan.
Aku memutuskan untuk memberitahunya, aku harus memberitahunya, dan aku ingin dia tahu bahwa aku tak bisa melawan ini sendirian.
"Oliver," ucapku dengan suara yang sedikit bergetar namun penuh ketegasan. "Aku tahu siapa yang berada di balik semua ini."
Aku berharap, dengan kata-kata itu, kami bisa memulai langkah pertama untuk menghentikan semua kejahatan ini.
"Aku akan menulis surat dan aku akan memberikan alamat yang dituju"
"Aku akan membantumu, aku tahu siapa dalang dibalik kejahatan yang menimpa dirimu dan teman-temanmu. Datang di kemah militer dan datang lah sebagai calon peserta, bawa temanmu yang merupakan korban hidup"
"Aku telah menulisnya, jadi kirimkan ini secepatnya. Aku ingin kau berpura-pura bodoh dengan menuruti permintaan Paman Hazel, lalu kau ikuti saja rencanaku. Aku juga akan membantumu, kekasihku" ucapku sengaja penuh penekanan pada kata kekasih. Aku mungkin akan lebih berani mengakui perasaanku pada Oliver.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Main Princess✔️
FantasyDalilah terperangkap di tubuh kembarannya sendiri, sejak kematian dirinya beberapa hari yang lalu. Highest rank #2 | Pahlawan (13 February 2025) #13 | 2023 (13 February 2025) #22 | Jiwa (13 February 2025)