Tante

330 68 14
                                    


"Ahyeon, kamu serius nggak ngerti ini?."

Suara Pharita terdengar lembut, tapi ada sedikit nada gemas di dalamnya. Dia mengetuk pelan kepala Ahyeon dengan ujung pensilnya, sementara Ahyeon hanya nyengir dan mengusap kepalanya yang baru saja terkena 'serangan kecil' dari sang tante.

Pharita—adik dari mama Ahyeon—adalah seseorang yang sudah menjadi bagian dari hidup Ahyeon sejak dia kecil. Saat masih kecil, setiap kali mamanya sibuk bekerja, Ahyeon sering kali dititipkan ke Pharita. Mereka selalu bermain bersama, mengobrol tentang banyak hal, bahkan saat Ahyeon mulai tumbuh dewasa, kebiasaan itu tetap ada. Sekarang, Ahyeon sudah menjadi mahasiswi tahun kedua, dan Pharita yang sudah berumur 35 tahun tetap seperti dulu—tenang, sabar, dan sangat perhatian.

Hari ini, Pharita berkunjung ke rumah kakaknya, seperti biasa. Tapi kali ini, dia bukan hanya sekadar datang untuk ngobrol santai atau makan bersama, tapi juga mengajari ponakannya tentang tugas kuliahnya yang katanya 'terlalu sulit'.

Ahyeon menggembungkan pipinya, menatap Pharita dengan mata berbinar seperti anak kecil yang minta perhatian. "Tante, seriusan aku nggak paham bagian ini. Tante aja yang jelasin, aku dengerin."

Pharita mendesah pelan, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Kamu harus coba dulu, Ahyeon. Jangan manja."

Ahyeon mendecak pelan, lalu mulai menulis di buku catatannya, berusaha mengerjakan soal yang ada di hadapannya. Sementara itu, Pharita tetap memperhatikannya dengan penuh kesabaran, membiarkan Ahyeon berpikir sendiri sebelum membantunya lagi.

Di ruang tamu, mama Ahyeon sedang mengiris buah sambil melirik ke arah adiknya dan putrinya yang duduk berdampingan di meja ruang tamu. Ekspresi wajahnya berubah serius sebelum akhirnya berkata, "Pharita, kamu ini sudah umur 35 tahun, kapan mau nikah?."

Pharita yang sedang mengamati pekerjaan Ahyeon langsung berhenti sejenak. Dia menoleh ke arah kakaknya dan tersenyum tipis. "Nikah?."

"Iya," mama Ahyeon melanjutkan, "Masa sibuk ngurusin Ahyeon terus? Kamu udah cukup umur buat punya keluarga sendiri."

Ahyeon yang mendengar itu ikut melirik, menunggu reaksi dari tantenya. Tapi bukannya menjawab, Pharita malah kembali fokus ke Ahyeon, meraih buku catatan di hadapannya dan menunjuk ke salah satu bagian soal.

"Kamu tadi salah hitung di sini," katanya santai, seolah-olah tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh kakaknya.

Mama Ahyeon mendecak pelan. "Dek! kamu denger kakak nggak sih?!."

"Aku denger," jawab Pharita akhirnya, tetap dengan nada tenang. "Tapi aku lagi ngajarin Ahyeon."

Mama Ahyeon menghela napas panjang. "Kamu ini. Kakak ngomong serius."

"Dan aku juga lagi serius," Pharita tersenyum sekilas ke arah kakaknya, lalu kembali menatap Ahyeon yang diam-diam memperhatikan wajahnya.

Ahyeon memiringkan kepalanya sedikit. Dia tidak pernah benar-benar memikirkan soal tantenya menikah, tapi entah kenapa... ada perasaan aneh yang muncul di hatinya saat mendengar itu.

Tantenya menikah?

Membayangkan tantenya bersama orang lain, menghabiskan waktu dengan orang lain, dan mungkin... tidak akan sering datang ke rumah lagi, membuat Ahyeon merasa tidak nyaman.

"Tante," panggil Ahyeon pelan.

"Hm?."

"Kalau tante nikah... kita masih bisa sering ketemu, kan?."

Pharita terdiam sebentar, lalu tersenyum. "Tentu saja. Kenapa?."

"Enggak... cuma nanya aja," Ahyeon mengalihkan pandangannya ke buku catatannya, berusaha menyembunyikan rasa gelisah yang tiba-tiba muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang