Part 15: The Sisters's Feeling

1K 50 2
                                    

~Author's POV~

            Sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan. Kylie mencoba menetralkan perasaannya yang tidak karuan. Kendall memainkan iPhonenya karena Shawn menanyakan apa dia ada di apartemen atau tidak. Cameron, tentu fokus menyetir. Apalagi sekarang macet. Kylie merasa sangat canggung. Andai dua orang lainnya menyadari.

"Eh, aku ingin bertanya." Kendall bersuara. "Kumohon, kau jawab sejujurnya, Cam."

             Cameron menoleh menatap Kendall penuh tanya. "Sejak kapan Nash menyukai Irina?" Kendall menatap Cameron bingung. Sementara Cameron, agak kaget saat Kendall menanyakan itu.

"Kenapa kau menanyakan itu?" Cameron menjalankan mobilnya, karena kemacetan sudah bisa dihindari mobilnya.

"Nash ada di Starbucks tadi. Dan, dia dekat sekali dengan Irina. Lagipula, tadi pagi kau bilang dia yang menjemput Irina di JFK. Dan dulu, mereka berduaan saat pemotretan untuk pameran Kylie."

                Cameron tersenyum. Lalu menatap Kendall sesaat, dan fokus kedepan. "Sejak kau dan teman-temanmu, bertemu di Starbucks  dengan aku dan yang lain. Ehm, saat aku menolong mu dari paparazzi dari penyamaran konyol mu. Ingat?" Cameron menjawabnya panjang lebar. Tentu, yang di belakang melongo, karena Cameron tidak pernah berbicara lebih dari 5 kata -istilahnya-. Itu membuatnya yakin dengan sesuatu.

"Oh ya? Apa yang dia katakan sejak melihat Irina?"

"Hanya menanyakan 'gadis sebelah gadis incaranmu siapa?'. Tidak kurang dan tidak lebih."

             Kendall sedikit berpikir mendengar jawaban Cameron. Sedangkan Cameron cuek.

"Hah?" Kendall membelalakan matanya. "Lilo?"

              Cameron menepuk dahinya seketika sedangkan Kylie menghela napasnya. "Ya Tuhan, kenapa aku punya kakak yang idiot sih?" gumam Kylie. Tapi terdengar di bangku depan. Kendall menatap adiknya meminta penjelasan. Sedangkan Cameron, terkekeh setelah beberapa saat terdiam.

"Apa maksudmu?" geram Kendall tidak suka.

"Menyampaikan gerutuanku yang berisikan fakta."

              Dengan cueknya, Kylie memfokuskan diri di iPhonenya. Sedangkan Kendall kembali menatap jalanan dengan menggerutu. Cameron tersenyum, melihat gadis yang dicintainya menggerutu seperti anak kecil. Tapi, dia sempat melihat Kylie yang sibuk sendiri dari kaca spion.

-------------------------------------------------------------------------------

"Apa yang Kim bicarakan?" Kendall bertanya sesaat mereka memesan.

"Hanya menanyakan keadaan kita berdua. Dan menawarkan acara makan malam besok. Semuanya akan kesini. Mereka mengharapkan kita datang." Jawab Kylie sambil menatap kakaknya.

"Kau mau datang?"

              Kylie menghela napasnya. Tepat saat itu, Cameron datang. Dia habis mendapat telepon dari kantornya untuk masuk besok siang. Dia duduk disamping Kendall. Dan Kylie sudah tidak terlalu terganggu akan hal itu.

"Aku datang jika kau datang. Mana mungkin aku datang tanpa kau? Kita anak kandung Mom dan Dad. Kita yang diharapkan datang. Kita korban yang sesungguhnya."

               Kendall menghela napasnya. Dia tampak memegangi pelipisnya. "Memang apa yang akan mereka bicarakan lagi? Intinya perceraian mereka tetap terjadi kan?" Kendall menatap Kylie lelah. Kylie mengangkat bahunya.

"Persetujuan? Sekaligus acara keluarga lengkap, untuk terakhir. Kau harus tahu, yang aku dengar dari Kim, Dad sudah beli rumah di Malibu. Dia akan pindah besok pagi." Kylie menyenderkan tubuhnya.

Dallas Twins [CAMERON DALLAS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang