.
.
.
"DIA GILA!"
Taehyung mendesis pelan sesaat teriakan Yerin kembali terdengar untuk kesekian kalinya. Lihat bagaimana menggenaskannya kondisi istrinya ini sekarang. Persis seperti korban bencana alam. Berantakan.
"Kau tau, dia mencoba mencongkel mataku, tidak waras. Darimana kau temukan hewan buas seperti itu?" cerocos Yerin dengan menunjuk-nunjuk ke arah ranjang rumah sakit disebelahnya. "Kau lebih mirip beruang betina, jelek!"
"KAU!"
"Ough, tahan tahan. Kondisimu masih belum stabil." ucap Jimin yang berdiri di antara kedua ranjang. Melihat bolak-balik kedua wanita di samping kiri dan kanannya. "Kandunganmu bisa saja tidak selamat tadi."
Irene menunjuk dengan geram ke arah Yerin. Menatap marah. "Wanita gila itu yang hampir membunuh anakku!"
"Kau hampir merusak nail art ku!"
"APA NYAWA JANINKU SETARA DENGAN NAIL ART MU ITU?!"
"YA TENTU SAJA. ANAK MANA YANG TIDAK MALU LAHIR DARI RAHIM JALANG!"
Irene bangkit secara mendadak, mencoba menggapai Yerin. Tentunya peristiwa menggenaskan selanjutnya tidak akan terjadi, karena Jimin bergerak menjadi tameng perlindungan pertama bagi istri sang bos. Bisa tamat riwayatnya jika satu luka lagi terpatri.
"Apa? Apa apa apa!"
"Tenang, Yerin tenang." ujar Taehyung sambil mengusap punggung istrinya dengan sabar.
Yerin menganga, seakan tidak percaya dengan ucapan suaminya. "Tenang?!" jari tekunjuknya mengarah ke arah dada. "Kau menyuruhku tenang?"
Tidak menunggu waktu lama Taehyung segera memberikan senyuman terbaiknya, mengalihkan posisi tangannya ke arah bahu Yerin dan memutar posisi istrinya menjadi menghadap ke arah dirinya. "Dengar, kalo kalian bertengkar lagi, kau akan kehilangan kesempatan untuk mencoba make up baru yang dibawakan Jimin." Ibu jarinya mengusap luka goresan di sudut mata Yerin. "Lihat ini, apa kita perlu ke dokter operasi plastik?"
Yerin menepis tangan Taehyung, mendengkus kesal. "Kau itu pria bajingan. Pria mata keranjang. Tidak usah merayuku!"
"Aku--"
"Pergi sana! Aku tidak butuh dirimu. Urus saja selingkuhan gilamu itu!"
"Yakin?"
Yerin terdiam beberapa saat, lalu kemudian menidurkan dirinya di ranjang pasien dengan menarik selimut hingga ke kepala.
"Pergi sana!"
Teriaknya kedua kali.
Kali ini dia harus memberikan waktu sesaat untuk istirahat ... otak dan tubuhnya butuh istirahat. Dia sepertinya lelah.
Hanya lelah sesaat, Yerin yakin itu. Mengapa juga dia harus menyerah? Pertarungan belum berakhir bukan? Dia masih hidup. Masih tinggal di rumahnya dan Taehyung. Juga ... dia masih yakin.
Kadang keyakinan itu menjadi hal utama. Semua hal akan dia lakukan untuk berjuang, berjuang demi hidupnya jika tidak bisa kembali ke dunia aslinya. Siapa bilang dia tidak pernah berusaha? Setiap tindakannya itu usaha. Hanya saja dia sedang lelah. Hatinya juga lelah. Dan pikirannya seakan memberikan kode untuk istirahat.
Yang ia tidak tahu dan cukup membingungkan adalah ... air mata ini.
Kenapa matanya berair?
Tidak, jangan disini. Semua orang akan melihat. Dia benci itu.
Genggamannya ke selimut semakin mengerat, isaknya teredam dengan satu tangan yang membekap mulut. Bahunya dia tahan sekuat mungkin untuk tidak bergerak karena tersedak menahan tangis.

YOU ARE READING
Not My World
Fanfiction[Revisi] Yerin Ayasari, perempuan biasa yang tinggal di korea sebagai perantau untuk mencari benih benih uang. Semuanya terasa biasa saja sampai sebuah kejadian aneh terjadi. Dia masuk ke dalam sebuah cerita novel. Oh shit! ...