"Apa maksud pintu? Jendela? Mata merah? Darah?" Grace kembali berkata.
Berkata sambil mencari cara agar ia bisa keluar.
"Sudah kukatakan semuanya hanya ilusi dan cara kau melebih-lebihkannya, sayang." Ucap Louis lembut.
"Berhenti memanggilku sayang!" Teriak Grace dari dalam.
"Kau sudah merencanakan jauh-jauh hari bukan?" Ia melanjut.
"Mau dengar hal penting, sayang? Kita. Sudah. Di. Takdirkkan."
"Semua yang terjadi dalam obrolan itu tidak ada sangkut pautnya denganku."
"Aku tidak menyangka akan bertemu kau saat itu. Aku sudah berkata jujur, semua yang terjadi sudah direncanakan."
Louis memang berkata jujur. Ia tidak ada sangkut pautnya dengan hal mistis yang terjadi selama obrolan berlangsung.
"You're liar!" Grace kembali berteriak.
"Waktu mengulur waktumu sudah habis." Lalu setelah mengucapkan kata-kata tersebut Louis mendobrak pintu dengan paksa. Menampilkan Grace yang sudah menuju pojokkan.
"Ayo, sayang. Mendekatlah. Everything gonna be okay."
"Jangan mendekat! Berhenti mendekat!" Teriakan Grace cukup hebat, tapi seakan malam ini dibutakan serta ditulikan. Tidak ada seseorang yang peka akan hal ini.
"Kau banyak berbicara. Aku menjadi ingin membunuh kau langsung saja." Kesal Louis.
Jangan pernah membuat seorang psikopat marah.
Dengan langkah cepat ia menarik Grace paksa, membawa nya ke dapur apapun itu caranya. Membiarkan Grace bersatu dengan darah. Cara untuk menghilangkan barang bukti.
Setelah berhasil, tanpa basa basi pun, Louis mengambil sapu tangan yang sedari tadi ia abaikan, menyumbat mulut Grace.
Setelah berhasil, Louis mengambil pisau dapur, menggoreskan pisaunya ke tangan, kaki lalu kembali ke pipi menghiraukan jeritan Grace.
Sebelum benar-benar melakukan bagian akhir, Louis menatap Grace dengan tatapan sedih.
Psikopat memang memiliki 1001 wajah bukan?
"Ssh.. Ssh.. Sudah kukatakan jangan menangis. Rasanya tidak akan sakit, kok."
Louis mengambil sebuah pisau baru, kali ini ia dekatkan kearah rambut Grace.
"Jangan menangis, sayang. Tidak akan sakit." Louis mengelus pelan dahi Grace.
Lalu dengan hitungan detik, rambut Grace kini terpotong. Terpotong oleh seorang psikopat.
Grace membelakkan kedua matanya, tak percaya akan ini.
Seperti mengambil kesempatan, dengan pisau yang sama. Louis menancapkan pisau lagi. Kali ini berbeda dengan sebelumnya, ia menancapkannya di mata.
"Ssh.. Berhenti menangis, semuanya akan baik-baik saja. Rasa itu akan berakhir. Ssh.."
Teriakan Grace sangat besar, untungnya Louis sudah menutupnya dengan sapu tangan yang ia bawa.
Dilihatnya Grace yang tengah menahan kesakitan.
Louis senang dengan situasi seperti ini.
Ia senang melihat korbannya menderita.
Dengan tancapan di mata akan membuatnya mati secara perlahan.
Membuatnya bisa melihat detik-detik ajal yang menjemputnya.
Grace terkapar tak berdaya.
Gerakan yang ia buat kini berangsur melemah, melemah, lalu tak bergerak sama sekali.
Grace telah mati.
Louis mengambil pisau yang ia tancapkan, lalu mengambil sebuah karung yang sudah ia lipat kecil-kecil hingga muat di sakunya.
Mengangkut korban selanjutnya untuk ia santap hari ini juga.
Tak lupa, ia menghapus semua barang bukti. Rambut, pisau, sapu tangan. Semuanya.
Setelah dikiranya ia sudah menghapus semua, ia segera keluar menuju rumah Grace, berjalan menuju rumahnya.
Louis bergumam kecil, "V, kita akan berpesta pagi ini juga. Kau pasti sudah menungguku di rumah."
Dan tanpa Louis sadari, ada sebuah bayangan dibalik jendela kamar Grace. Bayangan yang dilapisi dengan mata merah.
Sekali lagi, Louis tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian obrolan itu.
Ia tidak tahu bahwa semuanya yang ia lihat dan rasakan adalah benar yang terjadi. Bukan ilusi.
Kini, bayangan itu berangsur menghilang.
***
WEYHEEYY maap kalo kurang hot cara pembunuhannya karna ini emang ss jd yaah nulisnya gabakal banyak2 amat:'))
Gue gabisa bikin ending yang pas jadi maapin kalo ngegantung:'D
Ada yg masih bingung? Tanyain aja! Gue bakal jelasin kokkk
KAMU SEDANG MEMBACA
omegle ▷ lt [✔]
Fanfiction"permainan ini akan berakhir... ..jika salah satu dari kita yang mati," louis. grace. highest rank #8 on short story copyright - 2015