"AHAHAHAHA!" tawa khas seorang pria berperawakan tinggi dan memiliki tubuh yang lumayan besar itu menggema hingga seantero ruang studionya.
Dibacanya berulang kali judul artikel yang ada di layar ponselnya itu dan disertai dengan tawanya yang membludak yang kian lama kian besar. Bahkan terlihat ia menahan airmatanya karena terlalu banyak tertawa kegelian. "Kurasa mereka memang sudah tidak waras! AHAHAHA" ujarnya disela-sela tawanya yang dapat merusak gendang telinga itu. "Menyedihkan"
Sementara itu, seorang pria yang kini sudah merubah penampilannya dengan memangkas rambut kesayangannya dan mengecatnya menjadi warna putih itu hanya bungkam sambil membaca sebuah buku. Sebenarnya dia sangat terganggu dengan tawa dari pria yang tidak berhenti tertawa dari tadi yang duduk tak jauh dari tempatnya duduk saat ini. Namun, entah mengapa ia hanya ingin memastikan agar pria itu tidak mengucapkan kata-kata ejekan terhadap apa yang dia baca saat ini. Tapi, nyatanya dia sedikit geram mendengat tawa dan kata 'Kurasa mereka memang sudah tidak waras!' dan 'Menyedihkan' yang terlontar dari mulut pria yang terlihat setengah waras itu akibat tertawa tanpa henti.
Ditaruhnya buku yang dia baca di atas meja kecil. "Sudah cukup menertawai itu, lebih baik kita selesaikan dulu pekerjaan yang kemarin tertunda" tegurnya.
Yang ditegurpun akhirnya berhenti tertawa dan menatap pria yang tadi menegurnya itu. Selama beberapa detik dia bergeming lalu kemudian dia bangkit dari duduknya dan menaruh ponselnya di saku celananya. "Well, well, well, kuharap tadi itu bukan bentuk pembelaan untuk mantan teman-temanmu itu, Zayn" ucapnya sarkastik. "Baiklah. Setelah makan siang kita akan menyelesaikan pekerjaan kemarin. Dan kuharap kau memperdengarkanku karyamu itu yang lebih menjiwai lagi dari sebelum-sebelumnya"
"Aku tahu. Setelah makan siang aku akan kesini lagi. See you" pun Zayn keluar dari studio milik Naughty boy dengan kembali digeluti perasaan yang campur aduk.
Kesal. Dia memang kesal ketika mendengar kata-kata ejekan yang ditujukan untuk mantan teman bandnya itu. Dalam kata lain, dia masih peduli. Namun, separuh dari hatinya berkata bahwa seharusnya dia tidak usah peduli. Namun, rasa ketidakpeduliaannya kepada mantan teman bandnya itu terkalahkan oleh perasaan pedulinya itu. Walaupun sekarang mereka sudah tidak bersama lagi, rasa sayangnya pada teman-temannya itu masih ada dan sangat besar. Walaupun dia tidak yakin mereka masih punya rasa sayang sebagai teman-saudara- pada dirinya setelah apa yang telah terjadi akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Guys! (Zayn Malik FanFic)
Fiksi PenggemarKeputusan yang besar ada di tanganku. Dan kurasa inilah jalanku... I'm Sorry Guys! I'm Sorry Boys-One Direction! I'm Sorry Directioners!