Chapter 3

1.1K 111 8
                                    



SCARLET CLUB

Miracle dan Flora sudah setengah mabuk menunggu Britney dan Megan yang belum datang. Gareth yang melihat mereka hanya menyeringai menghadapi kedua wanita yang lagi patah hati.
Tak lama Megan datang disusul Britney.

Megan duduk di samping Gareth mengambil wine diatas meja dan meneguknya.
"Ada apa dengan mereka?" Megan melirik sinis kearah teman-temannya yang sedang mabuk.

"Patah hati!" Gareth menjawab singkat dan meminum whiskey-nya kembali.

"Cih! Aku muak melihat wanita seperti ini, rasanya aku tidak sudi mengakui mereka sebagai temanku." Ketus Britney.

"Aku juga muak melihat seorang wanita mabuk menyerbu Penthouse-ku! Seperti tidak ada laki-laki lain saja!" Sindir Gareth melirik sinis wanita-wanita gila cinta di depannya.

Megan dan Britney mendengus kesal sedangkan Miracle dan Flora acuh tidak mau menanggapi sindiran Gareth.
Malam ini mereka hanya di habiskan untuk mendengar curhatan Miracle yang tidak jelas dan sesekali ia tertawa keras.
Tak lama sepasang kekasih muncul dan ikut bergabung di Room mereka.

Dustin dan Morly berpelukan mesra membuat Miracle jengah.
Ia sejak awal tidak suka hubungan Dustin dengan Morly. Ia tidak segan untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Morly.
Sedangkan Megan hanya diam menutupi sesak di dadanya dengan memasang wajah dingin sambil menatap malas pasangan yang baru datang.
Sedangkan yang lain hanya diam tidak menganggap Morly ada.

"Hei Pelacur! Masih berani kau mendekati sepupuku?" Ketus Miracle menatap tajam Morly.

Dustin yang tidak terima hinaan kekasihnya besuara tajam.
"Jaga mulutmu! Siapa yang kau sebut pelacur itu? Dia atau temanmu!" Dustin melirik sinis kearah Megan, sedangkan yang ditatap hanya memutar bola matanya.

Morly hanya tersenyum tak ingin menanggapi hinaan sepupu kekasihnya itu.
"Darling sudahlah, aku tidak apa. Jangan bertengkar dengan sepupu tercintamu hanya demi wanita yang kau cintai." Morly sengaja menekan kata Cintai sambil melirik sinis kearah Megan.

Miracle geram melihat tingkah laku pelacur yang ada di hadapannya.
"Kau pergilah! Bawa wanitamu, aku tidak sudi melihat wajahnya lama-lama! Aku sangat Alergi."
Tukas Miracle.

Megan dan yang lain hanya bisa menatap dingin kearah pasangan tak di undang ini.
Sejujurnya mereka sangat tidak nyaman dengan kedatangan pasangan ini karena Morly.
Tapi mereka berusaha menghargai Dustin dan tidak menunjukkan keengganannya hanya saja mereka lebih memilih berbicara kepada Dustin daripada wanita disampingnya.

"Aku ke toilet sebentar, aku akan pulang setelah ini." Megan merasakan perutnya menegang daritadi jadi ia memutuskan untuk pulang. Sekaligus tak tahan melihat Dustin yang bermesraan di depannya.
Dustin hanya menyeringai kearah Megan.

***

Di toilet Megan kebingungan dengan apa yang di rasakannya. Perutnya menegang tanpa sebab, keringat dingin mulai mengucur, wajahnya memucat. Ia sudah menghubungi Ralee untuk menjemputnya.

Kenapa ia memilih pingsan di toilet karena ia tak ingin teman-temannya khawatir.
Setengah jam menunggu akhirnya Ralee datang dan memapahnya menuju Basemant.

Di Basemant terdapat Dustin yang sudah menunggunya di depan mobil.
"Ralee kau langsung masuk mobil saja." Perintah Megan dan di angguki Ralee.

Dustin melihat Megan berjalan kearahnya dengan senyum yang di paksakan.
"Ada apa Dustin? Aku lelah ingin pulang." Ujar Megan menahan sakit di perutnya.

"Ya, aku lihat wajahmu memang terlihat kelelahan. Apa kau lelah karena sudah melayani Zaire yang meluangkan waktunya untuk menemuimu di Penthouse?" Sindir Dustin menatap tajam Megan.

My Sugarplum  (Shimmer & Glitter)Onde histórias criam vida. Descubra agora