"Maafkan aku. Hubungi aku segera setelah kau menerima pesan ini, oke ?" Jongsuk mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam saku jaketnya.
Dia ingat akhirnya, hari ini adalah perayaan hari jadinya dengan kekasihnya. Hanya saja, dia terlalu bersemangat dan bahagia ketika seorang seniornya memintanya untuk ikut melakukan operasi. Jongsuk tau, kekasihnya sudah pasti sangat marah padanya.
Jongsuk baru saja hendak melangkah pergi meninggalkan rumah sakit saat ambulans datang dan berhenti di depan pintu gawat darurat. Jongsuk penasaran, ia mendekat untuk melihat.
"Kim Sarang, apa ada sesuatu yang gawat ?" tanya Jongsuk kepada seorang perawat
"Ah, dokter Lee Jong Suk. Ada sebuah kecelakaan terjadi. dari yang kudengar, dia seorang mahasiswi yang tertabrak truk. Namanya, Park Shin Hye. keadaannya sangat parah. Ah, itu dia ..." kata perawat itu sambil melewati Jongsuk menuju ambulans.
Jongsuk terdiam. Dia mematung di tempatnya. Dia yakin bahwa dia tidak mungkin salah mendengar nama yang begitu dikenalinya.
Park Shin Hye.
Jongsuk menoleh tepat ketika beberapa perawat mendorong tubuh korban kecelakaan itu dari dalam ambulans. Mendorong dan membawah tubuh miliknya, dia .... Park Shin Hye.
---
Tentu saja, Jongsuk bergetar saat ini. Dia sudah biasa berdiri di antara para dokter saat melakukan operasi. Dia puluhan kali melihat darah segar mengalir menetes dari bed operasi. Dia sering berada di sana dengan tangan penuh darah.
Tapi, dia bergetar saat ini. bergetar ketika dia justru hanya berdiri di pojok ruang operasi, melihat bagaimana dokter-dokter bedah itu mengoperasi tubuh Shinhye. Sebuah alat intubasi bertengger di mulut kecilnya, memompakan oksigen yang saat ini belum mampu ia hirup dengan normal.
Jongsuk tidak pernah menyesali langkah apapun dalam hidupnya. Tapi hari ini, dia menyesal telah terobsesi menjadi seorang dokter. Dia menyesalinya.
"Nadi menurun. Tekanan darah kian rendah. Bagaimana ini ?" teriak suara seorang perawat dari balik masker yang menutupi wajahnya
"Ephineprine !" pekik dokter Ki Joon
Jongsuk begitu gugup memperhatikan apa yang ia lihat. Ia terus berdoa agar Shinhye baik-baik saja. Ia bahkan hampir jatuh lemas ketika Perawat mengatakan hal-hal yang membuatnya takut setengah mati.
Namun, setelah operasi selesai, Jongsuk mencoba bertanya pada salah satu perawat yang ada di ruang operasi tadi. Dia ingin tau kondisi kekasihnya itu.
"Bagaimana keadaannya ?" tanya Jongsuk
"sepertinya operasi berjalan baik, meski sedikit mengalami masalah sebelumnya. Kita hanya menunggu dia sadar dan mengobservasi tanda-tanda shock. Kita berjaga dari adanya pendarahan" kata perawat itu.
"terima kasih. Aku mengerti. Tolong jaga dia, aku harus melakukan tugas lain bersama dengan dokter Ki Joon saat ini. tolong beritau aku jika terjadi sesuatu padanya" ujar Jongsuk
"Baik dokter"Itu hanya selang beberapa jam, tiba-tiba di tengah kesibukannya, Jongsuk menerima sebuah panggilan lewat ponselnya. Itu dari seorang perawat yang ia percayakan untuk menjaga Shinhye.
Jongsuk bahkan belum mengangkat panggilan tersebut, namun ia merasa gugup dan rasa khawatir menghampirinya tanpa alasan apapun. Dengan cepat ia menerima panggilan.
Ia tidak tau harus melakukan apa saat itu, tapi spontan ia hanya meminta ijin kepada dokter Ki Joon dan berlari dengan cepat.
Jongsuk berlari menembus keramaian koridor rumah sakit yang bercat putih pucat itu. isi dikepalanya hanya fokus pada Shinhye. Jongsuk berhenti sejenak, lalu membuka pintu ruangan khusus MRI. Dia melihat dokter Yoon Gyu Bin, salah seorang dokter bedah syaraf di rumah sakit tengah mengamati hasil MRI Shinhye.
"Ah, dokter Lee Jong Suk, kau datang ?" tanya dokter Yoon Gyu Bin ramah
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Future
RomanceDia mungkin akan kehilangan suara derap langkah kaki ringan gadis itu. Dia mungkin akan kehilangan belaian tangan lembut gadis itu. atau Dia mungkin akan kehilangan kenangan bersama gadis itu. Dia mungkin akan kehilangan segalanya .... Tapi, itu le...