"hey, mau kemana kau?"
Gadis itu mendengus kesal untuk yang kesekian kalinya, "jangan mengikutiku!" perintanya tanpa bisa ditolak. Bagaimana bisa lelaki itu tak mengikutinya, langkahnya terus menaiki anak tangga menuju atap apartementnya. Walau sebenarnya ada lift entah kenapa gadis beku ini lebih memilih menaiki anak tangga satu persatu. Mungkin dia ingin menghitung anak tangga ini.
Setelah tangan lembut milik gadis itu menyentuh kenop pintu penghubung antara anak tangga dan atap, ia putar hingga pintu itu terbuka lebar. Angin berhebus semakin kencang dari ini, hingga pria tampan dibelakangnnya merapatkan jaket hangatnya.
"sayang, kenapa kita kemari. Lebih baik kembali kekamar, aku akan mengangatkanmu" gadis beku itu tak peduli. Ia melangkah lebih jauh lagi, tak peduli udara dingin yang menembus tulang rusuknya. Ia menoleh sebentar, memperhatikan lelakinya yang terlihat kedinginan. "lebih baik kau kembali saja keapartement" ia memalingkan wajahnya, lalu menoleh lagi. "dan berhenti memanggilku sayang!" lanjutnya dengan tatapan tajam. Lelaki dibelakangnya tak peduli, ia hanya terkekeh geli melihat gadisnya geram karna ulahnya sendiri.
Gadis itu duduk diantara tembok pembatas dipuncak gedung ini, pemandangan kota malam hari yang kerlap-kerlip menjadi pemandangan indah malam ini, jika ia menengadah, ia bisa melihat bintang yang berkilauan. Jika ia menundukkan kepalanya, ia bisa melihat jalanan kota dimalam hari yang padat merayap.
Gadis itu merasakan pergerakan disampingnya, ternyata pria itu duduk disampingnya, ia hanya melirik sebentar, sembari memperhatikan bulan yang akan mengalami perubahan. "my Queen-"
"im not your Queen"
"okelah Queen" gadis bernama Queen itu tak merespon, "sebenarnya apa yang ingin kau lakukan disini? Kau ingin kita bercinta lagi disini? Ditempat ini? sepertinya menyenangkan, tapi disini sangat dingin sekali-"
"kau ini cerewet sekali Erga" nadanya datar tak berselera. Memang setelah mereka bercinta, Queen langsung pergi begitu saja. Ia bilang hanya ingin menghirup udara segar. Erga yang tak percaya lebih memilih mengikutinya. Ia tak tau apa ia menyakiti gadisnya? Kenapa tiba-tiba ia ingin ketempat ini?
"Queen, apa aku menyakitimu? Ada apa sayang?" Erga terus memperhatikan gadisnya yang menatap kosong kearah bulan.
Setahun sudah Erga menjalani hubungan dengan sekertaris bekunya ini. ia seorang pekerja keras, ia selalu menyelesaikan perkerjaannya dengan sangat baik, bahkan sering kali membantu Erga menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Ia tak secantik gadis-gadis yang pernah masuk dalam daftar hidup seorang Erga, CEO perusahaan Domain Group. Perusahaan keluarga milik kakeknya. Yang papanya besarkan lalu turun tangan padanya.
Walau ia seorang CEO tampan yang popular dikalangan kaum hawa, ia bukan pekerja keras seperti Queen. Ketika ada meeting ia selalu datang terlambat, hingga Queen yang harus membujuk para client agar mereka mau menunggu. Queen juga sering memberikan gagasan baru untuk perusahaan. Dan banyak hal lainnya yang dimiliki Queen sebagai pimpinan yang tidak dimiliki Erga.
Sudah sejak lama Erga tertarik dengan Queen, semenjak ia menjadi sekertaris pribadinya. Erga serasa lengkap jika bersama Queen. Walau sikap keras kepala, kaku, dan monoton yang dimiliki Queen, hal itu tak mampu membuat erga untuk berhenti mencintainya. Erga bahkan meninggalkan banyak wanitanya hanya untuk menakhlukkan seorang Queen yang sulitnya minta digorok. Namun ketika ia mencapai puncak kejenuhan, Queen hadir memberikan sesercah harapan. Ia masih bisa mengingat kenangan itu dengan jelas.
"apa kau mau makan siang denganku Queen?" sebuah aturan tak tertulis yang dibuat Erga khusus untuk Queen.
Queen harus izin padanya kemanapun dia pergi selama diwilayah kantor.
![](https://img.wattpad.com/cover/45740917-288-k954884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Judul
ChickLit"kehidupan pasti melewati awal dan melalui sebuah akhir. aku tak pernah tau awal hidupku yang menyedihkan akan berakhir dengan kebahagiaan yang Erga berikan padaku. aku, Queen fanesa. gadis dingin yang hanya memikirkan diri sendiri, aku hanya mencin...