"apa kau yakin?" lelaki itu melirik gadis disampingnya dan gedung didepannya secara bergantian. beberapa menit terjadi keheningan disana, keduanya masih bertahan dengan pemikiran masing-masing
"um yeah, apa salah nya mencoba" gumam gadis itu akhirnya memecah keheningan. lelaki blonde itu menghela nafasnya "okay baiklah. kita coba" jawab lelaki itu disertai anggukan gadis berambut cokelat muda itu. sebenarnya keduanya masih sama sama tidak yakin dengan keputusan itu. tapi yeah, lihat saja kedepannya.
kedua kaki milik kedua orang itu melangkah masuk kesebuah gedung yang didepannya terpampang sebuah brosur berisi : "dibutuhkan 2 guru pengajar privat bahasa jerman untuk murid smp dan matematika untuk murid sd"
"excuse me" gumam gadis itu yang disambut senyuman oleh salah satu pegawai disana
"mau mendaftar sebagai guru? ayo silahkan duduk dulu" jawab pegawai itu. kedua orang tersebut mengangguk dan duduk di depan pegawai ber name tag "Keith"
"so welcome, namaku Keith Medelyn, kalian bisa memanggilku Keith. seperti yang kalian tahu dari brosur yang kami sebar, kami membutuhkan tenaga pengajar privat untuk murid smp dan sd. kali ini kami membutuhkan guru German dan matematika"
"yeah, namaku Sara Armstrong. kau bisa memanggilku Sara, dan ini temanku Matthew Espinosa,panggil saja dia Matt. kami berdua tertarik untuk menjadi pengajar disini. aku cukup mahir dalam bahasa german, oleh karena itu aku ingin melamar sebagai guru bahasa german"
Keith mengangguk, ia menatap Sara sambil tersenyum "baiklah kalau kau memang cukup mahir dalam bahasa german. untuk jadwal kau mengajar kami akan beritahu nanti lebih lanjut"
"ehm, dan aku, ingin melamar sebagai guru matematika. untuk matematika sd, yeah kurasa itu cukup mudah bagiku" ujar matt sambil terkekeh pelan.
Keith tersenyum "okay. so, kalian berdua telah diterima di lembaga ini. dan kami akan menghubungi kalian untuk info lebih lanjut oleh karena itu, aku meminta kalian mengisi biodata ini"
***
"bagaimana matt? kau sudah dihubungi oleh lembaga itu?" ucap Sara sambil memakan sandwichnya dan menatap teman dekatnya itu.
Matthew mengangguk "yeah, aku akan mengajar besok sabtu. di dua tempat. bagaimana denganmu?"
"aku akan mengajar nanti sepulang sekolah di satu tempat" sara meneguk air putih miliknya sampai tak bersisa. saat ini mereka berdua sedang berada di kantin sekolah sambil bercakap-cakap tentang job baru mereka. guru privat.
mungkin bagi sebagian orang, guru privat merupakan job yang.. ugh, not cool bro. but who's care. asalkan mereka mendapatkan uang dari hasil kerja mereka sendiri,itu sudah lebih dari cukup.
"wow cepat sekali" ujar matt sambil menaikkan kedua alisnya, cukup kaget.
sara memutar bola matanya "kau berlebihan matt. dan, cepat selesaikan makananmu lalu kita kembali ke kelas. bel istirahat akan berakhir beberapa menit lagi"
***
"jadi, bagaimana? kau bisa mengerti"
"yeah cukup mengerti. ich heiße... Anna Mendes, ich komme.. aus Canada. umm.. is it right?"
Sara bertepuk tangan sambil mengacungkan kedua jempolnya membuat Anna tersenyum senang
"terimakasih telah mengajariku dan membantu mengerjakan tugasku" ujar gadis berambut pirang itu yang dibalas dengan anggukan oleh Sara
"baiklah, mungkin sampai sini dulu. aku pamit pulang"
"okay, bye. hati-hati"
Sara keluar dari rumah itu dengan senyum merekah di bibirnya. senang rasanya untuk berbagi ilmu dengan orang lain. ia menutup pagar rumah itu dan berjalan menuju rumahnya.
"ehm excuse me nona" suara itu membuatnya terlonjak dan melihat keasal suara itu.
"matt! kau membuatku kaget" dengus Sara sambil memukul lengan Matthew pelan
"haha maaf. jadi bagaimana?"
"pretty fun" ujar sara sambil menendang krikil didepannya
"good to hear that. siapa nama anak didikmu itu?"
"namanya. hmm.. mendes. Anna Mendes"
"apakah dia gadis yang cantik?" goda matt sambil menaik turunkan alisnya membuat sara bosan melihatnya.
"ew pedofil. anywayy, dia cukup banyak bercerita tentang keluarga nya. jadi Anna mempunyai seorang kakak laki-laki, seumuran dengan kita dan kedua orang tuanya sangat sibuk. ia jarang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya.aku kasian melihatnya" matt hanya mengangguk angguk mendengar cerita sara
"doakan yang terbaik saja buat anak itu" ujar matt. "dan yeah kita harus berpisah, sampai jumpa esok. see ya" potong matt yang mengakhiri percakapan mereka sore itu dan berjalan menuju rumah masing masing
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✖ Matthew Espinosa
Fanfiction"should i smile because we are friend? or should i cry because that's the only thing we can ever be?"