First: Snow Pink and the Awkward Life

3.4K 88 9
                                    

NARUTO © Masashi Kishimoto

Warnings: AU, 2 universe kayak dunia nyata Sasuke & dunia dongeng Sakura. OOCness. Nistadiamdiam!Sasuke. Standart warning applied, lah. Line pertama Sasuke pov jadi semuanya suka-suka dia aja bahasanya. Romance-Parody Fantasy Fairytale. Chapter 1 ini masih bagian dari keisengan sayadan Sasuke? So, nothing serious. Not yet.

Ini fanfic pindahan dari fanfiction.net. Saya abaikan sejak 2013, sekarang saya akan mencoba serius. Semoga.

Italic punya banyak arti: cerita Sasuke, kata-kata asing & pikiran.

Enjoy :)

Manusia emang nggak pernah puas. Punya istri jelek dengan lingkar pinggang kayak kebo, protes karena tidak sesuai selera. Waktu udah dikasih istri yang cantik dengan bodi layaknya J-Lo dan gitar Spanyol yang di-mixed jadi satu, masih aja berani lirik-lirik pembantu tetangga yang pake kebaya.What the hell that's for?

Oke, mungkin terkadang mata gue juga jelalatan—tapi siapa juga yang berani nolak jelalatan dari seorang Uchiha?—cih, lupakan. Jadi, nggak salah kan kalau tiba-tiba sang istri yang sedang hamil tersebut punya niat buat merajut sweater untuk sang suami di tepi jendela istananya pada saat badai salju sedang turun?

Sepertinya tidak nyambung sekali. Di keadaan normal, sang istri—eh, ratu—itu bakal mengerahkan segala kekuatan otot-otot bisepnya buat bisa meninju suaminya sampai jadi salah satu bintang di angkasa raya sana. Tapi ini keadaan tidak normal, Sasuke Universe. Gue yang berkuasa.

Luka hati dan airmata membuat ratu gahar bernama Tsunade ini menjadi ceroboh—oh, rasanya seperti skinny dip dalam lautan luka dalam saat melihat sang suami yang emang dasarnya mesum itu kedip-kedipin mata dengan keganjenan di titik tertinggi sama si pembantu istana sebelah yang rambutnya warna ungu gitu. Beh, apaan tuh ungu? Warna janda. Cantikan pirang juga kemana-mana, buktinya artis Hollywod pada beramai-ramai ngecat rambutnya jadi warna jagung ini. Nggak ada tuh ceritanya kepala-kepala bernada ungu mondar-mandir di seantero jagat Hollywod, juga Bollywood.

Kira-kira begitulah isi hati Queen Tsunade—demi nomor togelnya yang nggak pernah menang, hati rapuhnya benar-benar tersakiti.

Tsunade yang ceroboh, jarinya tertusuk jarum jahit hingga lepas. Liquid merah dan potongan jari manis lengkap dengan cincin kawinnya—oh, dia sudah diduakan! Huhu—menetes di atas hamparan putih padang salju—menciptakan kontras yang membuat Tsunade merasa suprise, saljunya jadi warna pink! Dengan tatapan sepolos anak tiga tahun melihat bintang jatuh lewat di depan jendela, Tsunade mulai membuat permohonan.

"Wohoooo~! Make a wish!" Tsunade bersorak, "Oke, lupakan permohonan tentang nomer togel dan suami setia karena damn, itu nggak pernah terkabul. Sialan." Ia berpikir sejenak sembari menikmati pemandangan cantik dari tepi jendela kamarnya—salju yang putih. Darah berwarna merah, dan langit senja musim dingin yang nyaris kehitaman. Epik sekali. Seandainya saja dia punya kamera SLR—punya sih, tapi biasanya dibawa Jiraiya buat motret foto-foto mesum yang bisa bikin ketua klub anti pornografi kena serangan jantung. Cih.

"Aku ingin seorang anak perempuan yang nggak pervertseperti Jiraiya. Yang memiliki kulit seputih salju, bibir semerah darah dan rambut sehitam kayu eboni. Dan nggak pervert seperti Jiraiya."

Ada nggak yang mau ngajarin ratu satu ini tata krama buat berdoa? Takutnya ntar nggak terkabul. Gue mau aja sih, tapi gue lebih suka daun muda hoho.

Dan benar sekali, permohonan itu nggak terkabul. Karena beberapa bulan kemudian, lahirlah sesosok bayi cantik dengan berat di bawah rata-rata alias kerempeng—diduga karena sang ibu stress selama kehamilan, suka minum sake dan berjudi— yang sepertinya merupakan opposite attrack dari permohonan sang bunda. Ia memiliki rambut berwarna cerah seperti gulali dan mata dengan spektrum warna mirip acar segar. Jidatnya seperti Albert Enstein, beruntung sekali. Mungkin ia akan jadi penemu rumus *biiip* dan *beep* dan blablabla terserah, gue lebih pintar.

Romanzesco (SasuSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang