Lima - Skate in Love

5.6K 275 1
                                    

DT - 5 :: Skate In Love




Sore ini Putri memilih bermain skateboard seperti rutinitasnya  beberapa minggu yang lalu. Ia mengayunkan kakinya membuat papan skate itu meluncur kian cepat. Beberapa kali Putri melakukan kickflip maupun impossible. Gerakannya cukup luwes. Tentu saja dia bukan seseorang yang amatiran. Dia sudah bermain skateboard selama setahun terakhir ini. Biasanya ia akan latihan pada hari selasa, sabtu dan minggu. Tentunya bersama dengan -- El. Putri berhenti bermain dan memilih duduk selonjoran di lapangan luas itu. Ia meneguk minuman dingin yang ia beli dari toko seberang. Tidak tahu mengapa saat mengingat nama pria itu. Perasaan sakit masih hinggap di hatinya.

Dulu mereka berdua selalu bermain bersama. Bergandengan tangan saat bermain skateboard. Belajar ollie berdua hingga keduanya mahir mengayunkan papan kecil itu. Bahkan papan mereka pun kembar. El sengaja menghadiahkan papan itu untuk Putri.

”Sendiri?”

Putri mendongak dan menemukan pria yang sedari tadi ia pikirkan. 

”Lo? Ngapain kesini?”

”Kamu lupa ya. Kalau aku tinggal di komplek ini. Gimana sekolah baru kamu?”

”Baik. Banyak cowok gantengnya juga” jawab Putri dengan ketus.

Pria itu menghela nafas berat. Inilah yang ia takutkan. Putri sangat cantik bukan hanya dia yang menginginkannya.

”Sekolah sepi nggak ada kamu”

”Bukannya itu yang diharapin Prasada.”

”Tapi itu bukan yang aku harapin. Kelas sepi nggak ada kamu-- Maudy

”El. bisa nggak sih lo jauh-jauh dari gue. Gue mau ngelanjutin hidup gue. Udah cukup lo bikin gue sakit hati”

”Kan aku udah bilang maaf sama kamu”

”Maaf nggak akan bikin sakit hati gue ilang.”

”Maaf. Kasih aku kesempatan buat memperbaiki semua”

”Tau ah El. Gue capek”

Putri merebahkan tubuhnya dilapangan itu. Matanya terpejam. Ia mencoba mengatur napasnya.

”Kamu masih pakai papan skate-nya ya. Mau main bareng sama aku”

Putri kembali duduk dan menatap lekat pria yang ada di depannya. El hanya tersenyum dan membenarkan letak kacamata yang membingkai mata onyx nya. 

Putri rasanya ingin kabur saja dari tempat ini. Dia tidak ingin terlalu lama berduaan dengan El. Dia ingin melupakan pria itu.

”Modddddd”

Putri diam membatu di tempatnya.

jangan dia plis..

jangan dia ..

Kalimat itu seolah mantra, yang terus menerus di ucapkan Putri. Gadis itu menoleh ke kanan dan memaksakan senyumnya.

”Hai Matt...”

Matt melambaikan tangannya dan berlari ke arah Putri dan El. Sesampainya di dekat Putri, ia melingkarkan tangan dipundak gadis itu. Seperti biasanya.

”Gue kira tadi salah orang. Ngapain sore-sore disini?”

”Em.. Main Skate”

”Eh.. Nggak nyangka gue. Cewek cantik kayak lo mau panas-panasan main skate. Udah jago dong. Kapan-kapan ajarin gue ya”

”Sip. Kamu mau kemana?”

”Cie.. udah perhatian ya sama gue. Aih peningkatan.”

”Matt..” Putri berdecak kesal.

Hearts On FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang