Awal Baru

1.4K 92 135
                                    

Tring... Tring... Tring...

Suara jam weker berbunyi memecahkan keheningan di pagi hari. Sinar cahaya matahari masuk menerobos tirai jendela yang terbuka sedikit dan melesak menuju sudut jatuh ke arah muka pemuda yang masih tertidur.

Mendengar bunyi jam weker belum berhenti berbunyi, sebuah tangan kiri putih memegang jam weker itu dan menekan tombol bawah untuk mematikan suara berisik itu.

Membuka selimut yang menyelimuti tubuh pemuda itu, pemuda berambut biru muda langit bangun dari tidurnya. Terlihat rambutnya mencuat sana-sini tidak beraturan.

Mata mengerjap pelan mengusir sisa rasa kantuk yang ada. Terbuka sempurna menunjukan iris mata yang berwarna sama dengan rambutnya. Setelah terkumpul kesadarannya, pemuda itu bangkit dan mulai merapikan tempat tidurnya. Melipat rapi selimut dan menata bantal. Selesai aktivitas yang di lakukannya, pemuda itu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa lama kemudian, pemuda itu keluar dari kamar mandi. Rambut masih basah sampai menetes di lantai. Mengeringkan dengan handuk supaya tidak menetes lagi.

Pemuda itu mengambil satu stel baju seragam di lemari. Memakai dengan cepat tetapi hati-hati. Melihat dirinya di kaca seukuran setengah badan manusia, ia memakai kemeja berwarna biru muda di sertai blazer lengan panjang berwarna putih di sertai celana panjang berwarna putih pula.

Menata rambut setengah kering yang sebelumnya berantakan, sekarang sudah rapi. Setelah selesai, pemuda itu mengambil tas berbentuk persegi panjang berwarna hitam yang tergantung di belakang pintu kamar.

Keluar dari kamar pemuda itu menuju ruang makan. Pemuda itu menyerngit heran tetapi masih memasang datar melihat suasana sepi di rumahnya. Melihat ada note tertempel di kulkas, segera mengambil kertas itu dan mulai membaca isi pesan tersebut.

Ohayou Tet-chan
Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Pasti nyenyak.
Maaf, Kaa-san dan Tou-san tidak bisa menemani makan pagi bersama dengan Tet-chan karena pekerjaan mendadak dari direktur.
Untuk sarapan, Kaa-san sudah buatkan beberapa sandwich dan susu di meja makan.
Bisa di panaskan di microwave. Kalau tidak habis, di bawa ke sekolah untuk bekal makan siang. Kaa-san tidak mau kalau Tet-chan tidak menghabiskan makanan. Oke? :)
Semangat sekolah Tet-chan ^_^
Hati-hati di jalan...

Love Tet-chan, Kaa-san dan Tou-san

Pemuda yang di panggil Tet-chan mengangguk pelan setelah membaca note dari Kaa-san. Menoleh ke arah meja makan yang sudah ada segelas susu dan sepiring berisi beberapa sandwich tertutup plastik bening khusus makanan.

Mengambil segelas susu dan menuju dapur. Membuka microwave dan memanaskan dengan suhu hangat.

Menunggu beberapa menit, pemuda itu mengambil gelas itu dan tak lupa mengambil kotak bekal berwarna biru muda di atas lemari.

Kembali ke ruang makan sebelumnya, pemuda itu duduk di kursi dan meminum susu yang sudah hangat. Menghabiskan dengan tidak terburu-buru. Setelah kandas, pemuda itu menaruh gelas yang sudah kosong di tempat cuci piring.

Memasukkan beberapa sandwich buatan Kaa-san ke dalam kotak bekal dan di simpan dalam tas.
Melihat jam dinding, rupanya pemuda itu harus pergi ke sekolah karena sudah pukul 07.10 pagi. Walau jarak rumah dan sekolah lumayan dekat namun pemuda itu tidak mau ambil resiko terlambat di hari kedua sekolah.

"Ittekimasu," kata pemuda itu pergi keluar rumah. Walau tidak ada yang menjawab salam, pemuda itu hanya datar. Mengunci pintu dan meletakkan kunci di bawah karpet.

Mengambil novel di tas untuk di baca sepanjang jalan. Pemuda itu lebih tertarik fokus ke novel dari pada aktivitas orang-orang di lingkungan sekitar.

Tidak terasa pemuda itu sudah sampai di sekolah. Melirik ke depan gerbang sekolah yang masih terbuka lebar, masih tetap membaca tanpa takut tertabrak siswa lainnya.

"KUROKO!" Suara teriakan memanggil pemuda yang sibuk dengan novel itu mendongak. Mencari orang yang memanggil namanya.

Ada seorang pemuda yang memiliki tinggi melebihi pemuda itu. Memiliki rambut coklat dan potongan pendek. Pemuda di hadapannya terengah-engah yang mungkin habis berlari.

"Ohayou Ogiwara-kun," Salam pagi dari pemuda itu.

"Ohayou Kuroko. Kamu berangkat sendiri?" Tanya pemuda bernama Ogiwara.

Pemuda itu bernama Kuroko Tetsuya. Mengangguk pelan menjawab pertanyaan sahabatnya dari masa kecil.

"Kalau begitu ayo kita ke kelas. Masih ingat kan kalau kita sekelas?" kata Ogiwara riang.

"Tentu saja, Ogiwara-kun." kata Kuroko tersenyum tipis.

"Ayo kita ke kelas bersama," Ajak Ogiwara menarik pelan lengan Kuroko. Kuroko memasukkan novel yang belum selesai di baca ke dalam tas.

Melihat tingkah Ogiwara yang belum berubah walau sudah masuk SMA, Kuroko menghela napas. Tapi setelah itu Kuroko bersyukur kalau sahabatnya masih bersama dirinya yang belum punya banyak teman.

Itu sudah cukup bagi Kuroko walau hanya punya satu orang yang bisa di percaya. Karena persahabatan lebih penting dari pada pertemanan pura-pura.

Mengikuti langkah Ogiwara di depan, Kuroko berharap ke depannya memiliki awal baru yang baik untuk dirinya, keluarga, dan sahabat.

Doumo minna-san. Bagaimana chapter pertama yang saya buat? Jelek dan abal. Maaf jika ada typo yang mengganggu.
Saya baru bergabung di wattpad kemarin malam dan masih baru. Salam kenal minna-san. Mohon bantuannya.

Saya terima review dari kalian semua, baik itu saran, kritikan, flame, dan masukan.

Delete or Continue? Saya tunggu jawaban minna-san.

Terima kasih sudah mau membaca fanfiction abal yang saya buat.

RnR

My Friends, My Life, and TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang