Part 19 - What a Mess!

96 4 0
                                    

Update! Hihi, vote dan comment ditunggu yaa!

Kesalahan dalam typo, kesalahan ejaan dan koherensi kalimat tolong dimaafkan ya readers hehehe. Semoga feelnya dapet, susah banget dapet feel Mas Orion sama mbak Melody hahaha. 

Selamat membacaa. 

*********

Dan 

Bukan maksudku, bukan inginku

Melukaimu

Sadarkah kau disini ku pun terluka

Melupakanmu, menepikanmu maafkan aku

Lupakanlah saja diriku

Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar 

Dan berpijak seperti dulu kala

Caci maki saja diriku 

Bila itu bisa membuatmu

Kembali bersinar dan berpijak seperti dulu kala

(Sheila on 7 - Dan)

*********

"Melody, sudah siap?" Juan masuk ke dalam ruangannya dan mendapati Melody tengah menatap sendu ke arah jendela. Dalam hati, Juan merasa ada yang salah. Jika gadis ini terobsesi dengan Orion, seharusnya dia tidak se-depresi ini saat Orion melakukan 'pengkhianatan' terhadapnya.

Juan tahu semuanya, hal yang telah dirancang Sheila berjalan mulus sekali, bahkan tidak ada celah. Dia ingin tahu lebih dari gadis ini, tetapi kini hatinya seperti main tarik-ulur, dia tidak pernah merasakan hal aneh seperti ini. Merasa ragu terhadap apa yang ia lakukan.

"Oh, Juan. Ya, sudah. Kemana Bang Dean?" tanya gadis itu sambil mengangkat tasnya yang berisi baju kotor. "Eh, biar aku saja" ujar Juan menawarkan diri. Gadis itu menggeleng.

"Tidak usah, tasnya ringan kok" ujar Gadis itu acuh dan melenggang keluar ruangan, meninggalkan Juan berdiri terpana. Jika lelaki itu tidak salah ingat, Sheila mengatakan gadis itu adalah gadis yang manja, yang ingin semua permintaannya terkabul tanpa ada usaha. Tetapi sikap gadis ini begitu bertolak belakang.

Benarkah? Atau dia tidak biasa memperlihatkan sifatnya pada orang lain? Artinya aku harus lebih dekat lagi dengannya batin Juan.

"Juan, apa kau lihat abangku dimana?" tanya Melody lagi. Juan mengerjap-ngerjapkan matanya, seakan bangun dari lamunannya. "Tidak tahu, aku rasa kau dititipkan" ujar Juan kembali. Dia kini tidak tahu kalau tidak ada yang menjemput gadis itu.

Melody menyeritkan dahinya. "Benarkah?" tanyanya. Juan menggeleng.

"Dy?" Melody tersentak dan membalikkan badannya, melihat Orion tengah berdiri di pintu ruangan. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Melody dengan begitu dingin, dadanya sesak melihat Orion tengah berdiri di ujung ruangan, sedangkan Juan hanya tertegun memandang mereka.

Tunggu, ada yang salah disini.. batin Juan kembali. Otak jeniusnya tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi. Hal ini jauh sekali dari bayangannya, sebelumnya.

"Kamu pulang denganku" ujar Orion. Melody sontak menggeleng, airmatanya jatuh kembali mengingat Orion bahkan mengkhianati kepercayaannya, bersandiwara dihadapannya.

"Mas pikir mas itu sedang ada dalam sinetron denganku?" ujar Melody, bibirnya bergetar. Orion tertegun melihat gadis itu begitu sakit karenanya. Tetapi, hatinya memanas melihat Juan ada bersama Melody di dalam ruangan itu.

"Apa maksud kamu, Melody?" suaranya meninggi, membuat Melody juga ikut terseret dalam adu emosi itu.

"Mas seharusnya tahu diri! Aku bahkan sudah menyerahkan segala kebebasanku hanya untuk bertunangan dengan mas! Tetapi apa yang mas berikan?" teriak Melody lagi. Air matanya meluncur bebas, turun dengan bebasnya, dadanya naik turun mencoba menahan emosi yang seakan-akan dapat meledakkannya kapan saja.

The Melody of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang