[1.] iPhone.

101 6 0
                                    

"Ah, aku bisa mati karna bosan," ucap Cam menaikkan kedua tangannya, lalu menguap. Nash yang berada disebelahnya memandang dengan jijik, "apa yang salah denganmu?" tanyanya lalu melempar iPhone milik Cam ke sembarang tempat. "Kau bodoh," Cam terlihat begitu santai ketika melihat iPhone miliknya tergeletak di samping tempat tidur, beruntung disana terdapat banyak bantal, yang Cam biarkan, dia memang terlalu senang melihat barang miliknya berantakan, "entah apa yang salah denganmu!" umpat Sierra, kakak perempuan Cam. "Berhenti mengumpat Si!" teriak Cam marah, "dan kau, berhenti tertawa bodoh." tunjuk Cam pada Nash yang sedari tadi tertawa keras melihat Sierra sibuk membersihkan kamar Cam, dia terlalu kagum pada gadis itu, dan tanpa sadar jatuh terlalu dalam pada gadis itu, "TERSERAH!" teriak Nash sebelum menelepon ibunya, meminta ijin terlebih dahulu sebelum bermalam di kediaman keluarga Dallas, besok hari sabtu dan mereka berniat piknik bersama Matthew. "Gotcha!" teriaknya sesaat setelah menutup telepon, melihat hal itu Cam tertawa keras dan Sierra melempar sebuah pengharum ruangan kepada adiknya yang terkadang bersikap kurang ajar kepada kakaknya itu, "berhenti bodoh! Aku menertawakan Nash! Bukan dirimu," umpat Cam panik ketika melihat Sierra mengangkat iPhone miliknya seakan ingin menerbangkan benda berharganya ke arahnya yang berada di dinding balkonnya yang pendek, meski begitu, aku tetap menyayangi iPhone milikku, hati kecilnya yang sombong bersuara, "lalu?" tanya Sierra tak peduli akan muka pucat adiknya, "lempar sekarang Si!" suruh Nash. "Siapa kau hingga berani memperintahku?" tanyanya dengan nada berani. "Aku? Nash Grier, seperti yang kau kenal," saat itu juga keadaan hening, hingga iPhone milik Cam berbunyi yang bertanda terdapat panggilan masuk.

"Daniel." sahut Cam kecil saat dipandangi serius oleh dua makhluk didepannya ini, Nash dan Sierra. "Yosh brotha!" panggil Cam dengan sebutan akrab yang ditujukan pada Daniel, "yeah, wassup bro? Kulihat didepan rumahmu berdiri seorang gadis manis yang tampaknya kesal," jelas Daniel dari seberang telepon. "Benarkah?" Cam berlari ke lantai bawah dan ya, benar. Terdapat seorang gadis cantik dan mobil milik Daniel. "Ya, lebih baik kau lihat saja sendiri," usul Daniel yang sama sekali tak tahu jika Cam telah membukakan pintu untuk gadis itu, "hey, jang---" belum selesai Daniel melanjutkan ucapannya Cam memutuskan sambungan telepon secara sepihak, dia terlalu terpesona akan kecantikan gadis ini, bagaimana cara dia berdiri dengan kedua tangan dilipat di dada, rambut gelombang gantung miliknya yang diterbangkan angin, dan bagaimana cara dia memakai pakaian yang sangat pas ditubuhnya! Astaga! "Mmm, hey!" sapa Cam dan membuang iPhonenya kesembarang tempat saat itu juga, dia yakin Daniel pasti akan menghubunginya berulang kali. "Hey juga, ngomong-ngomong, benar ini kediaman keluarga Dallas?" tanya gadis itu, Cam memberikan cengiran khasnya, dan mengangguk patuh, dia tidak bisa melepas pandangannya dari gadis itu hingga Daniel memukul kepalanya dengan keras, "penyanyi sialan!" umpat Cam sangat pelan ketika melihat Daniel menaiki lantai atas, menuju kamar Cam, dia mengumpat dengan sangat pelan dan mungkin juga merutuki Daniel, hal itu dilakukannya dengan sangat pelan, takut gadis yang berada di depannya ini mendengar umpatannya. "Hey, kau mendengarku?" sahut gadis itu kesal, sangat kesal. "Yah, ada apa?" tanya Cam memberikan kesan gentleman pada gadis itu, Cam terlalu percaya diri hingga tanpa sadar Daniel dan Nash tertawa geli tanpa suara, gadis itu melihat tingkah mereka dengan seksama kemudian tersenyum geli. "Ah, tidak, aku hanya membantu ibuku untuk menyebarkan undangan ini, keluarga kami baru saja pindah kemari kemarin lusa, jadi ibu dan ayah ingin mengundang kalian semua, yang berada dirumah ini untuk datang ke rumah kami," ucapnya sambil berusaha menahan tawa, "oh, tentu saja! Dengan senang hati nona," goda Nash, Cam yang mendengar itu langsung memelototi Nash, sebelum Cam mengumpat pada Nash, suara klakson mobil Matthew mengagetkan mereka, "sialan, bertambah lagi pengacau di rumah ini." gerutu Cam, gadis yang berada didepannya langsung pamit, "jangan lupa! Jam 7 malam, dan undang semua yang ada di rumah ini, termasuk dia," ucap gadis itu sambil menunjuk Matt dibalik kemudinya dan berlalu pergi.

"Hey!" sapa Matthew pada sahabat karibnya itu, "ada sesuatu yang kulewatkan?" godanya lagi ketika melihat wajah jutek Cam. "Sekalipun aku mengatakan tidak, kau tak akan percaya sedikitpun bukan?" sahut Cam lemas lalu berjalan pelan menuju tangga, ah, sebelumnya dia mengambil iPhone miliknya sebelum Mommy-nya meneriakinya kesekian kalinya agar merawat barang-barang miliknya. "Kau harus melihat rupa wajahmu sekarang!" teriak Matt histeris lalu mengambil iPhone-nya di saku celana dan memotret wajah tampan Cam yang lemah tak berdaya. Daniel yang melihat hal itu, tertawa keras, sampai-sampai dia harus memegangi perutnya dan tangannya menghapus air mata yang berjatuhan akibat terlalu banyak tertawa. Nash, yang berada di sebelah Daniel, hanya diam tak bergeming, hingga Matt asyik dengan iPhone-nya, dia tetap diam. "Kau tak perlu seserius itu, Nash, bukankah kau menggoda gadis itu tadi?" Daniel mencoba menggoda Nash. "Dan hey! Dimana Cam?" lanjut Daniel yang mengajukan pertanyaan pada Matt, "diatas," sahut Matt pendek. "Nash! Kau menggoda gadis itu?!" teriak Matt histeris, "astaga!" ucapnya masih histeris. "Kalian harus melihat wajah Cam!" ucap Matt tertawa geli, sontak Daniel tertawa lebih keras saat melihat wajah Cam yang sangat-sangatlah aneh. Sesaat kemudian, Cam masuk dengan wajah yang sama, saat dia meninggalkan Matt,Daniel,Nash. Nash yang melihat wajah masam dan layu milik Cam yang begitu konyol dia tak kuasa menahan tawanya, jadilah dia tertawa lebih keras karna sedari tadi menahan untuk tertawa. "Sialan." umpatan halus Cam tujukan pada ketiga temannya yang bisa dikatakan idiot. "Berhenti menertawakan adik manisku!" bela Sierra, Cam yang melihat hal itu langsung terkejut, seumur-umur dia tak pernah melihat kakaknya membela dirinya. Mungkin saat masih kecil? Entahlah. Cam tak pernah berusaha mengingatnya. "Hey, hey, tunggu, apa yang baru saja kau katakan?" tanya Cam dengan tampang tololnya. "Dasar pelupa! Seharusnya aku berpikir dua kali sebelum membelamu!" teriak Sierra keras tepat di telinga Cam, Matt yang berada di samping Cam, menutup kupingnya rapat-rapat. Hening sejenak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Human [Magcon][COOMING SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang