Author
"Ada apa lo ke sini Lan?" Tanya Dion heran.
Alan menaikkan satu alisnya, kenapa Dion tidak membencinya? Bukankah dia sudah menyakiti Graciella?
"Apa Graciella benar ke Paris?" Tanya Alan berharap jawabannya tidak.
Dion mengerutkan keningnya, "loh aku pikir kau sudah tahu?"
"Aku? Aku belum tahu." Balas Alan.
"Bukankah saat itu Graciella ke kantormu untuk mengajakmu makan siang juga berpamitan kalau sorenya dia akan pergi ke Paris?" Tanya Dion heran.
Alan membeku, jadi kedatangan Graciella ke kantornya adalah untuk berpamitan tapi mereka malah bertengkar karena Alan yang memaki Graciella.
"Jadi sepulang dia dari kantorku, dia ke Paris?" Tanya Alan masih tidak percaya.
Dion mengangguk, "kau tidak tahu? Benar kan dugaanku, kalian pasti bertengkar. Makanya Graciella tidak memberi tahumu."
"Ya kita bertengkar." Balas Alan.
Raut wajah Dion menjadi dingin, "ada apa dengan kalian?" Tanya Dion dingin.
Lalu mengalirlah cerita Alan yang bertengkar dengan Ella, Alan yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, tentang perjodohan Alan dengan Clara dan masalah mereka selama ini.
Dion mengacak rambut frustasi, "bajingan! Kalau ini bukan kantor, aku yakin mukamu akan penuh lebam. Kau menyakiti dia untuk yang kedua kalinya Alan! Kau sudah janji untuk tidak menyakitinya dan kau lagi lagi menyakitinya! Apa kau tidak memikirkan perasaan Ella?" Bentak Dion.
Kezya yang mendengar suara bentakkan Dion langsung masuk ke ruangannya. Dan dia melihat Dion dengan wajah yang sangat seram dan Alan yang berdiri jauh dari Dion. Kezya yakin Dion dan Alan sedang bertengkar.
"Kau sudah diberi kesempatan kedua dan kau malah menyakitinya lagi? Apa yang ada di otakmu itu sih?" Tanya Dion.
"Pantas saja Kenia selalu mengatakan kalau di mata Ella ada kesakitan walaupun dia bertindak seperti tidak ada yang terjadi. Ternyata kau penyebabnya huh?" sambung Dion lagi.
Kezya masih mematung di tempat, dia tidak pernah melihat Dion semarah itu.
Dion duduk dan menghela nafas kasar. Lalu membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna pink.
"ada apa?" Tanya Dion saat mendengar pintunya di ketuk dan suara panggilan Ella.
Ella menghela nafas berat."Masuk dulu El." Ucap Dion.
Ella pun duduk di kasur Dion, "ini, tolong kasihkan ini ke Alan. Maksudku, kasih ini ke Alan jika dia mencariku. Jika dia tidak mencariku maka jangan pernah kakak kasih ini ke Alan ya."
"Kenapa kau tidak kasih sendiri El?" Tanya Dion bingung.
"Umm.. Anu.. Masa aku kasih surat cinta ke Alan? Kan ga mungkin cewe kasih surat cinta secara langsung ke Alan. Jadi kakak tolong bantuin aku ya sebelum aku pergi ke Paris ini permintaan terakhirku. Please kak." Pinta Ella sambil tertawa yang menurut Dion itu adalah tawa palsu.
Dion mengangguk, "akan aku kasih jika dia mencarimu."
"Tapi apa dia tahu kau akan pergi?" Tanya Dion.
Ella mematung tapi dia langsung mengendalikkannya, "aku harus membereskan koperku dulu kak. Aku ke kamarku dulu ya." Ucap Ella.
Lalu Ella keluar, "dan jangan pernah buka surat itu kak." Ucap Ella menongolkan kepalanya di pintu Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
TBFS (2) Alan's
Подростковая литература[Cerita di PRIVATE, hanya followers yang bisa baca] Ketika kepercayaan mengukur kebesaran cinta. Ketika kepercayaan membuktikkan apa itu cinta. Ketika kepercayaan merusak sebuah harapan. Dan, Ketika kepercayaan menciptakan juga menghancurkan sebuah...