Chapter 14

505 34 2
                                    

"Dimana mereka menyembunyikan sepatu olahragaku?", aku mengobrak-abrik isi lokerku, tapi masih belum bisa menemukan sepasang sepatu yang biasanya kuletakkan disini.

"Ai-kun? Kau butuh bantuan?"

Aku menoleh ketika namaku disebut, "Arioka-senpai, Miyazaki-senpai."

"Kau mencari sesuatu?", Arioka-senpai bertanya padaku.

"Hai', aku kehilangan sepatu olahragaku, padahal sebentar lagi jam pelajaran olahaga dimulai."

"Apa sepatumu berwana putih dengan tali merah?", Miyazaki-senpai menebak.

"Benar, darimana senpai tau?"

"Aaah, sepatu yang tadi.",

"Tadi kami melihat ada sepasang sepatu di ruang penyimpanan alat kebersihan, sepertinya itu sepatu yang kau cari.", Miyazaki-senpai menjawab pertanyaanku.

"Arigatou senpai. Aku permisi dulu.", aku segera berlari menuju tempat yang disebutkan oleh Miyazaki-senpai. Dan benar saja, ada sepatuku disana. Aku langsung memakainya dan berlari ke lapangan, aku harus bergegas kalau tidak ingin sensei memarahiku.

"Huahahahahaha."

Dari jauh aku mendengar teman-teman sekelasku tertawa terbahak-bahak. Bahagia sekali mereka. Mereka membentuk lingkaran besar dan mengelilingi sesuatu, atau... seseorang?

Aku semakin mendekat dan berhasil melihat ada seorang gadis yang mereka kelilingi. Mereka melempar bola voli ke arah gadis itu bergantian, tidak hanya satu, tapi ada tiga bola yang mereka gunakan.

"Ayumi!", aku berteriak ketika mataku mengenali sosok gadis itu. Aku menerobos masuk dan mencoba melindungi Ayumi.

"Daijoubu?", aku melihat jelas airmata mengalir di pipinya. Dia tidak menjawab.

"Ooyy, alien, minggir! Jangan ganggu kesenangan kami. Atau kau ingin ikut bermain huh?"

"Kesenangan? Kalian senang melihat teman kalian terluka? Bagaimana jika kalian yang ada di posisinya? Apa kalian juga akan merasa senang?", aku menjawab dengan kesal.

"Bugg.", sebuah bola mengenai punggungku.

"Bugg...bugg...", lagi dan lagi, bola-bola itu terus menyerangku.

Aku mulai merasa pusing, tapi mereka masih terus melempariku bola. Kalau saja ini dunia animasi, mungkin bisa terlihat banyak benjolan di kepalaku. Ooh, gawat, pandanganku mulai kabur, kakiku sudah tidak sanggup lagi menopang berat tubuhku, aku jatuh tersungkur. Tapi aku masih tetap merasakan bola-bola itu menghujani tubuhku. Sakit sekali rasanya.

Aku hampir kehilangan kesadaran, tapi aku masih bisa mendengar seseorang berteriak,

"Yameru!!"

Hujan bola berhenti, siapapun yang menghentikan mereka, arigatou.

"Daijoubu?", aku merasa dia ada di depanku sekarang.

Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi aku tahu siapa itu, aku berhasil menyebut namanya sebelum benar-benar kehilangan kesadaran,

"Ryosuke?"

***

"Ai-chan, daijoubu?", samar-samar aku mendengar seseorang memanggilku. "Ai-chan?"

Aku mencoba membuka mata, "Ayumi?", gadis itu tersenyum ketika aku menyebut namanya.

"Daijoubu?", kami mengucapkan kata itu bersamaan.

"Daijoubu.", aku tersenyum, "Ayumi wa?"

"Daijoubu desu. Gomen, karena aku, kau jadi begini.", dia menundukkan kepalanya.

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang