Kagami merasa punggungnya siap patah kapan saja, namun saat menoleh ke mobil pick up yang ia pinjam dari saudaranya ternyata kotak-kotak coklat besar yang berisi barang-barangnya itu belum juga habis.
Bukannya tidak ada yang mau membantu atau tidak mampu menyewa jasa pindahan. Hanya saja Kagami Taiga terlalu baik untuk mengganggu teman-temannya di musim semi yang indah seperti hari ini dan terlalu hemat(atau pelit) untuk mau membayar.
"Ugh kenapa dia tidak membelikanku apartemen di lantai bawah saja"
Kagami menyalahkan ayahnya yang lebih mementingkan view jendela kamarnya daripada punggung anaknya sendiri. Meskipun sebenarnya ayahnya juga sudah siap menyewa jasa pindahan untuk Kagami namun ia menolak dengan kalimat 'Daripada untuk hal yang bisa aku lakukan sendiri lebih baik untuk beli makanan'. Sudahlah, Kagami memang maniak makan.
"Ouch"
Karena tumpukan kardus yang terlalu tinggi kagami tidak sengaja menabrak seorang anak kecil berusia sekitar 8 tahun yang tengah berlari dihalaman apartemen yang akan ia tinggali. Anak itu tidak menangis namun ia menatap tajam kagami.
"Ah, maafkan aku apa kau terluka?"
Gadis kecil itu tidak menjawab namun ia berdiri dan membersihkan roknya yang agak kotor karena debu.
"Aku benar benar minta maaf, aku tidak sengaja. Apa ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?" tanya Kagami, ia meminggirkan kardus-kadusnya agar tidak mengganggu orang lewat sambil terus memperhatikan gadis kecil itu.
"Aku tidak apa-apa paman dan aku juga minta maaf karena tadi aku berlari-lari dan tidak memperhatikan jalan" tanpa diduga gadis itu membungkuk 90 derajat dan meminta maaf.
"Ano jangan panggil aku paman, panggil nii-san saja aku tidak setua itu. Hmm bagaimana kalau ku traktir es krim disana?" Kagami menunjuk sebuah bangku kosong didekat sebuah mobil es krim keliling
.
Ia mengamati Kagami sejenak sebelum menganggukkan kepalanya.
Kagami memesan dua cone es krim. Satu rasa green tea seperti pesanan anak itu dan satu lagi rasa apple kesukaanya.Sementara gadis kecil tadi menunggu dengan tenang di bangku taman, Kagami mengamati anak itu sambil menunggu pesanannya.
Ia gadis kecil yang manis menurut Kagami, dengan rambut panjang berwarna biru tua yang terurai rapi dan poni lurus yang menutupi seluruh permukaan dahinya, ia mengenakan mantel coklat dan rok kotak-kotak merah-abu-abu yang menutupi lututnya ia juga mengenakan sepatu sekolah berwarna hitam khas anak-anak seusianya.
"Ini pesanan anda semuanya lima belas ribu"
"Oh terimakasih dan ini uangnya"
Kagami memberikan es krim ditangannya lalu duduk disebelah anak itu dan mulai membuka pembicaraan.
"Jadi kau tinggal disini?
"Iya aku tinggal disini bersama ayahku"
"Oh, bagaimana dengan ibumu?"
Kagami sadar mungkin itu pertanyaan yang buruk tapi mau bagaimana lagi mulutnya sudah terlanjur bicara.
"Ayah dan ibuku bercerai tiga tahun lalu kemudian aku memilih untuk tinggal bersama ayah karena ibuku terlalu sibuk meskipun pada akhirnya ayah juga sama sibuknya"
Kagami diam, ia mengingat tentang ayahnya yang juga sibuk bahkan ketika ia ulang tahun, pernah suatu ketika Kagami sudah berencana untuk merayakan ulangtahunnya bersama ayahnya jadi ia memanggang kue pertamanya saat ia tepat berusia 14 tahun namun tiba tiba ayahanya mengatakan kalau ia ada rapat penting. Akhirnya Kagami memakan kue itu sendiri dengan berurai air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warmer and Brighter (AoKaga)
FanfictionKagami, mahasiswa baru di fakultas arsitektur, ia pindah ke sebuah aparteman dekat kampusnya. lalu ia bertemu dengan Aomine Daiki seorang duda tampan yang tiba tiba bersifat posesive terhadapnya. One-shot Yaoi Aokaga.