Sleep With The Devil Part 7,8,9

554K 12.3K 946
                                    

by Santhy Agatha

blog : anakcantikspot.blogspot.com

twitter : @santhy_agustina

Facebook fanpage : Santhy Agatha

BAB 7

Mikail menggandeng tangan Lana dengan formil ketika memasuki restaurant itu, sang kepala restaurant sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.

Mikail tampak akrab dengan kepala restaurant itu, dan Lana melihat kepala restaurant, seorang lelaki perancis dengan logat perancis yang kental, sesekali Mikail berbicara dalam bahasa perancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala Restaurant itu.

Dari informasi yang pernah di dapat Lana, ayah Mikail adalah orang italia dan ibunya keturunan perancis, mungkin ini sebabnya Mikail lancar berbahasa perancis, meskipun itu bukan urusannya. Lana cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Mikail.

Ketika kepala restaurant itu pergi, Mikail menarikkan kursi untuk Lana dan duduk di depan Lana,

“Restaurant ini milik ibuku,” Mikail menatap kepergian kepala restaurant itu, “Francoise adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restaurant ini seperti mencintai hidupnya”

Lana terdiam menatap Mikail. Orangtua Mikail juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Mikail itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.

Seorang pelayan datang dan Mikail memesan lagi dalam bahasa perancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Lana terpesona dengan tampilannya,

Mikail menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan creme, potongan jeruk citrus dan roti baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.

Lana menyuap pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh dimulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara kemanisan dan kelembutan yang nikmat.

Tak disadarinya bahwa Mikail menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Mikail luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak… di dalam tubuh Lana.

Mikail memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Lana sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya. Tetapi pikiran bercinta dengan Lana dalam kondisi perempuan itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya, dia ingin perempuan itu sukarela, melingkarkan pahanya di tubuhnya, ketika tubuh mereka bersatu. Saat itu akan datang pada ahkirnya, kalau Mikail mau bersabar dan menundukkan perempuan keras ini pelan-pelan.

Hidangan utama datang, yakni Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan bersama semangkuk salat. Rasanya luar biasa lezat dengan paduan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat Lana  terpesona akan citarasa masakan khas perancis ini. Pantas saja restaurant ini dianugerahi lima bintang.

“Kau menyukainya?,” dalam cahaya lampu yang temaram, Mikail tampak lebih lembut. Garis kejam di bibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.

Lana ingin membantah, tetapi tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Mikail berbaik hati membawanya keluar – meskipun dengan pengawalan ketat – Lana sempat melirik ke arah pengawal-pengawal Mikail yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.

Sleep With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang