Whoops, update kembali, votes dan commentnya ditunggu ya!:D
Tolong dimaafkan jika kalimatnya gak efektif, koheren, dan tidak sesuai dengan EYD. Karena author juga manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah(?) Eh hahaha.
Selamat membaca readers.
**********
Author's POV
Orion mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, ia merasakan kepalanya seperti dibenturkan ke dinding, begitu berat dan sakit. Ia mencoba menghilangkan rasa sakitnya dengan menggeleng-gelengkan kepala, lalu pandangannya mulai fokus.
Orion mengedarkan pandangannya ke keseliling ruangan, mencoba mencerna, sedang dimana ia.
"Sudah siang, Orion." Suara Ardi muncul dari ambang pintu.
"Ardi?" gumam Orion sambil memicingkan matanya, lalu ia ingat, terakhir kali, ia berada di sebuah klub malam dengan Keno, keputusan gila tetapi dia ingin melampiaskan segalanya malam itu.
"Iya, dan ini sudah siang Orion. Sudah hampir jam 1" ujar Ardi kembali mengingatkan. Orion memegang kepalanya yang masih terasa berat.
"Kenapa aku bisa sampai disini?"
"Setidaknya kau berhutang cerita pada Gita" ujar Ardi sambil melipat tangannya.
"Ada aspirin dan segelas air di nakas. Minum dan bersihkan dirimu sedikit, kami tunggu kau di luar" ujar Ardi lalu menutup pintu. Orion masih mencerna apa yang semalam terjadi. Dia tidak pernah ingat dibawa Ardi dan Gita. Ia memutuskan mengambil aspirin lalu meminumnya. Setelah agak tenang, ia mengedarkan pandangannya lagi dan mencari-cari adakah kamar mandi di dalam kamar ini.
Ia menemukannya lalu bangkit, dan mencuci mukanya.
Orion lalu berjalan keluar dan menemukan Gita dan Ardi sama-sama sedang membaca koran pagi dan mereka berdua terlihat sangat romantis. Orion mendengus, dia tidak suka melihat hal-hal romantis di depannya, apapun dan siapapun itu, bahkan orangtuanya.
"Kenapa aku bisa sampai di sini?" tanya Orion. Gita dan Ardi menoleh lalu menyuruhnya duduk. "Memangnya kau mau ditinggal di klub itu sambil terus meneriakkan nama Melody sepanjang malam?" sindir Gita sambil melipat korannya.
"Tunggu, apa.." sebelum Orion melanjutkan kata-katanya. Gita menyuruhnya diam dengan isyarat mengacungkan jari telunjuknya.
"Kau ada masalah dengan Melody? Lalu kau mencium siapa? Demi apapun Orion, kau sudah gila!" cecar Gita begitu cepat. Perempuan itu menahan emosinya sejak kemarin, kenapa hal yang sederhana bisa berubah rumit seperti ini? Katakan saja kepada tunangannya sendiri, bahwa dia mencintai tunangannya itu, lalu sebaliknya.
Gita bahkan tahu Melody mencintai Orion sepenuh hati, hanya dengan melihat ke arah matanya memandang Orion, itupun sudah sangat lain.
Orion menggerutu kecil, seharusnya dia tidak minum semalam, dia baru ingat jika orang mabuk, maka racauannya akan membongkar seluruh rahasianya.
"Ya aku ada masalah dengan Melody" ujar Orion, dan menghela nafasnya. "Dan aku tak sengaja mencium Sheila" lanjutnya. Gita sukses menganga lebar dan menghempaskan tubuhnya ke sofa di samping Ardi. Pantas saja Melody begitu marah.
"Jadi bukan kamu?" ujar Ardi sambil memandang Gita.
Orion terkejut dan membuat pandangannya makin datar. "Siapa yang mau mencium si cerewet." gerutu Orion.
"Kau ini" gerutu Gita memandang Ardi dan Orion sebal. Kini dua lelaki yang ia cintai bahkan membuat emosinya makin naik bukan turun.
"Lalu kau begitu senang menciumnya tanpa menjelaskan ke Melody tentang apa duduk permasalahannya?" ujar Gita. Orion menganga dan menggeleng dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melody of Us
RomanceCerita ini tak ubahnya sebuah cerita cinta biasa. Dengan tokoh yang biasa. Seorang yang dingin dan seorang yang begitu aktif, dipersatukan dalam sebuah keinginan panah sang pemanah cinta. Mereka diikat sebuah cincin, tanpa cinta awalnya. Tetapi p...