Chapter 15

456 31 0
                                    

Ada yang ingin kubicarakan, sepulang sekolah, aku menunggumu di halaman belakang.

Ryosuke

Aku membaca kembali pesan yang kuterima siang tadi. Kakiku sudah melangkah menuju halaman belakang sekolah, aku tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan, tapi mungkin ini kesempatanku untuk meminta maaf padanya.

Sekolah sudah sepi, seperti biasa. Aku celingukan mencari-cari sosok Ryosuke yang katanya menungguku disini.

"Ooyy, alien-san. Menunggu seseorang?", segerombolan siswa tiba-tiba muncul dan mengelilingiku. Ada satu, dua, tiga...sepuluh, ada sepuluh siswa dan tiga siswi yang tiba-tuba muncul entah dari mana. Apa yang mereka inginkan?

"Aku sedang menunggu Ryosuke, apa kalian melihatnya?", aku mencoba bicara setenang mungkin.

"Ryosuke yaa. Hmm, maksudmu ini?", siswa itu tersenyum sinis sambil menunjukkan layar ponselnya. Ada pesan yang sama persis dengan yang kuterima di sent box miliknya.

Ternyata dia yang mengirimkan pesan itu, bukan Ryosuke.

"Hide, tutup mulutmu, biar aku yang bicara.", gadis yang paling tinggi kemudian mendekatiku dan berdiri tepat di hadapanku.

"Ada yang bisa kubantu?", aku berusaha ramah.

"Tentu saja. Kau...Aisyah kan?"

"Hai'.", aku mengangguk.

"Kau tau? Ada yang sangat ingin kulakukan padamu.", dia membelai pipiku dengan jemarinya yang lembut. Aku tidak mengerti apa yang dia maksud, tapi...

"PLAAKK!!", dia menamparku, keras sekali.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menamparku?", aku mengerang sambil memegangi pipiku yang kini berwarna merah.

"Kau ingin tahu kenapa?", kini dia mencengkram rahangku, "karena kau sudah berani menyakiti Ryo-sama dengan tangan kotormu ini.", dia menatapku tajam, aku bisa melihat kebencian di matanya.

Dia pasti salah satu penggemar Ryosuke. Aku yakin.

"Itu masalahku dengan Ryosuke, kau tidak perlu ikut campur."

"Tentu saja aku harus ikut campur, semua masalah Ryo-sama adalah masalahku, aku tidak bisa membiarkan gadis sepertimu menyakitinya."

"Aku tidak pernah berniat sedikitpun untuk menyakiti Ryosuke, aku hanya ingin berteman dengannya. Itu saja. Tapi..."

"Itu juga kesalahan yang kau lakukan. Ryo-sama adalah milikku. Tapi, siapa kau? Berani-beraninya mendekati Ryo-sama, menyapanya, mengobrol dengannya, bahkan menciumnya. Kau pikir kau siapa? Huh?"

Aku mulai tidak suka dengan topik pembicaraan ini, rasanya seperti membuka luka yang baru saja sembuh. Tapi aku tetap tidak boleh membiarkan emosiku ikut campur dalam urusan ini.

"Kalau kau juga ingin berteman dengan Ryosuke, kenapa tidak langsung mengajaknya berteman saja, ajak dia ngobrol, sapa dia, dengan membullyku seperti ini apa menurutmu Ryosuke akan langsung mau berteman denganmu?"

"Kau pikir aku tidak melakukannya? Aku selalu menyapanya setiap hari, aku selalu memperhatikannya, aku selalu mencoba mendekatinya, bahkan aku tahu semua tentang dia, namun dia tidak pernah melihatku sedikitpun, tapi kau... kau bahkan baru pindah ke sekolah ini sebulan yang lalu, tapi dia mau menyapamu, dia makan siang bersamamu, mengobrol denganmu, kau pikir itu adil?"

"Menurutku kau hanya perlu menunjukkan ketulusanmu, jika kau benar-benar ingin dekat dengannya, tunjukkan, dan jangan pernah menyerah, aku yakin suatu saat nanti ketulusan hatimu akan sampai kepadanya."

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang