"Aku pulang." Kyungsoo membuka pintu apartemennya. Ia kaget saat melihat ruang tengah berantakan dan gelap seperti habis terjadi perampokan. Dengan panik ia masuk dan mencari kim jongin, kekasihya. Kyungsoo dengan mudah menemukan jongin yang duduk didekat jendela yang ada dikamar mereka, tersorot sinar rembulan.
"Sedang apa kau? Apa yang terjadi pada rumah kita?" Tanyanya sambil mendekat kearah jongin.
Jongin hanya diam. Ia bankit dari duduknya sambil menatap kyungsoo, dalam. Kyungsoo seolah tidak menyadari garis kemarahan yang ada di wajah jongin, ia malah beranjak meninggalkan jongin dan menyalakan lampu yang ada diseluruh kamar. Terang. Sekarang kyungsoo bisa melihat perubahan pada wajah jongin yang masih menatapnya.
"Ada apa?" Kyungsoo memecah keheningan.
"Wawancara apa yang barusan kau lakukan?" Jongin malah balik bertanya dengan dingin.
"Aku tidak melakukan wawancara hari ini." Kyungsoo menjawab setenang mungkin, tidak ingin memancing keributan.
"Aku baru saja melihatnya di tv." Jongin maju selangkah mendekat pada kyungsoo. "Hyung. Jangan coba mempermainkan aku. Aku melihat semuanya. Kau bilang, kau menyukainya? Apa kau sudah bosan bernafas?"
Sebenarnya kyungsoo belum paham betul maksud jongin, tapi melihat perubahan pada sifat jongin, kyungsoo tau ini masalah yang serius. Ia lantas membuka note dalam ponselnya dan melihat jadwal penayangan dirinya di layar kaca. Hari ini penayangan promosi film terbarunya bersama kim sohyun. Pantas saja jongin marah besar.
"Itu hanya trik kotor untuk mempromosikan film ku." Kyungsoo menjawab jujur, ia memang bilang menyukai lawan mainnya dalam wawancara beberapa hari lalu untuk mempromosikan film nya.
"Aku tidak bodoh. Aku bisa melihat cara kalian bertatapan." Jongin masih terlihat tenang tapi suaranya terkesan dingin seolah menusuk.
"Aku tidak bilang kau bodoh. Lagi pula, aku menjawab jujur." Kyungsoo menjawab dengan tegas, tapi jongin sepertinya tidak puas akan jawaban kyungsoo. Ia menuntut lebih lewat tatapannya.
Lagi-lagi jongin maju selangkah ke arah kyungsoo, kali ini dengan melipat tangan kearah dada bidangnya. "Kau tidak pernah bilang ada adegan ciuman dalam film itu." Kali ini pertanyaan jongin benar benar mengintimidasi, membuat kyungsoo merasa ada dalam ruang pengadilan sebagai tersangka dan jongin sebagai hakim nya.
"Itu karena kau tidak bertanya. Kau juga public figure, seharusnya kau tau industri film dinegara kita sekarang seperti apa." Kyungsoo mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi sama sekali tidak membuat jongin berhenti mengintrogasinya.
"Kau tau, saat ini aku sedang marah besar padamu? Kelakuan mu membuat hati ku sakit. Kau berciuman dengan orang lain tanpa sepengetahuan ku, itu sama saja dengan selingkuh!" Jongin memojokkan kyungsoo sampai ia terduduk diranjang yang biasa mereka tiduri.
Kyungsoo benar-benar tidak menyangka reaksi jongin akan seperti ini. Ia memang sengaja tidak memberi tau jongin tentang adegan dalam film nya untuk membalas perlakuan jongin yang terlihat santai ditengah hebohnya pemberitaan dirinya dengan kristal yang disebut sebut memiliki hubungan khusus.
"Ini jelas jauh berbeda. Aku melakukan hal diluar kemauan ku karena tuntutan script. Aku berperan sebagai seseorang yang menemukan cinta pertamanya. Bukan sebagai kyungsoo yang sedang berselingkuh."
Kyungsoo bangkit sedikit menggeser jongin yang tadi berdiri dekat dengannya. "Aku bukan kau, yang malah menikmati dan mengambil kesempatan tentang pemberitaan mu dan kristal."
"dari sudut pandang mana kau melihat aku menikmati berita ini?" Jongin menahan lengan kyungsoo yang hendak pergi, tapi kyungsoo menepisnya dengan kasar. "Hyung. Ini masalah mu. Jangan coba untuk mengalihkan."