Prolog

45 4 5
                                    

Dirumah berlantai dua ini terasa sangat sepi. Padahal, ada 6 orang yang mengisinya, walaupun dua orang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Morinka tengah asik mengerjakan PR dari sekolah. Ia begitu fokus hingga tidak tahu keadaan sodaranya yang lain. Moriska tengah menari nari dikamarnya. Tarian yang menghentak hentak membuatnya tidak peduli dengan sodaranya yang lain. Mollyva? gadis yang satu ini baru saja mencari chord gitar dari lagu kesukaannya. Ya, apalagi yang bisa dilakukannya. Sementara itu, Myka Leander, kakak laki laki Trio kembar itu sedang asik dengan novelnya. Ya, tidak mungkin dia mengajak bermain adik adiknya. Adik adiknya saja asik sendiri dengan kegiatan masing masing.

"Ini pasti keren! one, two, three, Go!!" Dan suara berisik dari gitar listrik Lyva pun terdengar. Ia menyetel volumenya paling besar, membuat rumah itu yang tadinya sepi menjadi seperti konser musik band Metalica. Rinka, Riska dan Myka berteriak bersamaan.

"Lyvaaaa!!!!!" Dan Lyva tidak peduli tentang gedoran pintu kamarnya yang hampir membuat pintu berwarna hitam itu hancur.

***

"Alat alat laknat lo itu akan disita." ucapan dingin dan tajam itu keluar dari mulut Myka. Ini semua karena Lyva. Pintu kamar Lyva juga hancur. Mata Lyva yang sudah besar itu melotot, ia tidak terima dengan tindakan kakaknya.

"Apa apaan?! itu punya gue!"

"Tapi lo udah bikin masalah Lyv!" Kini Riska bersuara.

"Masalah?! gue rasa ga ada masalah, kalian aja yang berlebihan. Lo, lo Myka, lo bebas beli novel dan buku buku kesukaan lo. Lo, Rinka, lo juga dibeliin banyak banget buku buku, sama kaya Myka. Lo juga Ris, lo bebas ikut les tari dan setiap saat lo nari nari kaya cacing kepanasan, tapi gua biasa aja kan? gue ga pernah larang lo pada." Rinka membetulkan letak kacamatanya.

"Tolong pake Kak Lyv. Kak Myka. dia lebih tua dari kita." Lyva berdecih sambil memutar bola matanya.

"Kalau kalian punya 'Hak', gue juga punya." Lyva membanting pintu rumah. Saat seperti ini tempat yang ia datangi pastilah Caffe Pelangi.

"Ah, anak itu." Myka mengusap wajahnya.

"Gue udah bilang, Lyva itu adalah pembawa sial. Dia ga pernah bisa bikin rumah tenang." Riska mendengus.

"Lo juga ga bisa bikin rumah tenang, Ris. Tarian aneh lo itu bikin mata orang sakit." Rinka berjalan menaiki tangga, ia memasukki kamarnya dan tidak terdengar suara apapun dari sana.

Riska kembali mendengus. Ini kebiasaanya memang. "Kan mata orang yang sakit. Malaikat kan enggak, mereka masih suka tarian gua tuh." Riska juga kembali kekamarnya sambil mengomel. Myka hanya bisa geleng geleng melihat tingkah tiga adik tidak sedarahnya itu.


*

Haiii. Ini cerita kedua dari MRX! duh, bener bener deh si author. Orix aja belom beres. M&A udah keluar XD biarkanlah.

SELAMAT DATANG DI CERITA TRIO KEMBAR M!

MRX 2- M&ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang