Prolog

132K 3.2K 67
                                    

"Itu tadi pacar kamu, Han?" cecar Mayang setelah langkah tergesanya tiba di meja Hana.

"Ndak lah, Nya. Dia cuma teman satu angkatan, namanya Aldi."

"Pangiil Mama, jangan Nyonya"

"I-iya, Ma."

"Terus ngapain dia peluk kamu, hah?" Lirikan Mayang mengancam jiwa. Hana paham majikan besar sedang diselimuti emosi.

Hana menggeleng, ditariknya kursi plastik kantin agar Mayang duduk. Mungkin dengan duduk Mayang bisa lebih tenang. "Ndak tahu kenapa dia tiba-tiba ngomong aneh dan peluk saya, Ma." Tak lupa Hana menyodorkan jus jambu milik Aldi yang belum tersentuh untuk sang nyonya.

"Kamu jangan mau dipeluk-peluk. Bahaya, bisa---"

"Bisa hamil, 'kan?" sahut Hana dengan mata berbinar, merasa lega ada yang mendukung hipotesa ibunya.

"Nah, itu, pinter kamu," komentar Mayang sambil menyeruput jus jambu dari sedotannya. Pikir Mayang baguslah jika Hana mengira berpelukan bisa bikin hamil, paling tidak gadis itu tak akan sembarangan ber pelukan dengan cowok tidak jelas.

Hana manggut-manggut berbangga diri. "Saya juga bilang gitu ke Mas Juan, tapi Mas Juan ndak percaya. Dia malah cium saya dan lepas-lepasin baju saya, katanya dia akan menunjukkan bagaimana cara bikin bayi yang baik dan benar, sebab pelukan saja ndak mungkin bikin hamil," ceplos Hana tanpa sadar, membuat rahang Mayang nyaris jatuh ke tanah.

"Juan cium kamu? Lepas-lepasin baju kamu? Terus, kalian jadi bikin bayinya?" Pertanyaan Mayang yang amat gamblang dan penuh antusiasme membuat tubuh Hana langsung memproduksi keringat dingin.

Rohana membekap mulut dengan kedua tangannya sendiri. Gelengan samar menjadi jawaban yang meruntuhkan kebahagiaan Mayang berkeping-keping.

"Yahhhh, kenapa nggak jadi, Hana?"

"Sa-saya...." Hana kehabisan kata-kata. Entah situasi macam apa yang kini ia hadapi. Kenapa Mayang justru kecewa dirinya tak jadi memproduksi bayi dengan Juan? Bukankah Mayang khawatir Juan tergoda oleh pembantu seperti dirinya?

"Nggak apa-apa, bisa dicoba lain waktu," sahut Mayang akhirnya sambil senyam-senyum sendiri menikmati jus jambu yang terasa semakin manis setelah mendengar cerita dari Hana.

"Lain waktu?" Kening Hana berkerut. "Saya ndak paham, deh, sama maksudnya Nyonya."

"MAMA, HAN, MAMA! Dibilang jangan panggil Nyonya, masih aja kamu panggil Nyonyo-Nyonya...," sembur Mayang, gemas sendiri.

*** 

JUDULNYA MEMANG RECEHH YAAA, TAPI CERITANYA DIJAMIN SERU!

MAJIKAN ADALAH MAUT [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang