FL ~ 03
.
.
.
.
.
Hotma menghembuskan nafas begitu peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan sepak bola dibunyikan. Semua rekan setim-nya langsung berteriak senang dan saling merangkul satu sama lain. Ya, hari itu pertandingan football antar sekolah diadakan. Hotma yang berperan sebagai stiker-pun turut dalam uforia tersebut. Tim sekolahnya menang mutlak dari tim lawan, sekolah internasional yang mempunyai reputasi bagus dalam segala bidang, terutama olahraga. Selama ini jarang sekali yang mampu mengalahkan sekolah tersebut. Rekor baru tercipta karena mampu menandingi sekolah tersebut."Kau hebat, Hotma! Tendanganmu berhasil menjebol gawang mereka dua kali!" seru seorang rekannya. Hotma menanggapinya dengan senyum tipis.
"Aku hanya menyelesaikan umpan yang diberikan Arsen tadi. Hanya kebetulan saja aku berada tepat disekitar gawang." balas Hotma merendah.
"Ah...kau memang hebat, Hotma! Jack saja belum tentu punya reaksi cepat dan tepat sepertimu walau dia juga seorang striker!" puji rekan lainnya yang berada tepat dibelakangnya. Hotma mendecih kecil.
Hotma yang larut dalam kerumunan rekan-rekan setimnya tak menyadari tatapan tajam penuh kebencian seseorang padanya. Mulutnya mengumpat pelan namun terdengar oleh orang dibelakangnya.
"Kau gak bisa mengalahkannya, Jack. Hotma punya bakat alami yang gak dipunyai setiap orang walau kita sering berlatih bersama." kata seseorang dibelakang Jack.
Jack berdecak kesal. "Aku pasti bisa mengalahkannya!"
"Kudengar, ia dicalonkan menjadi kapten untuk musim ini." ungkap seseorang itu lagi. Jack membelalakkan mata tak percaya.
"Takkan kubiarkan hal itu terjadi!" pekiknya disela gemuruh suara penonton.
"Jika kau gak ingin ia menjadi kapten, maka lakukan sesuatu untuk menggagalkannya."
Jack membalikkan badan dan menghadap lawan bicaranya. "Kau punya usul, Hans?"
Remaja yang dipanggil Hans tersenyum miring. Ia meremas pundak kiri Jack. Mata hijau-nya bersinar misterius. "Tentu saja, sobat. Aku gak mungkin mengatakan hal penting itu padamu jika gak punya rencana." ungkapnya.
Jack mengangkat sebelah alisnya dan ujung bibirnya. Ia menyeringai senang. "Aku senang punya teman sepertimu, Hans."
"Aku juga, Jack. Kita akan sama-sama saling membantu agar tujuan kita tercapai." balas Hans. Jack tersenyum lebar.
"Jadi bisa kau jelaskan apa rencanamu?"
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Hotma menghempaskan tubuh diatas kasur. Matanya terpejam dan sebalah lengannya menutupi sebagian wajahnya. Ia benar-benar lelah hari ini. Setelah upacara penerimaan piala tadi, ia dan rekan-rekan setimnya langsung merayakan kemenangannya dengan pesta kecil disebuah restoran yang sudah di-booking oleh orang tua salah satu rekan setimnya."Kau lelah sekali, Hotma." sapa seseorang yang spontan membuat matanya terbuka seketika.
"Maaf. Aku udah membuatmu kaget." sambung seseorang yang sudah berdiri disebelah tempat tidurnya dengan wajah menyesal.
Hotma mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Yah, kau memang membuatku kaget, Ri. Aku hampir lupa kalau kau sudah sekamar denganku sekarang."
"Ya, aku mengerti. Kita memang masih butuh adaptasi." ungkap Rian. Ia duduk disisi tempat tidurnya sendiri yang bersebelahan dengan tempat tidur Hotma. Matanya menatap Hotma yang terlihat kelelahan.
"Aku membuat teh hangat. Kau mau?" tanya Rian, mengalihkan perhatiannya pada Hotma.
Hotma menggeleng. "Aku sudah minum banyak tadi di pesta. Aku hanya ingin mandi dan tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATEFUL LOVE [BxB] #2
General Fiction[ 27062015 - ] The second book of LOVE series. Dua remaja berteman dekat. Namun mereka bukan sekedar teman biasa. Mereka terikat hubungan 'sahabat' . Namun mereka bukanlah sahabat biasa. Karena hubungan mereka lebih dari itu. Dan ketika hubungan...