“I wish I knew How to make you stay with me forever”-
Keringat masih tetap keluar di derah pelipisnya. Justin bieber mengenakan kaca matanya dan berjalan keluar gedung dengan tas ransel dipunggungnya. Mobil yang akan membawanya pun sudah bersiap di depan gedung,
“Konser yang bagus.”
Justin mengalihkan pandangannya dan mendapati Fredo tengah menyengir kuda menatapnya. Justin tersenyum dan memeluk sahabatnya, “Ya, terima kasih atas hari ini.” Fredo tertawa lalu berjalan beriringan dengan Justin.
Fredo memasukkan tas ranselnya dan menyandar di badan mobil “Oke, kemana mobil ini akan membawamu?” Justin memasukkan tas ranselnya juga. Dia mengeluarkan sebuah Komik yang sudah cukup dihafal oleh fredo.
Fredo merampas komik jepang yang sudah satu tahun ini dibaca oleh sahabatnya, “Kau ingin bertemu dengan gadis jepang itu ya?” Justin mengambil kembali komik yang dirampas Alfredo. Memasukkannya kedalam ransel dengan hati hati, “Ya, aku ingin bertemu dengannya.” Jawab Justin santai.
“Hah, modus sekali.”
Alfredo memutar kedua bola matanya, “Oke, Halte kami datang.” Justin memasuki mobil disusul oleh Alfredo.
Sudah lama sekali rasanya tidak mengunjungi kota Paris. Dengan berbagai keindahan didalamnya. Justin menatap keluar jendela, menatap jalanan yang dilewati oleh mobil yang membawanya. Justin memang wajib mengagendakan dirinya mengadakan tour di kota Paris. Bukan hanya untuk membunuh rasa rindu beliebersnya tetapi ia juga ingin membunuh rasa rindunya pada seorang gadis.
Gadis jepang yang sudah sangat lama dikenalnya. Ia sangat rindu mendengar suara Sora Utsukushii.Mengingat wajahnya saja dapat membuat Justin gila sesaat, tertawa dan tersenyum seperti ada hal yang lucu tengah dilihatnya.
Empat puluh lima menit kemudian Justin sudah tiba di Halte Bus tempat dimana dia bisa bertemu dengan Sora. “Justin, sepertinya Halte ini kosong.” Kata Alfredo.
Justin menurunkan kaca mobilnya, Ditatapnya alroji yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. “Biasanya Sora masih membaca komik disini.”
Alfredo berdecak mendengar perkataan sahabatnya itu, “Justin, ini sudah satu tahun. Mungkin saja dia sudah kembali ke Jepang. Memangnya mau setiap tahun dia duduk di Halte?”
Kembali ke Jepang? Justin membuka pintu mobilnya dan memperhatikan suasana sekitar. Justin mengambil tas ransel, topi, dan kaca matanya,
“Kalian pulang saja duluan. Aku akan pulang menggunakan Bus.” Tanpa menunggu jawaban Alfredo dan supirnya, Justin memasuki area rumah sakit yang terdapat di seberang jalan.
Justin mengenakan kaca matanya. Keberadaan Justin di rumah sakit tidak terlalu mencolok, sehingga dia dapat masuk kedalam rumah sakit dengan selamat. Justin memasuki Lift. Ini sudah tahun ke 4 dirinya mengunjungi Paris. Berarti sudah 4 kali dia bertemu dengan Sora. Semoga kamarnya masih tetap gumam Justin dalam hati.
Pintu Lift terbuka. Justin berlari lari kecil di lantai 3 rumah sakit itu. Langkah kakinya berhenti dengan lamban. Justin menyentuh gagang pintu mengkilap itu. Membuka secara perlahan dengan sangat hati hati. Justin menyembulkan kepala. Kamar ini rapi. Seperti nya sudah tidak ada yang menempatinya lagi. Justin mendesah panjang.
“Benar, Mungkin Sora sudah sembuh.”
Justin menutup pintu kamar itu. Berjalan lunglai kearah Lift dan pergi meninggalkan rumah sakit. Justin merehatkan dirinya sembari menunggu Bus yang akan dinaikinya. Ia meraba bangku yang setiap tahun di dudukinya ini. Justin tertawa jika mengingat 4 tahun lalu dirinya pernah diselamatkan oleh gadis jepang yang mengenakan piama tidur lengkap dengan komiknya. Dengan jaket yang ia kenakan, dan kumis palsu yang dibawanya, ia mendandani Justin bak orang tua yang tersesat di Halte ini.