gadis itu menatap sepatu lelaki di depannya, ia tidak berani menatap mata lelaki itu, ia terus terusan menggigit bibirnya tanpa berkata apapun sejak 15 menit yang lalu
lelaki itu jengah, gadis tan ini mengiriminya pesan singkat pada tengah malam meminta untuk bertemu sepulang sekolah dan saat ini mereka hanya diam-diaman? apa maksudnya
"jika kau tak kunjung bicara, aku akan meninggalkan mu sekarang, aku punya banyak pekerjaan livia"
gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap mata itu "a-ah itu.."
ia menghela nafasnya pelan, matanya melihat kesebuah pohon disamping matthew seakan sedang memikirkan sesuatu. Ia lalu mengambil sebuah buki dari dalam tasnya "ini bukumu" ujarnya mengada ngada
Tidak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya pada matt kalau ia menyukai matt. Hei dia masih sadar bahwa ia ini wanita.
Matt menatap olivia bingung "itu bukan bukuku" olivia terdiam dan sedikit gelagapan "o-oh kukira ini punyamu.baiklah sampai jumpa" ujarnya dengan kikuk dan pergi begitu saja
***
Olivia's pov"Aku..aku belum sempat mengatakannya" ujarku sambil menarik nafas. Benda kecil itu masih setia berada di kuping nya.
'Kenapa?kau takut? Kau grogi? Atau kau... Cemas kalau matt tidak menyukaimu?'
Pertanyaan gadis itu membuatku tambah ragu untuk mengatakan hal itu pada matt "axe cukup. Aku hanya...hanya bingung dengan sikapnya" gumamku resah
"Hari ini ia menjadikanku seperti seorang ratu tapi esoknya ia seperti sedang berkencan dengan... Sara" gumamku lesu
Namun hanya suara hening yang kudapat. Axe tidak menjawabku
'Sara? A-ah benar...'
Dan saat itu juga,aku ingin memutar waktu dan serasa tidak ingin bertemu matthew
***
Author's pov
"Sepertinya gadis itu menyukaimu" ujar sara setenang mungkin meski ia tahu hatinya dongkol mengucapkan kata kata tadi, ia hanya tidak ingin matthew curiga kalau sara menjauhinya karena matt dan olivia dekat
"Siapa?"
"Olivia" ujar sara sambil menatap keluar jendela kelas. Hujan masih deras namun kelas hanya tinggal mereka berdua. Ia heran, apa semua murid di kelas itu rela hujan-hujanan sedangkan hujan yang turun sangat deras
Matthew tertawa mendengar jawaban sara, sedangkan yang ditertawakan bingung dengan sikap lelaki itu
"Apanya yang lucu?" Tanya sara dengan muka innocentnya
"Kau yang lucu,bisa bisa nya berpikiran seperti itu" ujar matt masih sambil tertawa
Bukannya ikut tertawa, sara malah menatap matt lirih "aku tidak sedang melucu. Kau...menyukainya kan?"
Matt balik menatap sara. Ia terdiam sebentar dan menatap hujan diluar. Lelaki itu menghela nafasnya
"Tentu saja" gumamnya dengan cepat,ia melirik sara. Sementara yang dilirik hanya bisa mengatupkan bibirnya
Gadis itu mencoba tersenyum,ia tahu ini adalah pilihan sahabatnya. Malaikatnya. Malaikat terjahatnya.
"Tentu saja tidak" ujar matthew lagi dan sekarang dengan tawa rentahnya
"A-apa?" Tanya sara bingung
"Apa?" Tanya matthew balik sambil terus tertawa. Entah dari segi apa yang lucu. Sara tidak sedang melawak atau melemparkan lelucon pada matthew sejak tadi
"Wajah mu seperti sedang melihat setan saat aku bilang seperti tadi" ucap matt sambil mengusap airmatanya. Bukan menangis, ia tertawa. Itu airmata karena tertawa berlebihan
"Matthew fucking espinosa" gumamnya geram
"Yes Sara fucking armstrong?"
Matthew menyebalkan dan selalu begitu untuk sara. Gadis itu lalu melirik ponsel ditangan matt, ia menyeringai setan tanpa sepengetahuan matt. Dengan cepat gadis itu merebut ponsel matt dan mencoba kabur dari sana
"Heii ponselku!"
"I got you bitch" teriak sara dengan senang
Namun dengan cepat matthew berlari menangkap sara dan mencoba mengambil ponselnya. Ia tahu kelemahan sara. Ia tahu semua tentang sara.
Sara tidak bisa digelitik
Matt mulai menggelitik pinggang sara, ia tahu cara ini ampuh agar sara mengembalikan ponselnya
"Matt hentikan itu gelii!" Ujar sara sambil tertawa
Dan tanpa disadari wajah mereka semakin dekat. Matthew berhenti menggelitik sara dan menatap wajah yang hanya beberapa inchi di depannya.
'Sara cantik' batin matthew sambil melihat mata hazel milik sara. Sedangkan sara, ia seperti gelagapan melihat wajah matt yang sangat dekat
"I-ini hpmu" gumam sara masih tidak mengalihkan pandangan dari wajah tampan itu
Bukannya menerima, matthew justru semakin mempersempit jarak diantara keduanya.
'Apa yang akan dia lakukan?' Batin sara berteriak
Ia masih menatap wajah itu. Mata lelaki tampan itu tertutup. Sara tersenyum tipis dan menutup matanya, merasakan hembusan nafas matthew yang hangat
Cklek
Kedua nya membuka mata mereka dan menatap kearah pintu bersamaan
"Ma...af aku mengganggu" ujar nya sambil menatap tidak percaya dan airmata hampir jatuh dari pelupuk matanya. Sesaat kemudian suasana disana hening
"O-livia?" Ujar mereka berdua bersamaan.
Jengjeng hahah cerita macam apa ini. Maaf ya lama updatenya 😅
Ayoloh... Matt suka sama yang mana😂😂
Dont forget to vomment ya guys! X
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✖ Matthew Espinosa
Fanfiction"should i smile because we are friend? or should i cry because that's the only thing we can ever be?"