Her Pain

10K 669 30
                                    

Mual dan pusing.

Yunhee merasa dirinya sakit, hingga dia berharap dia diperbolehkan pulang. Namun itu mustahil.

Berdiri di dalam sebuah ruangan-sekalipun itu luas-bersama dua orang pria berpengaruh di Seoul bukanlah pilihannya. Cho Kyuhyun dan Lee Hyukjae duduk berseberangan di depan meja oval, masing-masing memasang tampang serius. Ini adalah mimpi buruk.

Beberapa puluh menit yang lalu juga sama buruknya. Rapat yang dihadiri oleh sepuluh orang pemilik perusahaan terbesar di Korea Selatan berlangsung dengan ketat dan menegangkan. Tugas Yunhee di sana seharusnya hanya menjadi kaki-tangan Hyukjae, tapi Cho Kyuhyun telah membuat kebiasaan itu berubah. Pria itu bahkan dengan lancang memerintahkannya untuk membuat kopi. Dia pikir dia itu siapa? Bertingkah seenaknya. Yang paling tidak bisa dipercaya ketika Yunhee menaruh kopi di meja pria itu, dia dengan sengaja mengelus permukaan tangannya. Perbuatan itu tidak hanya membuat jantung Yunhee bergejolak parah, tapi membuka luka lama yang sangat dalam.

Tidak hanya itu. Ketika para pemimpin perusahaan itu telah menetapkan sekaligus memutuskan untuk membangun kerja sama dengan Jewel-Tech, hanya Cho Kyuhyun yang menolak. Dia berkata bahwa dia berjanji akan dengan rela menaruh saham hingga 70%-persis seperti yang dikatakan oleh Meg, hanya jika Hyukjae bersedia membicarakan persoalan itu lebih lanjut secara pribadi. Permintaan macam apa itu?

Maka, di sinilah mereka berada, di ruang kantor Hyukjae berniat berdiskusi mengenai permintaan tak masuk akalnya.

Yunhee berdiri di samping kursi Hyukjae, memperhatikan bahwa pria konyol ini bisa juga merasakan apa itu yang disebut terintimidasi. Hyukjae meletakkan kedua sikunya di atas meja, tangannya yang terkepal menempel pada bibirnya. Dia tampak seperti sedang berdoa, pria malang.

"Sebaiknya penawaranmu sebanding dengan apa yang akan kami dapatkan, Tuan Cho."

Sudut bibir Kyuhyun terangkat, senyumnya menunjukkan bahwa dia tidak main-main dengan apa yang dia inginkan. "Aku tidak akan meminta sesuatu yang tidak dapat kau penuhi."

Yunhee dapat merasakan tatapan Kyuhyun padanya, dia tidak tahu, tapi itu sangat sensual dan mengganggu dalam waktu yang bersamaan.

"Dan apa-"

Kalimat Hyukjae terpotong oleh dering ponselnya sendiri. Yunhee melirik ponsel yang terletak tepat di samping Hyukjae, pada layarnya tertera nama yang paling mampu membuat Yunhee gelisah.

Baek Sunmi.

Istri Hyukjae.

Untuk beberapa saat yang menegangkan, Hyukjae beperang dalam hatinya apakah dia harus mengangkat telepon itu atau memilih untuk mengabaikannya saja.

"Pak, ponselmu." Yunhee mengingatkan pria itu.

Hyukjae mendongak untuk menemukan tatapan netral dari mata Yunhee. Tidak ada tanda-tanda kegelisahan pada mata itu, tapi Hyukjae lebih tahu bahwa selain pintar mengekspresikan perasaannya, gadis itu juga pandai menyembunyikannya.

"Aku minta maaf, aku harus menerima ini." Hyukjae segera meraih ponselnya dan buru-buru keluar dari ruangan. "Ada apa, Sunmi? Ya, aku sedang rapat..."

Sisa kalimat itu hilang di balik pintu kaca dan Yunhee hanya bisa menatap nanar jejaknya. Kecanggungan melanda ruangan, atau lebih tepatnya pada diri Yunhee. Berada satu ruangan dengan pria ini membuat dirinya gelisah. Kadang takdir memang sangat tidak adil karena telah mempertemukan mereka kembali di saat Yunhee telah berusaha membuang semua tentang pria itu.

Tidak mau terlarut dalam ketidaktenangannya, Yunhee memilih untuk berjalan menuju pantry yang tersedia di ruangan tersebut.

"Apakah Anda ingin segelas air, Pak?" Tanyanya dengan sopan di hadapan Kyuhyun.

Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang