Najla.
Aku rasa akan sangat wajar, kalau sekarang Dhanu lagi nyari tukang batu nisan. Selain bodoh, ternyata dia juga sial.
Disaat mereka berduaan, Fadli muncul dan boom, pada akhirnya Thalia dapat notice dari Fadli. Coba sebutin, apa namanya kalau bukan sial?
Percuma banget kan, aku rela-relain nggak ikut nonton.
Segera setelah meninggalkan mall tadi, Thalia dan Dhanu langsung datang ke rumahku. Bisa kalian bayangin deh, gimana berbanding terbaliknya raut muka mereka.
Dan seperti biasa, Dhanu balik lagi ke rumahku, setelah mengantar Thalia, demi menceritakan segala hal yang bisa dia ceritain di depan Thalia.
"Seriusan? Memang lo nyatain ke Thalianya gimana?" Aku nyaris berteriak saking excitednya, mendengar Dhanu akhirnya berani buka mulut soal perasaannya. Yah, walaupun Thalianya nggak ngeh sih, tapi bisa di bilang kemajuan, 'kan?
"Ya, gue bilang, kalo dia lebih cantik dari pada itu aktor Korea, makanya gue jadi lebih cinta sama dia." Mendengar pengakuannya, aku menyempatkan diri menghela napas panjang sebelum mulai menghina. Menghina Dhanu nggak butuh banyak tenaga, tapi menasihati dia perlu kesabaran extra, jadi semoga saja hinaan aku ini bisa dia anggap sebagai nasihat.
"Nu..."
"Iya?"
"Satu kata, bego, lo tuh bego, lo tuh tolol, lo tuh dong--"
"Jla, itu udah lebih dari satu kat---"
"Whatever! Lo tuh goblok Dhanu Ishal, astagfirullah!" Dhanu menatapku horror, membuatku lebih berhasrat untuk mengeluarkan otak dari kepalanya. Itu juga kalo dia punya.
"Jla, lo ngehina sambil nyebut, ntar dos--"
"Jangan ngalihin pembicaraan! Mati aja lu sana! Mana ada cowok yang nyatain perasaannya kayak gitu, terus dianggap serius?! Alien aja nggak akan paham, Ishal!" Habislah Dhanu ini aku hina-hina.
Gimana dong, gemas banget aku sama ini anak satu. Dhanu Ishal. Siapa sih yang nggak tau trackrecordnya? Apalagi zaman dia SMP, SMP loh ya! SMP aja udah rusak ini anak.
Player cap kakap.
Aku yakin dia aja pasti udah lupa, berapa banyak mantan dia waktu zamannya aku masih cinta Justin Bibier itu. Seingatku, dari junior, seangkatan, sampai senior pun ada. Kalau kata teman SMPnya Dhanu, ini anak bahkan bisa pacaran dengan dua cewek dalam satu kelas. Kasihan banget sih aku sama cewek-cewek itu, kok bodoh sampai segitunya ya?
Tapi lihat sendiri kan? Ternyata jam terbang dia, sama sekali nggak berguna. Please babe, kasih tau aku, cewek bodoh mana yang peka ditembak dengan cara tadi?
Taruhan uang jajan ku seminggu, mainan-mainannya Dhanu ini--agak jahat sebenarnya menyebut mereka mainan-- yang udah sebegitu cintanya pun nggak akan sadar kalau apa yang Dhanu omongin itu serius.
Apa yang Dhanu omongin ke Thalia itu, nggak terdengar lebih berkelas, dari pada gombal murahan yang di tebar player alay nggak di Facebook.
That sounds like a joke. Kayak humor receh anak SD keburu gede yang kalo pacaran panggilannya papah-mamah.
Dan di atas segalanya, dia melempar line itu ke Thalia. Aku ulangi ya, Thalia, Thalia Maharani. Cewek yang sudah hapal di luar kepala mana aja line yang bikin muntah dan mana yang bikin melting.
Nggak bisa apa ya, sahabat ku yang satu ini sedikit worth it di hadapan Thalia? Memangnya kemana sih pesona dia, yang suka dia tebar di depan cewek lain? Kenapa langsung lenyap nggak bersisa di depan Thalia? Ugh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
Fiksi Remaja#26 in teenfiction (19 April 2017) Jika ada tempat, dimana memiliki terasa begitu mustahil, dan meninggalkan rasanya terlalu sulit, maka Dhanu dan Thalia berdiri di sana. Begitulah keduanya, yang satu berlari, yang satu hanya diam, yang satu mengeja...