Story

1.1K 70 10
                                    


Disebuah rumah dikawasan elite terlihat sunyi senyap. Semua penghuni tidak ada yang bertegur sapa. Mereka seperti sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Diantara semua rumah itu, ada seorang gadia berwajah oriental, berkulit putih, berambut panjang dan bertubuh langsing. Dari dalam rumah, keluar seorang gadis lain. Wajahnya mirip dengan gadis yang menyiram bunga itu. Hanya saja terlihat lebih muda.

"Cici, aku berangkat dulu ya. " Kata gadis itu tergesa-gesa.

"Iya hati-hati. Kamu sudah sarapan belum? " Tanyanya.

"Nanti saja dikampus. Sudah ya Ci. Telat nih. " Adiknya langsung pergi.

Nama gadis yang sedang menyiram bunga itu Shinta Naomi. Adiknya bernama Sinka Juliani. Mereka hanya tinggal berdua. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka diluar negeri. Karena itu Naomi bertanggung jawab mengasuh Sinka. Mungkin karena kurang perhatian Orang tuanya, Sinka mulai nakal. Tapi Naomi selalu sabar menghadapi tingkah laku Adiknya.

Selesai menyiram bunga, Naomi memasuki rumahnya. Saat menjejakkan kakinya dipintu rumah, dia merasa pusing. Pandangannya mulai berkunang-kunang. Darah juga mengalir deras dari hidumgnya. Dia segera mengambil tisu dan menyumbat lubang hidungnya menghentikan aliran darahnya.

"Kenapa selalu begini ya? Lebih baik aku ke rumah sakit." Gumam Naomi.

Setelah menyiapkan makanan untuknya dan Adiknya, Naomi bersiap-siap berangkat ke rumah sakit menggunakan mobil Honda Freed putihnya. Untunglah lalu lintas sedang lancar. Tidak sampai satu jam, Naomi sampai dirumah sakit.

Dia segera memarkir mobilnya dan memasuki rumah sakit. Naomi menuju tempat pendaftaran. Setelah mengurus pendaftaran, Naomi menuju lantai 2. Sambil menunggu namanya dipanggil, dia duduk disalah satu kursi sambil membaca buku.

Mendengar namanyanya disebut, Naomi segera memasuki ruangan. Dilihatnya seorang Dokter muda cantik duduk dikursinya. Diname tagnya tertulis nama dr. Viviyona Apriyani. Dokter itu tersenyum dan mempersilahkannya duduk.

"Naomi. Lama gak ketemu. Apa keluhan kamu?" Tanya Yona.

"Aku suka mimisan tanpa sebab. Kalau kelelahan suka pusing dan mimisan." Jelas Naomi.

"Sendi tubuh kamu suka sakit?"

"Iya Dokter."

"Panggil Yona saja. Kamu ganti baju terus berbaring dialat CT Scan ya."

Naomi diantar perawat menuju ruang CT Scan. Dia mengganti bajunya dengan baju khusus. Naomi berbaring dialat CT Scan. Alat itu mulai bergerak masuk. Naomi hanya mengikuti instruksi yang diperintahkan suster saja. Yona juga mendampingi saat pemeriksaan CT Scan.

Akhirnya pemeriksaan selesai dan Naomi mengganti bajunya. Dia langsung menghampiri Yona yang sedang membaca hasil pemeriksaannya. Yona memandang Naomi sebentar. Dia melepas kacamatanya bersiap untuk bicara.

"Bagaimana hasilnya Yona?" Tanya Naomi.

"Aku harap kamu kuat mendengarnya." Sahut Yona setelah menghela nafas.

"Memang aku sakit apa?" Tanya Naomi lagi.

"Sel darah putih kamu melebihi batas normal. 3 kali lipat batas normal." Jelas Yona sambil menunjukkan hasil pemeriksaan pada Naomi. Naomi membacanya.

"Artinya apa?"

"Leukemia akut."

Naomi terkejut mendengarnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Air matanya mengalir deras mendengar Yona memberitahukan penyakitnya. Yona menjelaskan seputar penyakitnya pada Naomi. Setelah diberi resep, Naomi langsung melangkah menuju Apotik untuk mengambil obat.

Jangan Tinggalkan Aku Sendirian CiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang