Seseorang yang mencintaimu tidak akan meminta demi keuntungan dirinya sendiri, dia akan menghormati dan menjaga dirimu, dia tidak akan menuntut bukti cintamu kepadanya, melainkan dia akan membuktikan cintanya kepadamu
0oo0
"Bodoh! Kau masih saja selalu memikirkannya sampai saat ini. Seharusnya kau sadar Fatma, Dia bukan milikmu lagi. Segera hapus namanya dari otakmu. Huh? " Teriak Elsa tepat ditelinga ku yang membuatku harus menjauh darinya.
Aku menggeleng. "Aku tidak bisa. itu terlalu sulit untuk kulakukan. Dia telah tertanam dalam hatiku, tak akan bisa terganti.
"Aish, Kau ini susah sekali dikasih tahu. Eoh? Kau ingin terluka kembali karenanya?"
"Aku sudah bilang padamu. Seribu kali dia menyakitiku, aku akan tetap menyukainya sampai kapan pun. Dan itu memang sudah menjadi resiko yang harus ku ambil. sekalipun itu sangat menyakitkan."Aku tersenyum yang seakan dipaksakan.
Iya, Aku sangat tahu apa yang akan di dapat selama masih tetap menyukai pria bernama Deal yang telah mencampakan ku dan telah mempunyai seorang kekasih baru.
"Keras kepala."
"Aku hanya mempertahankan, apa yang seharuskan aku pertahankan. "
"Ck, Awas saja jika sampai nanti kau datang kepadaku dengan keadaan nangis karena Mr. Deal kebangganmu itu. Aku tak akan membantumu lagi dan menemanimu." Ancam Elsa
Cukup sudah kesabaran yang Elsa simpan selama ini tentang bagaimana perlakuan Deal kepad ku saat masih berpacaran ditambah perselingkuhan yang dilakukan Deal dengan wanita lain
"Kau mengancamku?"
"Itu sebuah peringatan. Aku sudah terlalu capek menasehatimu selama ini. Sekarang terserah kau saja. Makan lah Ra Deal mu itu " Elsa beranjak dari kasur dan pergi meninggalkan ku.
"YA! Tidak bisa begitu. Elsa..." Teriak ku.
BRUK
Sebuah pintu ditutup keras. Aku hanya menghela napas pelan. "Kau benar, Sa. Aku Memang seharusnya segera melupakannya. tapi sungguh aku tak bisa. " jeritku tanpa terasa tetesan air mata itu jatuh dikedua mata.
Aku meremas sebuah foto ditangan, Foto Deal berdua dengan mantan kekasihnya membuat hatiku kembali sakit.
0o0
"Ada apa kau mengajakku bertemu? Kau tak lupa kan kalau kita sudah tak ada hubungan lagi. Eoh?" Ucap Deal dengan menaikkan kedua alisnya.
"Berapa uang yang kau butuhkan? Aku akan memberikannya untukmu." Aku bertanya serius menatap Deal di depan, kedua tangannya bersidekap di dada. Pertemuan dengan Deal, Aku lah yang mengaturnya.
Deal tersenyum remeh mendengar perkataan ku. "Ck, apa kau telah memiliki banyak uang sekarang?"
"Jawab saja, berapa?"
"Kau yakin?"
"Jangan meremehkanku. Sebutkan saja?" Aku kesal.
"Aku tak yakin kau bisa memberikannya untukku. uangmu paling hanya bisa memberiku makanan murahan." celoteh Deal nyelekit. Dan memang inilah Deal. Arrogant, matrealistis dan Playboy.
Tanganku mengeras. Aku semula kesal menjadi geram. Seorang Ra Deal terlalu tinggi levelnya. "Atau sebutkan saja barang apa yang kau inginkan? Eoh? Mobil? Motor?Jam tangan?" Tutur ku sombong layaknya orang yang berduit. Seperti wanita lain kepada Ra Deal.
Deal menyipitkan matanya, menatap aku aneh, melangkahkan kakinya kearahku, membuatku mundur selangkah. Jantungku berpacu lebih cepat saat kedua mata kita saling memandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panah Asmara Fatma
FanfictionMencintaimu adalah anugrah terindah untukku. Tapi membencimu adalah hal yang tak ku sesali seumur hidup. Tak menjadi pasanganmu mungkin memang jalan yang harus kita lalui. Namun, melupakanmu hal yang sulit untuk ku lupakan.