"I won't let these little things slip out of my mouth, but if I do, It's you, Oh it's you, they add up to. I'm in love with you... And all these little things"
(One Direction - Little Things)
***
#ALIANDO#
Jam alarm di kamarku telah berbunyi, kupandang sekilas waktu menunjukkan pukul empat pagi. Aku menggeliatkan tubuhku lalu beranjak menuju kamar mandi. Pagi ini aku harus gerak cepat, karena harus menghadiri meeting utama dengan jajaran direksi di perusahaan yang aku pimpin, lalu setelahnya aku harus segera menuju balairung UI untuk menghadiri acara wisuda kekasihku Anastasya Sissy.
Tak butuh waktu lama bagiku untuk mandi, kini aku telah tampil dengan dandanan parlenteku dan siap untuk menghadiri beberapa agendaku hari ini. Tanpa sempat berpamitan pada Mama dan kakakku Kaia, aku segera mengambil kunci mobilku di nakas kemudian berlari menuju mobilku.
Alhamdulillah jalanan tidak macet sehingga kini aku telah tiba di ruang kerjaku tepat pukul delapan pagi. Namaku Kimi Aliando, orangtuaku sengaja memberikan namaku itu agar aku bisa setampan dan sesukses pembalap kesukaan mereka, Kimi Raikonen.
Aku sibuk mengotak-atik laptopku hingga sebuah ketukan pintu membuyarkan konsentrasiku yang tengah mempelajari materi meeting yang akan dibawakan pagi ini. "Ya masuk."
Anggy sekretarisku--biasa kusapa Egy menyembulkan kepalanya ke dalam--tampak ragu untuk menggangguku. "Maaf Pak semua manager dan direksi sudah hadir, kira-kira jam berapa meeting akan dimulai?"
Aku lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku kemudian aku bangkit dari kursi kebesaranku. "Egy tolong bawa laptop saya."
Anggy mengangguk kemudian mengambil laptop yang ada di atas meja. Untungnya jarak ruang meeting utama dan ruangan kerjaku tidak terlalu jauh, sehingga dengan segera aku sampai di ruangan serba merah muda itu--warna kesukaan Tasya. Semua orang di dalam ruangan itu memandang ke arahku, dan lagi-lagi yang tak kusukai adalah mereka selalu membungkuk tuk menyambutku.
"Selamat siang Pak Ali," ucap Wakil Direkturku Julio.
"Siang," jawabku singkat kemudian menyalami satu-satu peserta meeting yang hadir. Mereka semua menyebutku bipolar, karena di luar pekerjaan aku adalah orang yang sangat asik bila diajak hangout, tapi saat bekerja aku adalah orang yang sangat serius, perfeksionis dan tanpa cela.
Setelah menyalami mereka satu persatu, aku berjalan menuju kursi empuk kesayanganku untuk duduk, kemudian aku mempersilahkan seluruh peserta yang hadir untuk suduk kembali di kursi mereka masing-masing. Anggy yang berjalan di belakangku segera meletakkan laptop milikku di atas meja.
"Semuanya sudah siap, Pak." Egy pun segera bergegas keluar ruangan meeting.
"Egy." Aku melambaikan tangan pada Egy yang hendak keluar ruangan. Egy segera menghampiriku, aku memberikannya kode untuk dibuatkan Matcha Latte.
Aku memandang satu persatu para direksi dan manager yang hadir, usianya rata-rata hampir sama dengan almarhum ayahku. Hanya aku, Julio dan Anggy yang usianya di bawah tiga puluh tahun. "Baik saya tak bisa berlama-lama di sini karena sudah ada janji di luar, kuberikan kalian semua waktu satu setengah jam untuk menjelaskan presentasi yang kalian siapkan secara singkat padat dan bergiliran, kemudian setengah jam lagi kita akan membahas solusinya. Dimulai dari kamu Julio," ucapku sambil memperhatikan proposal yang dibuatnya.
Meeting berlangsung lancar, seluruh peserta bergantian mempresentasikan hasil kinerja divisi mereka masing-masing. Aku tatap Egy sangat cekatan untuk mencatat tiap hasil meeting untuk dirangkum dalam sebuah MOM.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE BOX (Aliando - Prilly)
FanfictionCerita ini diprivasi, hanya bisa dibaca oleh follower saya saja. Thank You. Pepple say: "You know what? Most people get married believing a myth that marriage is a beautiful box full of all the things they have longed for such as companionship, inti...