Untitled Story Part

175K 906 17
                                    

"Gumawo!" Hikari tersenyum pada calon adik iparnya, yang dengan sukarela mengantarnya pulang, karna Taecyeon sedang sedikit tak enak badan.

"My pleasure, nuna!" Chansung justru menjawabnya dalam bahasa Inggris. Senyum menggoda dia sertakan pula.

Sebenarnya, Chansung suka pada Hikari, hanya saja, hyung-nya lebih dipilih yeoja berdarah campuran Jepang-Cina itu. Tak jarang dia merasa sakit hati tiap kali mereka memamerkan kemesraannya, meskipun dia sendiri sudah memilih Renata.

"Mau masuk dulu?!.... Aku punya Martell, lumayan buat menghangatkan badan. Lagi pula masih hujan....bahaya nyetir hujan gini" ekspresi Hikari terlihat serius menawarkan Martell pada Chansung.

Senyum Chansung makin mengembang. Tanpa ragu, dia anggukan kepalanya.

~~~~~~~

Hanya segelas, tapi cukup membuatnya hangat.

"Jangan dihabiskan!" canda Hikari yang baru keluar dari kamar mandi, tapi sudah lengkap dengan piyama tidur.

"Nuna kan tahu aku tak pandai minum.....segelas sudah cukup!" Chansung bangkit dari sofa panjang disudut kamar apartemen Hikari. Entah kenapa, dia seperti melayang. Apa yang salah dengan Martell? Meskipun ini pertama kali dia minum jenis yang kadar alkoholnya lebih tinggi dari bir.

Dia hempaskan kembali tubuhnya diatas sofa, seraya membelalakan mata besarnya.

Hikari duduk dengan manis didepan meja rias. Menyisir rambut hitamnya yang panjang. Dari pantulan kaca, dia bisa melihat ada yang tak beres dengan Chansung. Bergegas dia melangkah mendekatinya. "Ada apa?" tanyanya dengan sedikit panik, lalu duduk di sebelah Chansung.

"Kepalaku pusing,....Aiisshh....aku memang tak pandai minum." keluhnya, sembari memijit kedua sisi kening dengan kedua tangan chubby-nya.

Hikari terkekeh pelan, "Taecbee bisa membunuhku kalo tahu kau mabuk karna minuman dariku" kedua tangan Hikari terulur untuk menurunkan kedua tangan Chansung dari keningnya sendiri. Kini tangan halusnya yang ganti memijit kedua sisi kening Chansung. Wajah mereka begitu dekat, sehingga Chansung bisa semakin jelas melihat kecantikan yang terpancar dari yeoja yang sebenarnya amat dicintainya itu.

Reaksi yang di timbulkan dari segelas Martell makin menjadi. Rasa hangat merasuki aliran darahnya, meningkatkan libido- nya. Desiran darah makin kuat, manakala hidung mancungnya menghirup aroma tubuh Hikari yang baru saja mandi. "Nuna,..... Kau tahu,.... sebenarnya aku mencintaimu!" akunya langsung. Membuat Hikari kaget dan menurunkan tangannya dari kening Chansung.

"Kau mabuk! Sebaiknya kau pulang naik taksi saja" Hikari mencium gelagat yang tidak bagus. Dia memilih berdiri, tapi Chansung cepat-cepat menariknya dengan kuat, hingga dia terduduk kembali.

"Aku belum selesai bicara," wajah Chansung terlihat memerah karna kesal. Ungkapan cintanya diabaikan begitu saja. Harga dirinya, sedikit terinjak.

"Aku minta maaf karna salah menawari mu Martell, tapi memang sebaiknya kamu pulang!" Hembusan nafas Chansung begitu kuat. Kuat pula cengkramannya pada kedua lengan Hikari yang dia lakukan secara tiba-tiba. Membuat yeoja berkulit putih itu tersentak kaget.

Chansung mencondongkan wajahnya, berusaha mencium Hikari. Hikari meronta serta memundurkan kepala, dan bibirnya dia katupkan rapat. "Mmpppp...." kepalanya menoleh kekanan dan ke kiri dengan cepat, terus berusaha menghindari bibir Chansung. Dia kumpulkan segala kekutannya, melepaskan diri dari cengkraman Chansung, dan ketika berhasil, dia segera bangkit kemudian berlari menuju pintu apartemen.

Namun Chansung lebih cepat. Namja bongsor itu menarik bagian belakang piyama Hikari, hingga yeoja itu tercekik oleh bagian leher piyamanya sendiri, memaksanya berhenti berlari. Chansung memutar paksa tubuh semampai Hikari untuk kembali menghadapnya. Kembali pula dia berusaha menciumnya. Hikari pun masih berusaha terus menghindar. Makin tertantanglah Chansung karna sikap Hikari. Didorongnya calon kakak iparnya itu hingga tersudut di tembok.

Love You So,.....HikariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang