Part #5

462 24 0
                                    

Mulmed : Avicii - Waiting for love (cover)

"A person who never made a mistake never tried anything new" - Albert Einstein

***

Ini nggak salah lagi, bungkusanku dengan bungkusan om itu pasti tertukar, karena kalau tidak salah, bungkusan om itu juga terjatuh. Sebenarnya yang salah aku juga, mengambilnya dengan cara asal tidak pakai lihat-lihat dulu.

Hah, kalau begini lenyaplah sudah sejutaku. Aku mau cari kemana om itu? Muncul sama ngilangnya aja tiba-tiba, udah kayak jelangkung aja itu om.

Aku menghela nafas pasrah sambil memotong bawang ya, setelah membersihkan dan menghias gazebo aku membantu mama memasak. mama yang melihat aku melamun itu langsung menepuk jidatku kuat. Baca ini 'kuat'. Aku melotot kearah mama dan dibalas dengan pelototan juga dari mama. Mama memang selalu menang.

"Mama mah, mainnya mukul Sakit ini!" rengekku kemudian menyentuh jidat lebar kayak lapangan sepak bola-nggakdeng- yang terkena tepukan mama tadi.

Mama dengan santainya berkata "salah sendiri, melamun kayak orang stress gitu. Kalau kesambet mama nggak mau nolongin! Biarin aja."

"Jahat banget maa"

"Emang, baru tau yaa.." tobatlah aku punya emak macam ini.

"Udah lanjutin potongnya" dengan kesal aku melanjutkan aksi memotong bawang ku yang sempat tertunda tadi.

Setelah selesai memasak, aku baru sadar kalau hari ini mama masak agak lebih. Apa ada temen mama atau papa yang datang?

"Ma, kok makananya banyak?" tanyaku. Mama yang sedang menata piring dimeja pun langsung menepuk jidatnya

"Ohiya, mama lupa kasih tau, kamu masih inget tante Wiwit nggak Rei?"

Tante Wiwit... Oh! Aku ingat. Tante Wiwit adalah sahabat mama dari jaman SMP, best friend gitu. Dan aku pernah bertemu dengannya sekali, pas dibutik.

"Tante Wiwit aku masih ingat kok ma, emang tante Wiwit yang mama undang?"

"Iya! Suaminya tante Wiwit, rekan bisnis papa dikantor. Dan kebetulah ulang tahunnya pas hari ini sama kayak papa." Jelas mama di akhiri dengan sekali tepukan tangan.

"Jadi hari ini kita bukan hanya ngerayain ultah papa dong"

"Yap, you're right" jawab mama lalu berlalu belum sempat empat langkah mama kembali mundur. "Kamu yakin mau pakai baju itu?" Otomatis aku mengalihkan pandanganku kepada pakaian yang ku kenakan. Menurutku sangatlah tidak cocok dengan acara malam nanti, karena aku hanya memakai jeans dan kemeja putih. Hah, sudah tau mau dinner, kenapa pula aku bisa mengambil pakaian ini didalam lemari?

"Yahh," keluhku memonyongkan bibir Lima centi

"Nyusahin aja deh kamu. Yaudah sini pakai baju mama aja" Ujar mama kemudian menarik tanganku menuju lantai dua lebih tepatnya kamar mama dan papa. Tuh! lihat, di saat seperti ini saja mama masih sempat-sempatnya meledekku. Kadang aku heran, aku ini sedang berbicara dengan seorang ibu atau dengan seorang teman.

"Hmm, coba deh yang ini. Kayaknya cuman ini yang cocok sama kamu. Ini baju mama pas kencan sama papa dulu. Masih mama simpen" ucap mama malu-malu nggak jelas. Aku tau sekarang mama sedang flashback tentang papa. Ck, dasar orang tua.

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang